Chereads / Behind The Scene (JJK-JEB) / Chapter 8 - 7. Coffe Truk

Chapter 8 - 7. Coffe Truk

Setelah menyelesaikan pemotretan, Jungkook dan Eunha langsung menuju ke lokasi syuting. Lokasi syuting mereka saat ini berada di sebuah bangunan rumah bergaya Yunani kuno. Tempat tersebutlah yang akan menjadi rumah kedua mereka selama beberapa bulan ke depan. Eunha dan Jungkook berpisah ruangan, Eunha yang harus mendapat riasan untuk take adegan dan Jungkook yang take adegan ditampat lain.

Jungkook akan melakukan take saat diterima menjadi anggota baru JSS. Stylish dan make-up artis sibuk merapikan penampilan Jungkook, sementara lelaki itu memahami script dibantu oleh director dialog. Jingo yang baru saja dari toilet menyapa Jungkook dengan cara menepuk pundak lelaki itu.

"Bagaimana pemotretannya?". Tanya Jingo sambil membaca script-nya. Jungkook memajukan bibirnya mencoba mencari kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan Jingo. Kalau ia menjawab sangat menikmati sesi foto tadi, apa tidak berlebihan?

"Heum, lancar saja. Kami bersikap profesional". Sahut Jungkook kemudian. Jingo terkekeh sambil menganggukan kepalanya, profesional ya? Kalau melakukan adegan panas  dengan Eunha sih Jingo yakin Jungkook seratus persen menikmati-nya.

"Apa Eunha masih kaku? So Hee Noona ribut sekali setelah pulang dari pemotretan. Dia bilang jika Eunha merepotkan dan manja". Cerita Jingo membuat Jungkook menghembuskan nafasnya. Lelaki itu tidak habis pikir jika So Hee sangat julid, julid-nya pun tidak tanggung-tanggung bahkan sampai menceritakan ke pemain yang lain.

"Wajar saja kan jika Eunha masih kaku? Ini pengalamannya melakukan adegan dewasa di drama apalagi tubuhnya juga ter-ekspos meski hanya punggung-nya saja". Bela Jungkook yang diangguki oleh Jingo. Make up artis dan stylish hanya menyimak obrolan dua lelaki itu. Hingga Wooseok datang dan meminta keduanya untuk bersiap-siap untuk memulai syuting.

"Sijin membawa Taehe ke hadapan Dayong dan memberi tahu jika Taehe adalah orang yang sangat cocok untuk menjadi pengawal pribadi Hyerin. Taehe memiliki kemampuan hebat dalam berkelahi dan mengelabui lawan...". Wooseok terus mengarahkan artisnya dan menjelaskan scene yang akan diambil siang ini.

"Pistol, walkie-takie, headset model FBI. Daeyong menyerahkan alat-alat tersebut untuk menunjang pekerjaan Taehe dalam menjaga Hyerin. Dan tanyakan Nick-name nya". Lanjut Wooseok membuat ketiganya mengangguk.

"Nick-name? Apa yang kalian pakai untuk Nick-name?". Tanya Jungkook pada Jingo dan Dongwook sambil memainkan walkie-takie yang ada ditangannya.

"Bos besar tentu saja menggunakan nama Tiger". Sahut Dongwook dengan bangga, Jungkook dan Jingo bersorak untuk lelaki itu.

"Agar keren aku menggunakan nama Wolf. Kau! Pikirkan apa Nick-name mu". Kata Jingo pada Jungkook. Jungkook bergumam sambil mengusap dagunya, tengah memikirkan nama yang keren.

"Rabbit. Bunny terlalu imut jadi aku menggunakan nama Rabbit". Sahut Jungkook yang disetujui oleh Wooseok, Rabbit Nick-name yang keren.

"Keren, kalau begitu mari kita mulai syutingnya". Kata Wooseok yang sudah siap ditempatnya. Staf juga sudah menyiapkan set dan tata cahaya sebaik mungkin.

"Stand by!". Jungkook dan Jingo berdiri di depan Dongwook yang tengah duduk di meja kerjanya.

"Camera...Roll..Action!".

"Saya datang membawa pengawal yang anda minta tuan". Kata Jingo pada Dongwook yang tengah menelisik penampilan Jungkook. Sementara itu Jungkook yang menjadi Kim Taehe si pemuda kaku hanya diam menatap lurus ke depan dengan mata tajamnya.

"Siapa nama-mu?". Tanya Dongwook dengan suara tegas.

