Cassy POV:
"tubuh yang indah cassy, tapi kalau kamu melepas bagian terakhir itu aku tidak yakin bisa menahan diriku lagi"
Mendengar perkataan itu jantung ku seketika berdegup kencang, panik dan takut menguasai diriku. Aku ingin lari tapi tubuhku seperti membeku tak bisa melakukan apapun.
Hening
Aku mulai berpikir kalau itu adalah halusinasiku.
Kuberanikan diri memutar kebelakang dan seketika sepasang mata biru yang hampir kulupakan kembali terlihat tetapi kali ini tatapannya lebih tajam. Tidak berapa lama sebuah senyuman sinis tergambar diwajahnya. Walau remang remang tapi aku masih bisa melihat betapa tampannya dia.
Ia sedang duduk menyilangi kaki panjangnya ,walau tubuhnya dibaluti setelah jas hitam ketat aku yakin tubuhnya berotot dan sixpack.
"siii aa apaa anda?" tanya ku dengan suara pelan bergetar
"sudah melupakanku?", tanyanya kembali padaku dengan senyuman sinis
"aaa ku tidak ingat",jawabku ragu
Seketika senyumnya memudar, ia bangun dari kursi meja rias ku lalu berjalan kearah ku.
Melihat langkah majunya aku perlahan mundur dan baru sadar aku hanya memakai celana dalam dan langsung kututupi dadaku dengan kedua tanganku.
Langkah mundurku terhenti saat punggung ku menabrak dinding dan tanpa sadar ia telah tepat didepanku. Sangat dekat hingga aku bisa merasakan nafasnya.
"si siiiapaa anda?!!" tanyaku lagi kali ini aku berusaha melihat sekeliling, mana tau ada yang bisa kugunakan sebagai senjata untuk melindungi diriku.
"kita bertemu diclub sebulan yang lalu, kau bahkan menguping pembicaraan bisnisku" ,katanya dengan senyum menyeringai
"bagaimana kau bisa masuk?" , tanya ku berusaha mengulur waktu sampai aku melihat album fotoku yang tergantung didinding.
"malam itu aku bisa ,begitu juga dengan sekarang", jawabnya dengan bangga
"aaapa mau mu?" tanya ku dengan ragu
"kamu", jawabnya santai dengan tatapan serius
Mataku membesar karena terkejut mendengar jawabannya. Apa maksudnya? Apa ia mau menjual ku? Mengambil organku? Pikiranku semakin panik. Dengan cepat ku tarik album foto itu dan menghantam kepala ia dengan keras.
"ouggh" refleksnya sambil mengambil selangkah mundur
Kugunakan kesempatan ini melarikan diri, aku segera berlari ke arah pintu, saat hendak mencapai pintu sepasang tangan dengan kasar membungkam ku dengan sapu tangan walau aku memberontak, usahaku sia sia. Perlawananku dengan cepat berakhir karena seketika semua menjadi gelap.
--------------------------------
Aku terbangun saat merasakan sakit dikedua tanganku. Membuka mata dan melihat ke sekeliling, baru aku sadari kalau kedua tanganku terikat di masing masing sisi ranjang. Apa ini? Aku diculik? Tetapi pertanyaan itu terhenti karena kekaguman ku pada sekeliling ku. Aku sedang berada diatas ranjang kingsize yang lembut. Kamar ini sangar besar, dengan desain hitam putih dan sangat mewah. Tercium juga parfum maskulin yang meyakinkan ku ini kamar seorang lelaki. Yang pastinya sangat kaya.
Aku refleks menutup kembali mataku saat mendengar suara buka pintu
"aku tau kau sudah bangun" , kata suara yang tidak asing
Aku tetap diam dan menutup mataku sampai kurasakan sesuatu merangkak keatas ranjang dan saat kubuka mataku aku dikejutkan dengan sepasang mata biru yang sekarang berada diatas ku. Ia berada diatas badanku sekarang. Sangat dekat.
"aaa pa maumu?!
A.. Aku bersumpah, aku ga pernah menceritakan apapun tentang malam itu " kataku dengan suara bergetar
"bagian mana?" ,tanyanya pura pura bodoh.
"sa.. Saat kau membu.. Bunuh orang ituu.. ",jawabku terbata bata
"hmm.. Kau kira polisi sanggup menangkapku walaupun kau melapor? " , katanya santai
"kalau begitu kenapa menculikku?!
Aku akan memberimu semua uang ku..ku mohon lepaskan aku" , kataku dengan nada yang masih bergetar
"apa aku terlihat kekurangan uang?, ucapnya dengan mengangkat sebelah alisnya
"aaku tidak tau" ,jawabku berusaha melihat kesamping. Ia terlalu dekat. Mungkin hanya 10cm jarak diantara kita.
Tiba tiba ia mencium ku dengan agresif, aku terkejut dan berusaha memberontak tetapi tidak ada yang bisa kulakukan. Kedua tanganku terikat. Bibirnya terasa sangat lembut, menciumku dengan irama selaras. Menghisap bibirku dengan agresif dan aku terhanyut kedalamnya. Ini adalah ciuman pertama ku, saat ia menyelipkan lidahnya kedalam mulut ku ,aku tersadar dan mengigit bibirnya.
Ia melepaskan bibirnya dan ekspresi marah tergambar jelas diwajahnya
"you'll pay for this", katanya sambil mengelap bibirnya yang mengeluarkan darah dengan jari jempolnya.
"kumohon, lepaskan aku. Aku bahkan ga tau siapa kamu and here you are, kissing me without my consent. Apa sebenarnya mau mu? " tanya ku, kali ini suara ku tidak bergetar lagi.
"simple. kau akan jadi mainan baruku" , ucapnya dengan senyum sinis lalu merangkak menjauh dariku dan berdiri disamping ranjang.
"ely menjualmu padaku untuk menembus nyawa suaminya yang berhutang banyak padaku" katanya sambil menatapku
Tidak..
, tante ely tidak mungkin melakukan itu kan. Suami tante ely memang selalu mabuk mabukan dan berjudi di casino. Tahun lalu tante ely bahkan harus menjual rumahnya untuk membayar hutang suaminya dan sekarang apa? Please someone tell me this is a dream. Mataku berair dan seketika air mata mengalir deras dipipiku.
"tidak mungkin.. ", kataku tidak percaya
"oh tapi kamu boleh menolak, anyway i wont take any girl against their will", katanya sambil berjalan menjauh dari ranjang.
Perasaan lega menyelimuti ku...
"tapi mungkin kali ini bukan hanya nyawa suami tantemu yang akan melayang, nyawa tantemu juga harus ikut", lanjutnya dengan senyuman sinis
"kau memiliki waktu sampai besok untuk memutuskannya", lanjutnya sambil berjalan keluar.