Chereads / Behind The Scene (JJK-JEB) / Chapter 15 - 14. Too Hurt

Chapter 15 - 14. Too Hurt

Jungkook benar-benar pergi begitu saja tanpa menawari Eunha pulang bersama, tidak biasanya lelaki itu bersikap begitu. Jungkook kan terlalu protektif pada Eunha, tapi hari ini lelaki itu nampak berbeda. Eunha jadi uring-uringan, wanita itu mendengus sebal. Eunha langsung teringat sesuatu, jangan-jangan malam ini Jungkook akan berkencan dengan Chaeyon.

"Omooo...". Pekik Eunha kemudian buru-buru mengecek ponselnya. Dan benar saja, ada satu pesan masuk dari Chaeyon.

From: Jung Chae

Eunha-yaa ^^

Malam ini aku akan berkencan dengan Jungkook!!!

Ottokhae? Aku sangat gugup😱

Semoga kencan kalian sukses ^^

"Huft!". Eunha mendengus kemudian memasukan ponselnya kembali kedalam tas. Jadi benar ya? Astaga kenapa ia malah sedih? Bukankah ia yang gencar menjodohkan mereka? Eunha mengacak rambutnya dengan frustrasi. Se Kyung yang tidak sengaja melihat tingkah aneh Eunha-pun langsung mendekatinya.

"Wae? Wajahmu terlihat suram. Dimana Jungkook?". Tanya Se Kyung mempertanyakan keberadaan Jungkook. Maklum Eunha dan Jungkook kan bagaikan belahan jiwa yang tak terpisahkan. Jadi aneh saja saat melihat Eunha tanpa sosok Jungkook-nya.

"Sedang berkencan". Sahut Eunha cepat. Se Kyung terlihat heboh, gadis itu langsung duduk disamping Eunha.

"Jinjja? Dengan siapa? Apa kau tidak cemburu?". Tanya Se Kyung bertubi-tubi. Eunha menatap kearah Se Kyung dengan sebal.

"Apa alasanku untuk merasa cemburu jika aku yang mencarikan teman kencan untuk Jungkook". Sahut Eunha namun terdengar sendu. Gara-gara rasa gengsi yang setinggi gunung Himalaya ini membuat dirinya tersiksa sendiri. Iya Eunha akui jika dirinya cemburu, Huft! Puas kau para pembaca?! Hah!

"Paboya! Meski kau menyangkalnya berkali-kali, tapi mata itu tidak bisa bohong. Kau itu menyukainya. Tapi mau bagaimana lagi, sudah terlanjur. Jungkook juga sudah punya teman kencan". Eunha menatap Se Kyung dengan wajah memelas. Kenapa penyesalan selalu datang diakhir? Ya karena kalau ditengah namanya toping.

"Ottokhae? Eonnie bantulah aku huhu". Rengek Eunha. Se Kyung berdecak sebal, benar kata So Hee jika Eunha ini pemikirannya super labil. Gadis itu geleng-geleng kepala, untuk gadis sematang dirinya tingkah Eunha ini begitu kekanakan.

"Baiklah, apa yang bisa ku bantu". Sahut Se Kyung kemudian.

Hal terkonyol yang tidak pernah Se Kyung lakukan seumur hidupnya adalah; membuntuti orang yang tengah berkencan. Dan malam ini gadis itu terpaksa melakukannya karena rengekan Eunha. Astaga Eunha ini, sudah dirinya yang meminta Jungkook kencan dirinya juga yang membuntutinya. Eunha berteriak heboh sambil menunjuk-nunjuk mobil Jungkook. Lelaki itu sepertinya hendak menjemput Chaeyon di gedung agensi.

"Aigo... lihatlah Jungkook sangat manis". Bisik Se Kyung saat melihat Jungkook membukakan pintu mobil untuk Chaeyon.

"Aku juga pernah dibegitukan!". Sahut Eunha dengan sewot. Se Kyung menahan tawanya, dasar wanita bergengsi besar. Begitu batin Se Kyung.

"Eonnie palliwa! Mereka sudah mulai jauh!". Kata Eunha tidak sabaran. Se Kyung-pun menambah kecepatan mobilnya agar bisa menyusul mobil Jungkook.

Sementara itu didalam mobil Jungkook, hanya keheningan yang ada. Jungkook nampak biasa saja karena tidak tertarik dengan Chaeyon. Sedangkan Chaeyon dibuat gugup hingga tidak sanggup mengeluarkan suara sepatah katapun. Gadis itu terus saja mencuri-curi pandang kearah Jungkook. Jungkook bahkan sampai menyadarinya, lelaki itu sempat dibuat risih.

"Kau temannya Mingyu?". Tanya Jungkook tiba-tiba.