"Kim Taehe imnida". Sahut Jungkook tak kalah tegas. Wooseok mengamati monitor dengan serius, melihat setiap garis wajah para pemain yang tengah beradu akting di depannya.

"Aku yakin pilihanmu tidak pernah mengecewakan-ku Yo Sijin. Mulai hari ini kau akan menjadi pengawal pribadi putriku, Jung Hyerin. Ini semua peralatan untuk membantu pekerjaanmu". Kata Dongwook sambil meletakkan pistol, walkie takie, serta headset keatas meja.

"Ne, Kamsahamnida". Kata Jungkook dengan wajah-nya yang datar sambil membungkuk kecil.

"Nick-name? Semua pegawai JSS harus memiliki Nick-name". Kata Dongwook.

"Rabbit. Aku akan menggunakan nama Rabbit". Sahut Jungkook cepat yang membuat Dongwook menganggukan kepalanya.

"Rabbit selamat bergabung di JSS".

"Cut!". Teriak Wooseok sambil bertepuk tangan. Hebat, mereka menyelesaikan scene dalam sekali take.

"Kita break sebentar sebelum lanjut ke take berikutnya". Kata Wooseok membuat ketiga-nya memilih untuk mengobrol sambil memakan macaron yang diberikan So Hee tadi.

"So Hee memberikan ini pada Eunha?". Tanya Dongwook tidak percaya saat Jungkook menceritakan saat ditempat pemotretan tadi.

"Yang benar saja, lihatlah So Hee jika beradu akting dengan Eunha seperti dari hati sekali". Kata Dongwook lagi sambil menunjuk Eunha dan So Hee yang tengah melakukan take dengan dagunya. Jungkook mengamati dengan serius akting keduanya, lelaki itu khawatir jika So Hee akan menyakiti Eunha sungguhan.

"Dimana pengawal yang waktu itu di rumah sakit?". Tanya So Hee sambil mengamati keadaan rumah dengan tidak sopannya. Sementara itu Eunha yang masih terlihat lemas hanya mengamati tingkah bar-bar So Hee.

"Ahra Eonnie, ku kira kau kemari untuk menjenguk-ku". Kata Eunha yang membuat So Hee berdiri didepan wanita itu sambil bersedekap dada. Tatapan So Hee memang benar-benar memancarkan kebencian, bahkan semua yang melihat adegan tersebut dibuat bungkam.

"Jung Hyerin kau memang masih terlalu naif. Sejak kapan hubungan kita baik-baik saja? Aku hanya ingin mencari pengawalmu itu, dimana dia?!". Tanya So Hee lagi dengan tidak sabaran.

"Wae? Kenapa kau sangat ingin bertemu dengannya?".

"Karena dia akan menjadi milikku". Sahut So Hee enteng yang membuat Eunha tidak terima.

"Andwe! Jungkook hanya milikku!". Teriak Eunha tanpa sadar.

"Cut!". Kata Wooseok sambil terkekeh. Staf dan artis lain juga dibuat terkekeh dengan tingkah Eunha. Sementara itu Eunha menutup mulutnya dengan telapak tangan sambil membungkuk beberapa kali.

"Mianhae". Cicit Eunha. Dongwook dan Jingo menggoda Jungkook dengan cara menyenggol-nyenggol tubuh lelaki itu.

"Jungkook tidak akan ku ambil anak kelinci". Kata So Hee sambil geleng-geleng kepala.

"Tenang Eunha, Kim Taehe hanya untuk Jung Hyerin". Ledek Wooseok membuat wajah Eunha semakin memerah.

"Tidak perlu khawatir sayang, bahkan aku-pun tidak bisa berpaling darimu". Celetuk Jungkook yang membuat suasana semakin ramai. Lelaki itu cengengesan saat dijitak kepalanya oleh Jingo dan Dongwook. Eunha mengulum senyum tipis, malu sekali tapi senang juga saat Jungkook berkata seperti itu.

--000--

Eunha dikejutkan dengan sebuah truk kopi yang terparkir tepat di depan lokasi syuting. Wanita itu semakin kaget saat banner besar bertuliskan 'Semangat syuting-nya Eunha yang cantik, ini truk kopi dari Kim Mingyu tampan. Boleh dibagi-bagi kecuali pada seseorang yang bernama Jeon Jungkook!' Terpampang nyata di atasnya. Para staf yang melihat tersenyum geli saat membaca pesan konyol dari Kim Mingyu. Belum lagi semua cup kopi ditempeli foto Selfi dirinya dan Mingyu.

