Chereads / Mengukir Namaku di Hatimu / Chapter 32 - Terjebak

Chapter 32 - Terjebak

Hari ini adalah jadwal hari dimana divisi perencanaan dibagi menjadi 5 kelompok, dan satu kelompok terdiri dari 3 orang, dan satu orang akan fokus untuk presentasi dari bahan yang di telah diberikan sedangkan 2 orang lainnya bertugas untuk mencari ide lainnya yang nantinya juga akan dipresentasikan jika presentasi saat ini berhasil. Bian sedikit gugup karena meskipun dia sudah mempersiapkan diri dan semua materi dengan baik tapi mengingat rencana Tiara dan Ria membuatnya menjadi tidak percaya diri.

Semua kelompok sudah melakukan presentasi dengan baik, Bian cukup di buat bingung, Tiara dan juga Ria tidak menjalankan rencananya seperti yang mereka bicarakan,

'kenapa mereka nggak menjalankan rencananya, atau jangan-jangan dia menjebak aku lagi, sial' bathin Bian, akhirnya Bian sadar bahwa ini termasuk jebakan dari Tiara dan Ria, hal ini tentu untuk mempengaruhi presentasi Bian dan bodohnya Bian justru tertipu dan masuk dalam perangkap mereka hanya karena pandangannya bahwa mereka tidak menyukainya.

"selamat ya Bi, kamu masuk menjadi salah satu dari dua kelompok yang akan maju ke presentasi selanjutnya," ucap Ria berpura-pura ramah, sedangkan Jackran hanya diam,

'sial, harusnya aku nggak membicarakan masalah itu ke Jackran waktu itu, sekarang Jackran pasti lihat aku sebagai pembohong, sebagai orang yang hanya membenci Tiara dan juga Ria,' bathin Bian,

"permainan yang cukup seru Bianatya," ucap Tiara setelah Ria dan Jackran pergi, menyisakan Bian dan Tiara seorang diri,

"jadi ini rencana kamu, tapi sayangnya nggak sepenuhnya berhasil, aku menangin presentasi itu," ucap Bian penuh kemenangan,

"jangan percaya diri dulu kamu, aku kira ini nggak terlalu seru, soalnya kamu gampang banget dibodohin dan terjebak dalam permainan ini," jawab Tiara penuh percaya diri,

"aku pikir mulai saat ini Jackran nggak bakalan percaya lagi sama apapun yang kamu katakan," lanjut Tiara penuh kemenangan, dia tersenyum mengejek dan meninggalkan Bian seorang diri yang terlihat kesal,

Jackran tidak fokus terhadap pekerjaannya hari ini, dia memikirkan Bian, Jackran sedikit kecewa dengan Bian yang telah berbohong kepadanya dan menjelekkan Tiara dan Ria. Bian yang Jackran tahu bukanlah orang yang seperti itu, tidak peduli seperti apa Ria dulu sangat tidak menyukainya, tapi apapun itu, tidak membuatnya melupakan Bian, Jackran sedikit merasa bersalah, karena membiarkan Bian menghadapi semua seorang diri.

"Clar, bisa kamu panggil Bian keruangan saya," perintah Jackran kepada sekretarisnya,

"baik pak," jawab Clara dari seberang sana,

Tak berapa lama kemudian, Bian datang keruangan kerja Jackran,

"siang pak," ucap Bian,

"masuk," jawab Bian mempersilahkan Bian untuk duduk,

"soal yang kemarin aku minta maaf," ucap Bian tanpa basa-basi sebelum Jackran mengucapkan kata-kata yang akan dia ucapkan,

"jadi kenapa kamu ngelakuin itu, apa sebenarnya yang kamu rencanain, apa yang ada dalam pikiran kamu Bianatya," tanya Jackran,

"percuma juga kalau aku ngomong, kamu kan lebih percaya sama tunangan kamu dan juga teman kamu itu," sindir Bian,

"aku harap kamu tidak melakukan sesuatu yang seperti kemarin," ucap Jackran, matanya masih fokus kepada Bian, sedangkan yang ditatap seperti tidak peduli,

"Bianatya," Jackran berbicara melalui giginya, karena sepertinya Bian tidak peduli dengan peringatannya,

"iya iya," ucap Bian dan segera beranjak dari tempat duduk dan berlalu meninggalkan Jackran, sepertinya Bian semakin membuat Jackran khawatir tentang apa yang akan Bian lakukan.

Malam ini nenek Jackran mengadakan pesta dirumahnya sebagai apresiasi pemegang saham terbesar dan pemilik perusahaan J. Pesta ini diadakan atas keberhasilan divisi perencanaan tentang produk yang dikeluarkan bulan lalu, di mana permintaan atas produk ini menjadi semakin meningkat dan sampai saat ini permintaan masih tinggi. Semua karyawan dari divisi perencanaan dan juga beberapa dari divisi lain yang juga bekerja sama untuk produk tersebut menghadiri pesta ini.