"Eh? Ne". Jungkook tersenyum kecil melihat Chaeyon yang terlihat canggung. Ia akui jika gadis disebelah-nya cantik sekali, tapi sayang hati lelaki itu sudah terkunci oleh sosok gadis mungil dan imut yang tengah membuntutinya. Jungkook menahan tawa sembari menatap kearah kaca spion. Lelaki itu tahu jika Eunha sedang membuntutinya karena diam-diam Se Kyung memberi tahu semuanya. Biarkan saja, Jungkook akan membuat Eunha mengakui rasa cemburunya.

"Santai saja, kita kan teman satu Line. Kau teman baik Eunha juga kan?". Tanya Jungkook lagi. Chaeyon mengangguk mengiyakan, gadis itu sebetulnya merasa tidak nyaman berkencan dengan Jungkook seperti ini mengingat jika lelaki itu adalah mantan pacar Eunha.

"Oh iya soal Eunha. Apa tidak masalah jika kita berkencan sementara...".

"Tolong jangan sebut ini kencan, aku juga mau pergi dengan-mu karena permintaan Eunha". Sahut Jungkook cepat. Ia tidak perlu berbasa-basi, Jungkook tidak mau membuat Chaeyon salah paham. Karena sesungguhnya lelaki itu tidak tertarik dengan Chaeyon.

"Nde?". Tanya Chaeyon tidak mengerti.

"Maaf Chaeyon aku sama sekali tidak tertarik pada-mu, bagiku Eunha adalah segalanya. Tapi jika kau tidak keberatan, apa kau mau membantuku?". Jungkook gamblang sekali mengatakannya sampai tidak memikirkan bagaimana perasaan Chaeyon yang sudah berharap pada Jungkook.

--000--

"Kenapa mereka malah ke apartemen Jungkook?". Tanya Eunha sambil membulatkan matanya. Wanita itu kaget saat Jungkook mengarahkan mobilnya masuk kedalam basemant. Eunha jadi tidak fokus, pikiran wanita itu sudah kemana-mana.

"Omoo... Jungkook tipe yang agresif ya. Ia langsung mengajak seorang gadis ke apartemen meski baru sekali berkencan". Komentar Se Kyung yang sengaja memarkirkan mobilnya agak jauh dari mobil Jungkook. Eunha diam saja, mata wanita itu berkaca-kaca saat melihat Jungkook merangkul Chaeyon masuk kedalam apartemen.

"Eonnie, ayo kita pulang". Kata Eunha dengan suara seraknya. Se Kyung menoleh kearah Eunha dan kaget melihat wajah wanita itu yang sudah basah oleh air mata.

"Ya! Kenapa kau menangis? Bukankah ini yang kau mau eoh? Jungkook berkencan dengan gadis lain?". Se Kyung mengusap bahu Eunha namun wanita itu malah semakin terisak.

"Aku memang memintanya untuk berkencan. Tapi bukan berarti sampai sejauh ini". Sahut Eunha dengan suara parau. Se Kyung menghembuskan nafas lelah.

"Mau sejauh apapun mereka berhubungan, itu hak mereka. Kajja kita pulang saja, setidaknya kencan mereka sukses karena berakhir di apartemen". Se Kyung akhirnya mengantar Eunha pulang ke dorm. Meski disepanjang perjalanan Eunha hanya diam seperti patung, tapi Se Kyung cukup terhibur dengan wajah lucu Eunha yang tengah menangis.

Sesampainya di depan gedung apartemen, Eunha mengulas senyum tipis kearah Se Kyung dan tak lupa mengucapkan terima kasih karena telah diantar pulang.

"Hapuslah air matamu itu. Jangan sampai dispatch membuat rumor-rumor aneh". Canda Se Kyung membuat Eunha terkekeh geli kemudian memakai masker-nya. Wanita itu melambai kearah Se Kyung dan bergegas masuk kedalam apartemen. Se Kyung terkekeh kemudian mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.

"Target sudah sampai dengan selamat". Ujar Se Kyung yang dibalas kekehan orang diseberang sana.

Jungkook geleng-geleng kepala begitu mendengar cerita Se Kyung tentang Eunha yang menangis gara-gara ia mengajak Chaeyon ke apartemen. Jungkook memang sengaja melakukannya untuk menyadarkan Eunha jika sesungguhnya wanita itu sangat tidak rela melihat dirinya bersama yang lain.

"Kau sangat mencintai Eunha, sampai-sampai tidak mau membuka hati untuk orang lain". Komentar Chaeyon. Jungkook tersenyum tipis sebelum menjawab pertanyaan gadis itu.