"Loh aku cari ternyata kau disini". Kata Jungkook sambil mengecup pipi Eunha. Para staf sudah tidak heran saat melihat kemesraan dua sejoli itu. Mereka berfikir jika itu hanya sekedar untuk membangun caemistry saja.

"Lihatlah, Mingyu itu baik sekali". Kata Eunha sambil menunjuk truk kopi yang ada didepannya. Jungkook yang baru menyadari ada truk kopi didepannya-pun sedikit terkejut. Tumben Mingyu baik mau mengirimkan truk kopi untuknya, begitu batin Jungkook.

"Tumben dia baik hati mengirimiku truk kopi. Aku harus menghubunginya dan mengucapkan Terimakasih". Kata Jungkook yang terlihat tersanjung karena mengira jika truk kopi yang dikirimkan Mingyu itu untuknya.

"Tapi dia mengirim truk kopi itu untukku". Sahut Eunha sembari menahan tangan Jungkook yang hendak masuk kedalam untuk mengambil ponsel.

"Nde?". Tanya Jungkook bingung.

"Untuk Eunha yang cantik". Kata Eunha sambil menunjuk-nunjuk stiker yang bertuliskan Eunha cantik. Jungkook melongo dibuatnya, sejak kapan Mingyu dekat dengan Eunha bahkan sampai mengirimkan truk kopi segala.

"Ya! Kok dia bisa mengirimi-mu truk kopi?! Kenapa dia perhatian denganmu?!". Jungkook mulai protes dan mengacak-acak truk kopi yang dikirimkan Mingyu. Lelaki itu berdecak saat melihat foto Selfi Eunha dan Mingyu tertempel di cup kopi.

"Uwah! Asyik ada truk kopi....". Pekik Se Kyung yang langsung mendekati truk kopi dengan girang bersama Saeron.

"Dari Kim Mingyu tampan". Lanjut Se Kyung sambil mengambil sebuah cup kopi.

"Uwah ini pacarmu Eunha-yaa?". Teriak Se Kyung dengan heboh membuat Jungkook menatap wanita itu dengan tajam. Eunha dibuat kikuk lantaran Jungkook yang seperti marah sekali.

"Bukan Eonnie. Dia teman-ku, teman Jungkook juga". Sahut Eunha cepat sambil melirik-lirik kearah Jungkook.

"Tapi kok ada tulisan boleh dibagi pada siapapun kecuali Jeon Jungkook?". Tanya Saeron dengan polos membuat Jungkook semakin dibuat sebal.

"Mwoya?! Mingyu itu kenapa sih?!". Tanya Jungkook dengan frustrasi kemudian pergi begitu saja. Eunha, Se Kyung, dan Saeron menatap Jungkook dengan aneh. Segitu marahnya kah padahal Mingyu hanya mengirimkan truk kopi bukan seserahan untuk lamaran.

"Jungkook itu naksir berat padamu ya? Lihatlah dia marah hanya karena seorang pria mengirimkan mu truk kopi". Tanya Se Kyung membuat Eunha kikuk.

"Kami hanya teman kok Eon. Lagian kita dekat juga agar medapatkan caemistry saja". Sahut Eunha. Meski setiap menyebut kata teman rasanya sangat aneh bagi Eunha. Ia seperti ingin melabeli Jungkook dengan kata lain, bukan dengan kata teman.

"Jangan begitu. Jungkook terlihat sangat menyukaimu. Jika hanya untuk membangun caemistry, berarti setelah syuting selesai kalian akan berpisah?". Pertanyaan Se Kyung membuat Eunha bungkam. Wanita itu menggigit bibir bawahnya, berpisah ya? Ah untuk apa difikirkan sekarang, toh proses syuting masih berjalan lama. Nikmati saja dulu saat ini.

Sementara itu Jungkook dibuat uring-uringan. Lelaki itu mengumpati Mingyu lewat telepon sedangkan si tersangka justru dibuat ngakak dan mengaku hanya bercanda. Lagian Jungkook itu lebay sekali, jika menyangkut Eunha pasti selalu dibawa serius. Eunha yang merasa tidak enak pada Jungkook-pun langsung menyusul dan membawakan se-cup coffe.

"Kenapa pergi dan tidak kembali lagi?". Tanya Eunha sambil mengulurkan se-cup coffe kehadapan Jungkook. Kebetulan siang ini hujan turun dan Jungkook tengah membungkus tubuhnya dengan selimut.

