"Yesss! Yuhuuuu..." Dini berteriak sambil mengacungkan tangannya satu ke atas, mengekspresikan kegembiraannya. Bagaimana tidak gembira kalau misinya berhasil dengan mulus.
Lain dengan Dira yang melotot ke arah Dini, merasa menyesal karena tidak mengerjai sahabatnya itu, "Jadi, semua ada imbalannya?" tanya Dira dengan bibir mengerucut.
"Tentu saja Boss, dia menjengkelkan. Kalau tidak ada imbalannya mana mau aku, sangat merepotkan." Dini sangat jujur.
"Sayang sekali tadi aku tidak menyulitkanmu." Kini Dira yang cemberut.
"Selamat..." Dini terkekeh sambil mengelus dadanya.
Jika Dira tahu dari awal, pasti dirinya habis di kerjai Boss cantiknya yang usil.
Bukk!
Tangan Dini menjadi sasaran tas Dira...
"Aww... Sakit Boss..." pekik Dini.
Dini meringis mengusap tangannya yang lumayan linu.
Dira mencebik, lalu turun dari mobil dan melambaikan tanganya.
"Boss tidak mengajakku nge teh dulu?" Dini mengedipkan sebelah matanya.
"Males..." jawab Dira.
"Pelit!" Teriak Dini.