Sakit! Satu kata yang menggambarkan perasaan hati Gita saat ini. Mungkin benar dia harus mencari sosok yang bisa disebut dengan rumah.
Gita memang enggak sendirian di sini ada Mamah, Papah, Abang Lutfi dan Layinah namun dirinya butuh sosok yang bisa menjadi sandaran hatinya.
Gita juga enggak menyangka kalau Abangnya masih peduli akan dirinya. Dia kira setelah Abangnya menikah, enggak mau lagi dengar cerita recehnya, ternyata dugaan itu salah.
"Cerita sama Abang, ini masih Abangmu loh." paksa Lutfi. Gita tersenyum bahagia sampai enggak sadar air mata menetes di pipinya. "Makasih ya, Bang, Inn. Kalian masih mau jadi pendengar setiaku." Gita menangis sesenggukan, Lutfi dan Layinah kompak merangkul Gita secara bersamaan.
"Heh kamu ini bicara apa sih, Dek, temtu dong kita mau mendengarkan cerita kamu." Layinah mengusap air mata Gita.