Kin dan Dira masuk ke kamar Ravindra. Mata Dira membulat saat mendengar Ravindra sedang mengoceh dan tertawa dengan Maya.
"Pangeran Mommy..." Dira mendekat, lalu mencium pipi kanan dan Kiri Vindra, panggilan Ravindra.
Vindra tersenyum menggemaskan. Baru saja berusia tiga bulan, ketampanannya tidak dapat di sangkal. Bermata coklat, Alis tebal dan rambut tebal kecoklatan juga, hidungnya mancung dan warna bibirnya seperti strawberry matang.
"Kin, lihat Vindra! Semakin hari semakin tampan, aku semakin jatuh hati kepadanya," Dira menatap Kin meminta pendapatnya.
"Tentu saja perpaduan kita Beb, aku yakin semua perempuan tidak akan ada yang menolak kehadirannya." Jawab Kin bangga.
"Aku yang akan susah menyeleksinya, satu kamu aja susah aku menjaganya, apalagi dua dengan Vindra." Dira meringis. Membayangkannya saja kepalanya mulai berputar.
"Aku sudah tidak termasuk Beb, hatiku sudah terkunci, kuncinya atas nama Anindira." Gombal Kin sambil mengecup pipi Dira.