Layinah datang dengan membawa segelas air mineral. Dia hampir kelepasan ketawa melihat ekspresi Gita yang sangat lucu, membuat siapa saja yang melihatnya ketawa ngakak.
"Kenapa sih, Inn?" tanya Gita menaikkan satu alis.
"Lu, salah paham, Git, tadi bukan penjahat melainkan suara TV." Layinah menujuk TV yang ada di ruang santai. "Mas, sih, nyalain TV nya kencang banget." omel Layinah.
Gita melongo. "H-hah, jadi tadi?..." Lutfi datang lalu merangkul Layinah. "Iya, Dek, tadi cuman suara TV kok," Lutfi mengaruk kepala.
Gita melotot tak percaya. Hampir saja tadi dirinya mau laporan sama polisi eh ternyata itu hanya suara TV yang volumenya sengaja di kencang kan oleh Lutfi.
"Santai aja kali, Dek, kayak enggak pernah nonton TV aja,"
Emosi Gita rasanya di puncak ubun-ubun dengan santainya Abang bertingkah seperti tidak terjadi apa-apa. Eh emang enggak apa-apa juga sih.
"Iya, udah, iya." Gita lebih memilih mengalah karena masih ada yang lebih penting dari sekedar TV.