"Heum, bagiku jatuh cinta hanya satu kali. Dan sayangnya wanita bergengsi besar seperti Eunha-lah yang membuatku jatuh cinta". Jungkook dan Chaeyon terkekeh. Chaeyon juga mengakui itu, keduanya justru jadi asyik membicarakan sikap konyol dan keunikan dari Jung Eunha.

--000--

Eunha masuk kedalam dorm dengan gontai, Sowon yang sudah siap mencermahi wanita itu-pun jadi urung. Biasanya Eunha akan terlihat ceria setelah pulang syuting, tapi malam ini nampak berbeda.

"Eunha-yaa kemana saja semalam-an tidak pulang? Kami mencemaskan-mu". Tanya Sowon hati-hati. Eunha menghembuskan nafas berat kemudian melepas maskernya.

"Mianhae Eonnie, aku menginap di apartemen Jungkook". Jawab Eunha dengan jujur.

"Apa? Tapi tidak terjadi sesuatu kan?". Tanya Sowon takut-takut. Gadis itu juga melirik kearah leher Eunha. Tidak ada kiss-mark, berarti aman.

"Anni, kalau mau mengomeli-ku besok saja ya. Aku sedang badmood hari ini". Sahut Eunha dengan lesu kemudian melenggang begitu saja dan masuk kedalam kamar. Sowon menatap Eunha dengan tatapan aneh.

"Ada apa dengan anak itu?". Gumam Sowon bertanya-tanya. Mungkinkah ada masalah di lokasi syuting?

Eunha langsung menjatuhkan tubuhnya keatas kasur bak tak bertenaga. Kepalanya mendadak pening karena memikirkan Jungkook dan Chaeyon yang tengah melakukan...

"Andwe! Itu tidak boleh terjadi! Lihat saja aku akan memotong burung Jungkook jika berani masuk kedalam kandang Chaeyon!". Teriak Eunha tidak jelas sambil meninju-ninju udara.

"Burung siapa yang masuk kandang Eonnie?!". Sahut Sin B dari kamarnya. Eunha reflek memukul mulutnya sendiri yang bicara tanpa rem.

"Oh? Itu... itu burung Sejin Managernim". Kata Eunha asal. Terdengar suara deheman dari Sin B, dan setelahnya gadis itu tidak menyahuti lagi. Eunha menghembuskan nafas lega karenanya.

Daripada stress, Eunha memilih mengubur seluruh tubuhnya dengan selimut. Wanita itu harus berfikir positif, sepertinya tidak mungkin Jungkook akan melakukannya secepat itu dengan Chaeyon. Dengannya saja dulu Jungkook baru berani menyentuh setelah dua bulan berkencan.

Sementara itu, Jungkook berdiri di depan apartemen dorm Gfriend dengan sebuket bunga dan makanan. Beruntung keadaan sepi hingga lelaki itu tidak merasa khawatir berdiri disana dalam waktu yang lumayan lama. Jungkook tahu pasti Eunha sedang sedih dan terpukul saat ini, untuk itulah lelaki itu ingin menjelaskan kesalahpahaman hari ini. Lelaki itu merogoh saku celananya dan mencoba menghubungi Eunha.

Eunha yang baru lima menit memejamkan mata dibuat sebal dengan suara dering ponselnya. Wanita itu menyambar ponselnya dengan kasar dan langsung mengangkat panggilan-nya tanpa melihat nama si penelepon.

"Yeobseo?". Sapa wanita itu dengan suara lemah.

"Keluarlah". Eunha membulatkan matanya.

"Nde?!".

"Keluarlah Jung Eunha, aku sudah ada didepan apartemen!". Eunha meneguk ludahnya susah payah, suara yang familiar. Wanita itu buru-buru mengecek ponselnya untuk melihat nama yang menelponnya.

My ex-boyfriend

Shit!!!

"Palliwa! Aku sudah kedinginan!".

Pip!

Jungkook mematikan sambungan telepon secara sepihak. Eunha mengumpat dalam hati. Wanita itu langsung menyambar jaket-nya dan mau tak mau turun kelantai bawah untuk menemui Jungkook.

Jungkook menyandarkan tubuhnya di mobil sambil bersiul asal. Senyum-nya mengembang kala melihat sosok wanita yang ia tunggu-tunggu akhirnya keluar juga. Eunha berhenti tepat didepan Jungkook sambil bersedekap dada.

"Kenapa datang tiba-tiba?!". Tanya Eunha dengan sewot. Jungkook mengulum bibirnya, menahan tawa. Astaga lucu sekali jika Eunha sedang marah.

"Aku datang untuk ini, taraaaa...". Sahut Jungkook sambil mengangkat kotak makanan yang ia bawa. Eunha langsung merebut kotak makanan itu dengan cepat, wanita itu sampai belum makan gara-gara sibuk membuntuti Jungkook tadi.