Divisi perencanaan baru saja sampai di kediaman neneknya Jackran, dan tentu saja Bian masih ingat dengan rumah ini, Jackran menyambut mereka di depan pintu dan membawa mereka untuk menyapa nenek dan orang tua Jackran.

"hy selamat datang semua," sapa nenek Jackran ramah,

"calon cucu mantu ku, cantik banget malam ini," nenek Jackran langsung memeluk Tiara dengan hangat, Bian yang berdiri di paling belakang hanya diam mencoba mengalihkan pandangannya sedangkan Jackran juga terlihat canggung,

"ya udah kalian, selamat menikmat pestanya ya, semoga kalian senang, makan yang banyak, rayakan keberhasilan kita bersama," ucap nenek Jackran kepada mereka, dan berlalu meninggalkan mereka.

Para karyawan berpencar masing-masing, ada yang mengambil makanan ada juga yang tengah menikmati pertunjukkan drama musikal yang di suguhkan,

"aku mau ngomong sama kamu Ran," Bian menarik tangan Jackran,

"ngapain sih Bi," Jackran menghentakkan tangan Bian agar melepaskan tangan Bian dari tangannya,

"sampai kapan kamu mau pura-pura gini, aku tahu kamu nggak suka sama Tiara," bentak Bian penuh keyakinan, dia berbicara melalui giginya, berusaha agar orang-orang tidak mendengar percakapan mereka,

"aku nggak tahu harus ngomong gimana lagi sama kamu, harus gimana lagi buat yakinin kamu, aku sama kamu udah nggak ada apa-apa Bi, dan Tiara tunangan aku, aku harap kamu ngerti," ucap Jackran penuh penekanan pada kalimatnya, dia tidak ingin nenek atau orang tuanya melihat dia dan Bian, Jackran segera berlalu meninggalkan Bian sendirian.

Ibu Jackran melihat dan mendengar percakapan mereka, ini bukan pertama kalinya dia melihat ini, sebelumnya dia juga pernah melihat hal seperti ini saat Bian tengah datang kerumah nenek Jackran saat itu. Ibu Jackran menghampiri Bian,

"hy tante," sapa Bian ramah,

"kamu karyawan baru ya," tanya Ibu Jackran ramah,

"iya tante, baru beberapa minggu," jawab Bian,

"kamu dan Jackran masih berhubungan," tanya Ibu Jackran tanpa basa-basi, mendengar pertanyaan dari Ibu Jackran membuat Bian kaget, bagaimana Ibunya Jackran bisa mengetahui hubungan mereka,

"maksud tante," jawab Bian gugup,

"aku tahu kamu mengerti sama perkataan saya, kamu tahu kan Jackran sudah punya pasangan," ucapan ibunya Jackran bagaikan peringatan di telinga Bian, kalimat itu seperti perintah untuk menjauhi Jackran. Bian hanya mengangguk menjawab ibunya Jackran,

"tapi Jackran terpaksa sama pertunangan itu, tante" suara Bian menghentikan langkah kaki ibunya Jackran,

"ini pilihan Jackran, tidak ada paksaan," jawab ibu Jackran,

"Jackran nggak benar-benar mencintai Tiara," Bian semakin berani dengan tindakannya, "jadi kamu pikir Jackran mencintai kamu, bukankah yang tidak ingin mengakhiri hubungan kalian itu kamu, dan kamu masih menempel ke Jackran seperti ini," ucap ibu Jackran menusuk hati Bian,

"kenapa nggak tante pastikan langsung ke Jackran," Bian masih penuh dengan keyakinannya, meskipun dia pikir sedikit gila berbicara seperti ini ke ibunya Jackran,

"jauhi Jackran, kalau kamu nggak mau hidup kamu semakin susah dan menderita," ibu Jackran memperingatkan kepada Bian, dia tidak membenci Bian, tapi dia tahu tentang pilihan Jackran ini untuk melindungi Bian dan dirinya,

"tapi maaf tante, aku nggak bisa," ucap Bian, dia segera pamit kepada ibu Jackran sedangkan tanpa mereka sadari dari tadi nenek Jackran mendengarkan percakapan mereka, bahkan nenek Jackran mendengar Bian dan Jackran, tentu saja ini bukan hal yang baik untuk Bian maupun Ibunya Jackran.

Nenek Jackran segera menelfon seseorang dan memintanya untuk menyelidiki tentang latar belakang Bian.

...

Terima kasih buat teman-teman yang sudah membaca cerita ini ya 🙏 semoga ceritanya menarik dan menghibur.

Jangan lupa juga untuk kasih kritik dan saran yang membangun ya agar penulis bisa lebih berkembang dalam menulis, dan juga dukungan dalam bentuk lainnya ya, dukungan kalian sangat berarti bagi penulis.

selamat menikmati cerita selanjutnya 👌