***
Pov Lutfi
Sejak kejadian beberapa jam yang lalu gue sengaja mengurung diri di ruang kerja, pamit undur diri dengan Layinah bukan beraksud menghindar tapi ingin mendapat kententraman hati sejenak. Gue tahu apa yang sekarang gue lakukan itu salah engga baik mendiamkan istri tapi ya untunglah Layinah mengerti.
Sudah dua puluh menit gue berada disini lebih baik sekarang keluar lalu shalat sunnah. Kasihan juga sama Layinah yang gue diamkan dari tadi, ini weekend harusnya kita seneng-seneng tapi malah seperti ini, mana nanti malem harus menghadiri acara lamarannya Aka.
Setelah shalat dhuha gue mencari keberadaan Layinah, pasti dia bersembunyi di kamar kita dengan segala kesedihan yang tadi gue buat.
"Yang... maafin Mas ya." Layinah tidur menghadap ke kanan dengan sesekali badannya bergetar pasti dia nangis.
"Mas, jangan kayak gitu lagi ya aku takut." Layinah berlari memelukku dengan erat.