"Kemari". Perintah Jungkook agar Eunha mendekat padanya. Saat Eunha sudah berada di dekatnya, Jungkook langsung saja menarik wanita itu untuk duduk dipangkuannya. Jungkook membungkus tubuh Eunha dengan selimut yang ia pakai.

"Hangat?". Tanya Jungkook sambil memeluk Eunha dari belakang.

"Heum, tidak mau minum kopi-nya?". Tanya Eunha sembari menyandarkan punggungnya di dada Jungkook.

"Aku tidak mau jika masih ada wajah Mingyu di cup-nya". Kata Jungkook dengan manja membuat Eunha terkekeh. Wanita itu mengambil spidol yang ada di atas meja kemudian mencoret-coret wajah Mingyu agar tidak kelihatan lagi.

"Kalau begini mau?". Tanya Eunha membuat Jungkook mengulum senyum.

"Tapi aku ingin minum kopi dengan cara yang lain". Kata Jungkook tidak jelas. Eunha menoleh sedikit kebelakang sembari mengernyit heran.

"Ha? Hmmmmpttt". Belum juga sempat bertanya Jungkook sudah langsung membungkam bibir Eunha dengan bibirnya. Lelaki itu menyesap sisa kopi yang menempel di bibir Eunha. Pelukan lelaki itu semakin erat seiring dengan suara lenguhan Eunha yang mulai panjang. Tangan besar Jungkook menelusup masuk kedalam baju Eunha dan mengelus lembut perut wanita itu. Selimut yang menutupi tubuh keduanya tentu membuat aksi nakal Jungkook tidak kelihatan.

"Anak muda". Cicit Jisub yang sempat kaget melihat Eunha dan Jungkook yang asyik berciuman. Namun kemudian lelaki itu geleng-geleng kepala dan tidak jadi mendekati dua sejoli itu.

"Hnggggg...". Eunha menghirup oksigen dengan rakus. Beruntung Eunha berhasil menghentikan aksi nakal Jungkook. Jungkook terlihat belum puas dan hendak menarik wajah Eunha lagi, namun secepat mungkin Eunha menjauh dari lelaki itu.

"Bukankah kita akan ada take hujan-hujanan? Ayo bersiap". Kata Eunha kemudian pergi begitu saja. Sementara itu Jungkook memasang wajah frustrasi, dibawah sana sudah bangun apa Eunha tidak berniat untuk menidurkannya?

--000--

"Hyerin frustrasi karena Daeyong membatasi ruang geraknya. Hyerin hendak kabur dari rumah namun Taehe berhasil memergoki-mu. Hyerin meronta-ronta hingga menggigil kedinginan, dan akhirnya Taehe membopong tubuh Hyerin menuju rumah pohon. Di dalam rumah pohon adegannya aku serahkan pada kalian". Lagi-lagi Wooseok selalu menyerahkan adegan panas pada Jungkook dan Eunha. Eunha sudah tidak sekikuk sebelumnya karena Jungkook-lah yang mendominasi jika sedang melakukan adegan panas.

"Ingat Kook, improvisasi-nya jangan berlebihan". Peringat Wooseok dengan jahil membuat Jungkook tersenyum kecil.

"Camera... Roll... action!".

Eunha berjalan dengan tergesa menuju pagar rumah. Wanita itu sudah basah kuyub dan hendak memanjat pagar rumah. Jungkook yang sedang berdiri di balkon rumah-pun menatap Eunha dengan panik.

"Agashi!!!". Panggil Jungkook membuat Eunha mendongak. Wanita itu memanjat pagar dengan tergesa, Jungkook langsung melompat dari balkon yang tidak terlalu tinggi kemudian berlari menghampiri Eunha.

"Aw!". Eunha tidak sengaja terpeleset, untung saja Jungkook sigap menahan tubuh wanita itu.

"Cut!".

"Apa kau terluka?". Teriak Wooseok yang khawatir dengan kondisi Eunha.

"Maaf pagarnya licin. Aku tidak apa-apa". Sahut Eunha. Jungkook meneliti keadaan kaki Eunha, tidak ada yang terluka.

"Sungguh?". Tanya Jungkook memastikan. Eunha mengangguk dan meminta Wooseok untuk melanjutkan syuting.

"Action!".

"Agashi apa yang kau lakukan?!". Tanya Jungkook sambil menahan tubuh Eunha yang hendak memanjat pagar lebih tinggi lagi.

