Dira sudah berganti baju, di gendong kembali oleh Jo, lalu Nida memberikan sedikit sentuhan bedak di pipi Dira.
"Sudah siap?" Tanya Jo, Dira mengangguk.
Jo mendorong Dira menggunakan kursi roda menuju ruang baby, mereka hanya melihatnya dari kaca, Bayi sangat mungil berada di dalamnya alat- alat medis menempel di tubuhnya tapi tidak mengurangi aura ketampanannya. Baby yang harusnya lahir dua bulan lagi, terpaksa dilahirkan karena keadaan yang memaksanya.
"Ma'af! Mommy minta ma'af sayang, karena mommy kamu seperti ini." Lirihnya. Dengan suara serak karena pita suaranya belum sepenuhnya pulih.
Air matanya yang sedari tadi sudah menggenang di pelupuk matanya, jatuh membasahi kedua pipinya.
Jo berjongkok dan memeluk tubuh Dira yang rapuh, "Ada aku, banyak yang peduli selain dia. Aku juga punya banyak cinta untukmu dan untuk Ravindra, ada Mama, Papa, juga Nida sahabatmu. Jangan bersedih!"