Wooseok masih mencoba mengajak Eunha bicara. Lelaki itu terus mengatakan jika kejadian tadi bukanlah sepenuhnya kesalahan Jungkook. Caemistry Eunha dan Jungkook sudah terbangun dengan apik, jangan sampai karena kejadian tadi hubungan keduanya kembali seperti saat awal bertemu. Wooseok tahu jika ada ikatan perasaan yang ada di dalam diri keduanya sehingga apa yang muncul di layar bukan hanya sekedar akting semata.
Eunha masih enggan bicara, wanita itu menyelimuti tubuhnya dengan selimut. Rasa malu jelas saja mendominasi, bayangan ia mendesah dihadapan banyak orang membuatnya merasa begitu menjijikkan. Heol, bagaimana mungkin ia menerima tawaran bermain drama dengan rate 19+ seperti ini? Dan kembali lagi, permasalahan diawal adalah ia sudah terlanjur menandatangani kontrak.
"Aku tahu jika Jungkook telah melewati batasnya, tapi tidakkah kau merasa jika apa yang ia lakukan membantumu?". Perkataan Wooseok membuat wanita itu menatapnya dengan tatapan tidak suka. Sejujurnya Jungkook memang banyak membantu dirinya, hanya saja ia tidak suka cara lelaki itu yang memanfaatkan kelemahannya.
"Aku sangat berterimakasih karena dia sudah membantuku. Tapi aku wanita yang punya harga diri, dia telah melecehkanku. Haruskah aku menggugatnya?". Wooseok terdiam. Wanita yang sedang dalam mood buruk memang susah sekali dibujuk. Sepertinya ia harus mencari timing yang tepat untuk mengajak Eunha bicara kembali. Wooseok akhirnya pergi, Sejin yang sedari tadi hanya diam menyimak-pun mulai mengeluarkan suara.
"Haruskah kau bersikap seperti ini? Sungguh aku malu dengan kelakuanmu dan Jungkook. Kalian artis baru yang bekerjasama dengan pada artis senior, lihatlah baru beberapa minggu debut saja sudah banyak masalahnya". Sindir Sejin. Eunha menghembuskan nafasnya lelah. Wanita itu menunduk merasa bersalah, ia merenungi sikapnya hari ini. Sudah membuat skandal dengan menyetir tanpa SIM, dan sekarang membuat keributan di lokasi syuting.
"Kau tahu, setelah ini aku pasti diomeli Sajangnim karena kelakuanmu. Setidaknya pikirkan juga orang-orang seperti-ku Eunha-yaa. Kadang kita memang harus mengalah jika ingin semuanya berjalan dengan baik". Lanjut Sejin yang membuat Eunha merasa terpukul. Wanita itu baru sadar telah menyusahkan managernya sendiri. Mungkin memang benar jika Jungkook hanya berniat membantunya agar aktingnya terlihat bagus di kamera.
"Mianhae manager-nim. Aku akan merenungkan sikapku". Kata Eunha sembari menunduk dalam.
Sementara itu So Hee merasa muak dengan tingkah Eunha yang menurutnya terkesan lebay selama syuting berlangsung. Ada saja kelakuan wanita itu yang membuat lokasi syuting jadi gempar. Terlebih Eunha sangat rewel jika menyangkut masalah take adegan panas.
"Memang kelihatan kan tingkah artis yang sudah memiliki jam terbang dan yang baru debut. Bukankah dia sangat merepotkan kita semua? Lihatlah take-ku jadi ditunda". Keluh So Hee pada Se Kyung dan Hye Young. Ketiganya sedang menunggu take, sedari tadi So Hee memang tidak berhenti membicarakan soal Eunha.
"Aku sih maklum saja karena dia baru debut. Apalagi dia juga harus melakukan adegan panas. Aku-pun juga merasakannya dulu". Sahut Se Kyung santai. Toh apa yang dilakukan Eunha masih dalam tahap wajar, meski baru debut namun Se Kyung mengakui jika akting Eunha lumayan bagus.
"Ku dengar Jungkook terlalu berlebihan jika sedang beradegan panas dengan Eunha. Jelas saja Eunha marah karena merasa dilecehkan". Kata Hye Young berkomentar. Kalau ia jadi Eunha-pun mungkin juga akan marah. Siapa yang tidak malu disentuh di depan umum?
"Yang benar saja, tapi Jungkook terlihat profesional saat melakukan adegan panas dengan-ku". Sahut So Hee. Jungkook sama sekali tidak bertindak kelewatan waktu itu, bahkan lelaki itu tidak melirik tubuhnya sama sekali. Se Kyung dan Hye Young menggedikan bahunya tanda tidak tahu.