"Lepaskan! Aku tidak mau hidup didalam sangkar terus menerus! Aku ingin hidup dengan normal!". Teriak Eunha sambil menendang-nendang Jungkook dari atas.

"Agashi! Jika tuan tahu, dia bisa marah! Jangan membuatku untuk melakukan kekerasan padamu Agashi!". Bentak Jungkook dengan suara dinginnya sambil mengeluarkan pistol yang ia selipkan di celananya.

"Bunuh saja aku bunuh....!".

Dor!

"Aaaaa!!". Teriak Eunha yang langsung berjongkok sambil menutup ke dua telinga-nya dengan tangan.

"Aku sudah memperingatkan mu Agashi". Desis Jungkook yang ikut berjongkok di depan Eunha.

"Aku benci kehidupanku yang sekarang hiks!". Isak Eunha dengan tubuh gemetaran.

"Agashi, kau menggigil! Ijinkan aku menolongmu". Jungkook menggendong Eunha ala brydal.

"Cut! Siapkan rumah pohon-nya!". Perintah Wooseok pada para staf.

"Ini dingin sungguhan tahu". Cicit Eunha sambil menyembunyikan wajahnya di dada Jungkook agar tidak kena air hujan. Jungkook mempercepat langkahnya agar segera sampai ke rumah pohon.

"Adegan ini half naked. Taehe mencoba menghangatkan tubuh Hyerin dengan cara menempelkan tubuh polos Hyerin ke dadanya". Kata Wooseok. Jungkook mengangguk paham dan Eunha hanya pasrah mengikuti alur. Keduanya sudah masuk kedalam rumah pohon yang sempit dan saling berhadapan.

"Action!".

"Dingin! Dingin sekali". Gumam Eunha dengan mulutnya yang membiru sambil memeluk tubuhnya sendiri.

"Aku akan menghangatkan tubuhmu Agashi". Kata Jungkook yang langsung membuka bajunya begitu saja hingga bertelanjang dada. Eunha menunduk karena merasa malu. Jungkook menyentuh pundak Eunha dan menatap wanita itu lamat-lamat.

"Boleh aku membukanya?". Tanya Jungkook meminta ijin. Eunha mengangguk lemah dan membiarkan Jungkook menurunkan bajunya perlahan. Lelaki itu langsung memeluk tubuh Eunha dan melepaskan bra yang dipakai Eunha pelan-pelan hingga dada mereka saling menempel. Eunha menyandarkan kepalanya dibahu kokoh Jungkook semenara itu Jungkook mengusap punggung Eunha lembut.

"Aku merasa sendiri Taehe-ssi". Cicit Eunha dengan suara bergetar.

"Jangan memanggilku seakan kita tidak dekat Agashi. Bahkan kita sudah sejauh ini". Sahut Jungkook. Eunha menatap wajah Jungkook dan mengusap pipi lelaki itu lembut.

"Siapa kau?! Kenapa kita berbuat sejauh ini?". Jungkook menggenggam jemari Eunha yang menempel di pipinya.

"Mau menjadi milikku Agashi? Ku pastikan kau tidak akan merasa sendirian. Aku akan menjagamu walau harus bertaruh nyawa". Eunha mengulas senyum tipis kemudian meraih bibir Jungkook untuk dikecup lembut. Keduanya berciuman mesra, sebelah tangan Jungkook memeluk tubuh Eunha erat-erat agar dada mereka tetap menempel sementara tangan yang satunya mengusap betis hingga naik kepaha dalam wanita itu.

"Nghhh...". Lenguh Eunha yang membuat Wooseok dan Kameramen geregetan. Apalagi saat Eunha meremat bahu Jungkook, sangat terlihat alami.

"Cut!". Wooseok menghentikan adegan panas mereka karena takut akan melihat yang lebih. Eunha langsung melepaskan ciumannya dan Jungkook menutupi tubuh atas Eunha dengan jas-nya.

"Pak sutradara bagaimana rasanya saat sudah terbawa suasana tiba-tiba di-cut?". Sindir Jungkook membuat Wooseok tertawa. Paham jika Jungkook tengah tersiksa saat ini.

"Eunha bantulah dia, hitung-hitung untuk latihan saat adegan ranjang nanti". Canda Wooseok membuat Eunha mikir keras. Astaga sebenarnya ia sedang syuting drama atau film bokep? -_-

--000--