"Gomawo! Aku pasti akan memakan ini sampai habis. Sendirian!". Ucap Eunha sambil menekankan kata sendirian. Jungkook terkekeh kemudian mengacak rambut Eunha dengan gemas.

"Masuklah kedalam mobil. Ada yang ingin aku bicarakan". Eunha menurut saja karena sudah diberi makanan. Wanita itu masuk kedalam mobil Jungkook. Setelah keduanya sudah sama-sama berada di dalam mobil, suasana mendadak sunyi. Eunha ingin menanyakan perihal kencan Jungkook dengan Chaeyon, tapi wanita itu malu.

"Apa kau tidak ingin bertanya soal kencanku malam ini?". Tanya Jungkook memecah keheningan. Eunha menoleh kearah Jungkook. Wanita itu terlihat gugup, tidak mungkin ia mengaku sudah tahu semuanya karena diam-diam menguntit.

"Ah? Majja. Bagaimana kencan-nya hari ini. Apa sukses?". Tanya Eunha pura-pura terlihat antusias.

"Heum ya begitulah. Tapi kau tahu, ada yang membuatku bertanya-tanya". Kata Jungkook sembari menatap Eunha dengan serius.

"Apa?". Tanya Eunha penasaran.

"Sebenarnya dia itu sempit atau longgar? Astaga aku tidak bisa mendeskripsikannya". Eunha menganga mendengar perkataan Jungkook. Heol! Apa-apaan itu?!

"Jadi kalian melakukannya?!". Tanya Eunha dengan mata membulat penuh. Jungkook mendekatkan wajahnya ke wajah Eunha.

"Jika aku sudah melakukannya, aku tidak akan bertanya apakah dia sempit atau longgar". Eunha reflek menghembuskan nafas lega. Sementara Jungkook dibuat terkekeh.

"Tidak ada yang sesempit dirimu, unchhh". Ledek Jungkook membuat Eunha menabok lengan lelaki itu dengan sebal.

"Ya! Dasar Serigala!". Omel Eunha. Jungkook mengulas senyum kemudian menarik tangan Eunha dengan lembut.

"Mianhae Eunha-yaa, kencan kami gagal". Eunha menatap mata Jungkook serius, entah kenapa wanita itu justru bersorak di dalam hati.

"Heum, aku juga yang terlalu memaksa". Sahut Eunha kemudian menunduk. Jungkook mengangkat dagu Eunha perlahan hingga mata mereka saling bertatapan.

"Itu artinya kau sekarang milikku kan?". Tanya Jungkook dengan lembut. Eunha mendadak gugup, darahnya serasa berdesir begitu mendengar suara berat lelaki itu.

"Haruskah secepat itu? Aku...". Jungkook meletakkan jarinya ke bibir Eunha.

"Aku tidak mau mendengar apapun, mulai malam ini kau menjadi milikku lagi". Putus Jungkook seenaknya.

"Tapi aku tidak ingin terikat". Kata Eunha tiba-tiba.

"Maksudnya?".

"Kau boleh memiliki ku, semuanya milikmu. Tapi tanpa status, cukup kau dan aku saling memiliki!". Jungkook menghembuskan nafasnya malas.

"Terserah sajalah, yeoja memang aneh!". Gerutu Jungkook yang nampak sebal. Lelaki itu melempar buket bunga yang tadinya hendak ia gunakan untuk melamar Eunha. Iya melamar, tapi begitu mendengar perkataan Eunha tidak jadi.

"Neomu yeppuda. Gomawo Heum?". Eunha mencubit pipi Jungkook dengan gemas kemudian mencium bunga yang diberikan Jungkook. Jungkook sadar, memiliki Eunha sepenuhnya memang butuh waktu. Pelan-pelan untuk bisa meyakinkan wanita itu. Jungkook mengusap kepala Eunha dengan lembut sebelum berceletuk iseng.

"Na-yaa apa kau tahu, ternyata jaman sekarang penguntit itu cantik-cantik ya". Sindir Jungkook. Eunha reflek menoleh kearah Jungkook yang terlihat menahan tawa.

"Ya! Apa kau sedang meledekku!". Omel Eunha sembari memukul-mukul Jungkook dengan buket bunga tanpa ampun.

"Haha! Ya! Aku membeli bunga itu dengan harga yang mahal!".

"Siapa yang peduli! Bukankah kau kaya raya? Kau bisa membeli segalanya!".

"Tentu saja, bahkan membeli-mu pun aku sanggup".

"YA! JEON JUNGKOOK! MATI KAU MALAM INI!!!!".

--000--