--000--
Eunha mau melanjutkan syuting namun sikapnya agak berbeda hari ini. Selesai melakukan take, wanita itu akan mengurung diri disebuah ruangan sambil menunggu dipanggil untuk take selanjutnya. Jungkook ingin mengajak Eunha bicara tapi tidak tahu bagaimana caranya, lelaki itu takut salah bicara dan berujung membuat Eunha semakin membencinya.
"Jangan hanya dilihat, ajaklah bicara". Kata Dong Wook. Lelaki itu memergoki Jungkook yang tidak berhenti menatap kearah Eunha. Jungkook awalnya kaget dengan kedatangan Dong Wook, namun setelah itu ia menghembuskan nafasnya lelah.
"Aku tidak tahu bagaimana caranya Hyung. Dia pasti marah sekali dengan-ku". Sahut Jungkook terlihat sendu.
"Jika kau hanya diam disini tanpa melakukan apapun, tidak ada yang akan berubah. Kau akan terus merasa menyesal, dan Eunha akan terus marah padamu". Perkataan Dong Wook ada benarnya juga, sepertinya Jungkook memang harus mengajak Eunha bicara.
"Apa dia akan menerima permintaan maafku?". Tanya Jungkook dengan ragu. Dong Wook menepuk pundak Jungkook beberapa kali.
"Coba saja dulu. Meski tidak diterima, setidaknya kau telah bersikap gentle". Jungkook mengangguk setuju, akhirnya lelaki itu beranjak dari tempatnya dan menyusul Eunha yang berada di dalam sebuah ruangan.
Eunha sempat kaget saat melihat Jungkook yang tiba-tiba ada di depan pintu sambil menatapnya lekat. Wanita itu mengeratkan selimut yang ia pakai karena takut Jungkook hendak macam-macam padanya. Jungkook yang menyadarinya-pun mendadak merasa tersinggung, apa Eunha pikir ia akan memperkosanya?
"Wae? Takut padaku?". Tanya Jungkook dengan ketus. Eunha menggeleng cepat dan menatap kearah lain. Jungkook berdecak tidak suka, lelaki itu berjalan menghampiri Eunha dan berjongkok di depan wanita itu.
"Kau pikir aku akan memperkosa-mu?". Tanya Jungkook lagi. Eunha meneguk ludahnya susah payah, cengkeraman diselimutnya semakin mengerat.
"Pergi! Aku mau sendiri disini". Kata Eunha dengan suara bergetar. Jungkook hendak menyentuh pipi Eunha namun wanita itu buru-buru menolehkan kepalanya kearah lain.
"Kenapa kau takut padaku Heum? Aku tidak akan menyakitimu Eunha-yaa". Bujuk Jungkook namun Eunha justru semakin mundur kebelakang. Eunha masih belum siap berhadapan dengan Jungkook. Setiap Eunha berdekatan dengan lelaki itu, ia selalu dibuat hilang akal.
"Hajima!". Teriak Eunha saat Jungkook hendak beringsut mendekatinya. Jungkook menunduk dan menghembuskan nafas berat, air mata mengumpul dipelupuk matanya. Lelaki itu begitu mencintai Eunha, bagaimana mungkin ia akan menyakitinya?
"Oke aku tidak akan melewati batas lagi. Tapi kau harus tahu jika aku merasa sangat bersalah sampai-sampai aku tidak bisa memikirkan hal lain selain dirimu. Tolong bantu aku keluar dari rasa bersalah ini". Pinta Jungkook benar-benar serius. Eunha masih menatap Jungkook dengan tatapan ketakutan. Bukankah semua ini bermula dari dirinya sendiri? Ia yang memberi lampu hijau pada Jungkook untuk menyentuhnya.
"Aku berjanji tidak akan menyentuhmu lebih, kecuali kau mengijinkannya". Lanjut Jungkook dengan lembut kemudian tangannya terulur untuk menggenggam tangan Eunha. Kali ini Eunha tidak takut, wanita itu melihat senyum hangat diwajah Jungkook. Senyum yang membuat Jungkook terlihat jauh lebih tampan dan membuat hatinya berdesir karena-nya.
"Aku mau makan pizza di Itaewon". Kata Eunha tiba-tiba.
"Nde?". Tanya Jungkook dengan mata membulat kaget.
