Dira duduk di sebuah Kafe yang menghadap ke sebuah danau buatan, kelap- kelip lampu di pinggir danau memanjakan semua mata yang melihatnya.
Dira mengambil laptopnya. Bekerja dan sedikit memanjakan matanya membuat Dira merasa lebih baik. Sesak di dadanya sedikit berkurang.
Dua jam sesuai perjanjian dengan Maya, Dira pulang. Saat sampai di rumah, seorang perawat laki- laki sedang berbincang dengan Maya dan Wijaya.
Maya menatap Dira tidak berdaya, Dira tersenyum ramah.
"Aku akan pindahkan barangku ke atas mam," tanpa menunggu respon Maya, Dira sudah bergegas membawa barangnya yang tidak terlalu banyak, Dira memindahkannya ke kamar Kin dan Dira.
Dira membuka pintu menuju balkon, bersandar di tembok, menghirup udara malam. Dira duduk termenung sangat lama, sampai akhirnya Dira masuk ke dalam kamar.
Pintu yang menuju ke balkon di biarkan terbuka lebar, lampu kamar Dira redupkan. Dira duduk bersandar di tempat tidur dan menangis.