Tatapan mesum dan mengejek serta gelak tawa tidak terkendali terdengar kembali, melihat tubuh ramping dan terlihat rapuh, sangat tidak mungkin bisa mengalahkan mereka. Jangankan semua, satu orang saja tidak masuk akal jika terkalahkan, itulah pemikiran mereka. Dengan percaya diri salah satu dari mereka maju, hendak menyentuh pipinya.
Krak! Bukkk!
Suara tulang patah terdengar sangat jelas. Pria itu meringis menahan sakit, matanya menatap tidak percaya dirinya sudah duduk di tanah tanpa sadar dengan rasa sakit luar biasa di tangannya. Mata yang sebelumnya garang dan mengejek, berubah menjadi layu dan takut.
Semua mata yang lainnya juga melotot tidak percaya. Dengan wajah seimut dan tangan yang sangat kecil bisa mematahkan tangannya yang tiga kali lebih besar dari tangan milik temannya dengan sangat mudah.