"Aku mau kau membayar rasa bersalah-mu dengan kencan malam ini". Kata Eunha lagi yang membuat Jungkook mengulum senyum.
--000-
Unik, itulah Eunha. Baru tadi siang wanita itu marah dan bahkan menamparnya, malam ini wanita itu jadi super bawel. Eunha terus saja menyebutkan makanan yang ingin ia makan nanti. Andai Jungkook belum berjanji untuk tidak menyentuh Eunha kecuali wanita itu yang mengijinkannya, mungkin Jungkook akan membungkam mulut cerewet Eunha dengan bibirnya.
"Kenapa harus di Itaewon? Aku bahkan khawatir jika dispatch masih berkeliaran di sana. Kalau mereka kembali menyebar rumor aneh bagaimana?". Kata Jungkook yang tentu saja was-was, pasalnya ia tersandung masalah saat tengah nongkrong dengan geng-nya di Itaewon.
"Kau bilang Bang Sihyuk membayar dispatch, lalu kenapa mereka justru menyebar rumor aneh tentangmu?". Tanya Eunha yang merasa bingung. Jungkook juga tidak tahu kenapa dirinya yang menjadi korban dispatch, entah skandalnya ini untuk menutupi kasus besar atau bukan namun lelaki itu menganggap jika waktu itu ia sedang tidak beruntung saja hingga dispatch memergoki dirinya.
"Molla, kurasa mereka sudah tidak bekerjasama lagi. Kita harus super hati-hati sekarang, jangan sampai dispatch memergoki kita sedang kencan". Kata Jungkook. Eunha jadi parno sendiri, bahkan wanita itu sampai menoleh kebelakang khawatir jika dispatch tengah menguntit mereka.
"Ottokhae? Apa tidak jadi saja kencannya? Aku baru saja membuat masalah tadi pagi". Keluh Eunha.
"Kita hampir sampai. Sudahlah tidak masalah, kalaupun terciduk dating malah lebih bagus". Kata Jungkook dengan entengnya. Lebih bagus lagi kalau keduanya membuat skandal besar sehingga Jungkook memiliki alasan untuk menikahi Eunha. Jungkook akhir-akhir ini memang sering memikirkan hal-hal gila agar bisa memiliki Eunha.
"Bicaramu seperti orang bodoh!". Protes Eunha. Jungkook menoleh sejenak untuk menatap wanita itu.
"Aku bodoh juga karena-mu". Batin Jungkook.
Eunha dan Jungkook menatap kesekeliling basemant dengan harap-harap cemas. Biasanya dispatch akan bersembunyi ditempat parkir seperti ini. Karena sering keluar rumah, Jungkook memiliki banyak masker dan topi di dalam mobilnya. Lelaki itu meminta Eunha memakai masker dan topi untuk penyamaran.
"Kurasa sudah aman". Kata Jungkook setelah menatap kesekitar dengan teliti. Eunha mengangguk dan hendak keluar dari mobil namun Jungkook menahan tangan wanita itu.
"Bolehkah aku mencium-mu?". Tanya Jungkook tiba-tiba. Eunha membulatkan matanya kaget, haruskah Jungkook meminta ijin? Wanita itu bingung hendak menjawab apa?
"Nde? Ke-kenapa kau harus meminta ijin?". Tanya Eunha gugup.
"Kan aku sudah berjanji akan meminta ijin jika mau menyentuhmu". Sahut Jungkook, lelaki itu masih menunggu jawaban Eunha.
"Tapi kenapa kau tiba-tiba mau menciumku?". Tanya Eunha dengan polos. Jungkook memicingkan matanya dan wajahnya mendekati wajah Eunha.
"Heum, ku rasa kau pakai lipstik dengan warna baru. Rasanya aku ingin merusaknya". Eunha reflek mengsuap bibirnya. Apakah Jungkook memang seteliti itu? Bahkan sampai tahu jika Eunha pakai lipstik baru hari ini.
Cup!
Eunha mengecup bibir Jungkook cepat dan sangat tiba-tiba. Wanita itu kemudian keluar dari mobil membuat Jungkook tidak terima.
"Ya! Aku tidak merasakan apa-apa?!". Protes Jungkook sambil merangkul bahu Eunha.
"Tapi aku merasakan bibirmu, palliwa aku lapar sekali". Keluh Eunha. Jungkook terkekeh, lelaki itu menepuk kepala Eunha pelan dan mengajaknya masuk kedalam restoran Pizza.
