Manusia tempatnya salah dan khilaf. Gita pun juga tidak mengelak akan hal itu. Seperti sekarang dia sedang meminta jawaban atas apa yang dialaminya saat ini.
Gita terpaksa harus bangun dari tidur yang agak nyenyak karena suara alarm. Gita sampai lupa niatnya bangun di jam dua pagi, segera dia berjalan menuju kamar mandi untuk wudlu.
Ceklek! Pintu kamar mandinya terbuka, keluarlah Gita dari dalam sana. Lalu menggelar sajadah dan memakai mukena yang putih bersih tetapi hatinya enggak seputih itu.
Di sepertiga malamnya Gita meminta dan berserah diri. Gita enggak mau salah langkah dalam mengambil keputusan. Sama halnya dengan yang dilakukan oleh Layinah sahabatnya yang meminta akan jodoh yang terbaik.
Perempuan memang boleh memilih namun harus ada alasannya kenapa dia milih orang itu sebagai pendamping hidupnya.
Gita juga enggak mau asal pilih dan comot. Ini soal pendamping hidup yang akan mengarungi bahtera kehidupan bersama dan dalam kurung waktu yang tidak bisa ditentukan.