Alhamdulillah akhirnya payung berhasil Dimas temukan. Memang ya benda kecil-kecil cabai rawit ini sukanya menghilang di tempat yang sangat sulit untuk di jangkau, untungnya tangan Dimas cukup panjang jadi bisa menjangkau barang sampai pojok.
"Ini, Bun payungnya sudah ketemu." Dimas membawa payung di tangan kanannya.
"Makasih ya, Dek." Bunda lalu mengambil payung itu dan di pakai menuju rumah temannya.
Dimas melihat rumah mempelai perempuan terlihat lumayan besar, tetapi kenapa lebih memilih pesta pernikahan yang sederhana. Rumahnya tampak asri banyak sekali tanaman hias yang membuatnya menjadi sejuk. Satu kata yang di ucapkan Dimas untuk arsitek rumah ini adalah "amazing".
Bunda menepuk dahi. "Ayo, Dek, jangan melamun terus,"
Saat Bunda melihat anaknya terbengong di tempat dengan cekatan Bunda menarik tangan Dimas.
"E-eh iya, Bun."