Keduanya memilih private room, pelayan di restoran tersebut menyadari jika dua orang yang memesan pizza ini adalah Jungkook dan Eunha. Namun sudah bisa dipastikan jika pelayan tersebut tidak akan buka mulut, bisa bahaya jika sampai membocorkan privasi dua idol didepannya ini.
"Tolong jangan salah paham. Kami sedang ada projek drama dan pergi makan sebagai rekan kerja". Kata Eunha yang menyadari jika wajah pelayan tersebut nampak bingung. Mungkin bertanya-tanya kenapa bisa dua idol didepannya ini pergi makan berdua.
"Oh? Ne, nikmati makanan kalian".
Sahut pelayan tersebut yang terlihat kikuk. Jungkook dan Eunha juga sempat memberikan tanda tangan untuk pelayan tersebut. Setelah itu keduanya menikmati pizza mereka.
"Uwahhh... massita!". Pekik Eunha dengan mata yang berbinar terang. Astaga makanan memang mood maker-nya, rasa sebalnya di lokasi syuting tadi hilang seketika.
"Setelah ini mau kemana?". Tanya Jungkook sambil menyuapkan sepotong pizza kedalam mulutnya.
"Aku mau langsung pulang saja. Member Gfriend pasti sangat khawatir". Jawab Eunha.
"Kau ini tidak asyik sekali sih. Setidaknya kita pergi karaoke dulu atau minum". Ejek Jungkook. Eunha memutar bola matanya malas, berada diluar rumah terlalu lama sangat berbahaya untuk idol seperti mereka.
"Pergi makan berdua denganmu saja sudah membuatku cemas, apalagi pergi karaoke. Sudahlah setelah ini langsung antarkan aku pulang saja". Kata Eunha dengan galak.
"Ke apartemen-ku saja Heum?". Eunha menatap Jungkook curiga, apa-apaan mengajak ke apartemen.
"Maksudnya kita kan bisa nonton film di apartemen-ku. Apa-apaan kencan masa hanya makan lalu pulang". Lanjut Jungkook cepat-cepat agar Eunha tidak salah paham.
"Tapi aku yang pilih film-nya!". Putus Eunha kemudian.
--000--
"Apaan Power Puff Girl?". Protes Jungkook saat Eunha terlihat girang begitu film kartun terputar dilayar televisi. Eunha memang super unik, disaat wanita diluaran sana memilih menonton film romantis saat kencan wanita itu justru memilih film kartun.
"Ini kartun kesukaanku saat masih TK, sudahlah kau pasti akan menyukainya!". Sahut Eunha sembari bersandar di bahu Jungkook. Jungkook merangkul Eunha dan sesekali memainkan rambut wanita itu.
"Ku kira kau akan memilih nonton film romantis kemudian kita akan terbawa suasana". Kata Jungkook tiba-tiba.
"Film ini juga akan membuatku terbawa suasana". Sahut Eunha pendek. Jungkook melirik ke arah Eunha.
"Terbawa suasana untuk?".
"Menghajarmu!". Jungkook terkekeh mendengar jawaban dari Eunha. Lelaki itu mengecup pelipis Eunha kemdian geleng-geleng kepala.
"Apa kau menyukai apartemen ini?". Eunha merasa jika pertanyaan Jungkook semakin random. Untuk apa lelaki itu menanyakan apakah Eunha menyukai apartemennya atau tidak?
"Apartemennya cukup luas, bersih, sudah pasti aman karena berada di kawasan elit. Kau hebat bisa membeli apartemen semewah ini". Puji Eunha. Wanita itu mulai menguap karena ngantuk. Jungkook tersenyum kecil, lelaki itu mengelus surai Eunha lembut.
"Aku sudah punya mobil, apartemen, dan karir yang cemerlang. Tapi aku merasa ada yang kurang". Kata Jungkook, Eunha mendongak untuk melihat wajah lelaki itu.
"Mwo?". Jungkook menatap mata Eunha lamat-lamat.
"Yeoja, apakah tidak ada yang mau menikah denganku?". Eunha langsung memutus kontak mata dengan Jungkook. Kode? Eunha tahu Jungkook sedang melempar kode padanya.
"Yeoja mana yang tidak mau menikah dengan-mu? Kau bisa mendapatkan yeoja mana-pun yang kau inginkan". Sahut Eunha dengan kikuk. Jungkook mengangkat dagu Eunha agar wanita itu menatap matanya.
"Jinjja? Apakah aku bisa mendapatkan yeoja yang ada didepankku saat ini?". Bisik Jungkook yang membuat Eunha terdiam.
--000--