Cassy POV:
*****
"papa papa mencoba lihat gambar yang barusan cassy buat" ,sambil menunjukkan gambarku ke papa
"wahh, ini papa?" , tanya papa bingung
"iyaa ini papa, trus ini mama dan ini aku" ,jawabku dengan bangga
"kok papa jadi jelek sih" , rengek papa
"hahhahahahhaha" tawaku bersama papa
"ada hitam hitam ini lagi" protes papa
"ohh itu tato papa" kataku sambil tertawa lagi
"dasar, ini mah tompel bukan tato...
Tringgg tringgg
"sebentar ya cassy sayang" , kata papa mengelus rambutku sambil beranjak berjalan menerima telepon yang masuk .
("apa? Sudah kuduga maston sialan itu akan curang! Cari pembunuh bayaran lalu bunuh dia!" )
samar samar terdengar suara papa yang sepertinya sedang marah.
"ada apa pa?" ,tanya ku saat papa kembali
"tidak sayang" ,jawab papa dengan senyuman hangat
Aku rindu papa dan mama....
****
"Cassy !! Cassy, kamu didalam?"
Aku terbangun karena dikejutkan oleh suara ribut yang memanggil ku. Ughhh ternyata aku tertidur sekilas tanganku terlihat berkerut, aku pasti telah lama tertidur. Perlahan bangun dan berjalan menuju pintu
"lily?" tanya ku ragu
"cepat selesaikan mandi mu dan keluarlah, sudah hampir sejam kamu didalm" ,kata lily samar terdengar khawatir
"oke sebentar" ,dengan cepat aku mengeringkan badanku dengan handuk yang tergantung didinding lalu memakai baju yang diletakkan lily. Ternyata ini adalah kemeja berukuran besar tampaknya ini milik laki laki ,tanpa berlama lama aku menyelipkan kemeja itu dan keluar.
"apa yang kamu lakukan sejam lebih didalam sana cassy?" , tanya lily
"aku ketiduran " ,kataku dengan sedikit senyuman bersalah
"ahh baiklah kukira terjadi sesuatu padamu , tuan muda sudah menunggumu diruang kerjanya" , jelas lily
"ookay.. Eh.. jam berapa sekarang?" ,tanyaku
Sejujurnya aku tidak tahu sudah berapa lama berada disini, handphone dan tasku juga tidak ada.
"jam 4 sore, ayo kuantar ke kantornya setelah ini aku masih harus menyiapkan makan malam" , jawab lily sambil berjalan keluar yang lalu kuikuti
Rumah ini ,bukan ini lebih seperti mansion yang sangat luas dan mewah. Begitu kita keluar dari kamar itu mataku langsung dikejutkan dengan berbagai barang antik yang terlihat sangat mahal terpajang di setiap sudut, dinding berbasis putih hitam dan tangga marmer dengan lampu gantung kristal besar menjadikan mansion ini sangat mewah. Terdapat beberapa kamar juga dilantai ini.
Aku berusaha mengimbangi langkah lily yang cepat menuruni tangga, kenapa tangganya begitu panjang?
Sesampai dibawah aku kembali terkejut dengan ruangan makan dengan meja yang panjang mungkin muat 30 orang dan seiring berjalan melewati ruangan makan itu aku bertemu beberapa laki laki tegap berjas hitam yang sedang bermain billiard melemparkan tatapan seolah aku ini santapan lezat bagi mereka. Satu dari mereka terlihat familiar ,selama berjalan aku terus berusaha mengingat dimana aku pernah bertemunya. Oh! I know, dia yang duduk dimobil saat aku dan emerly keluar dari cafe waktu itu.
Aku tau ini terdengar tidak masuk akal untuk ingat wajah seseorang yang baru pernah diliat sekali sebulan yang lalu. Tapi sejak kecil aku tidak pernah melupakan wajah, ntah kenapa aku akan selalu mengingat wajah yang pernah kuliat apalagi saat itu aku sedang bersiaga di sekitarku.
Saat menunduk akhirnya aku tahu alasan tatapan mereka, kemeja ini memang terlalu besar di tubuhku tapi terhitung pendek yang menampakkan sebagian paha dan kakiku.
"ouhh" , sontakku saat menabrak sesuatu didepanku
"kenapa berhent lil... Ohh ,kita sudah sampai ya?" ucapku malu dengan pertanyaan bodohku
"masuklah", lalu lily bergegas kembali berjalan meninggalkanku
Melihat punggung lily yang semakin menjauh membuatku gugup. Sekarang aku harus bertemu dengan monster itu lagi. Takut. Perasaan itu lah yang menghantuiku sekarang. Takut akan apa yang bisa saja lelaki itu lakukan membuat kakiku terasa seperti jelly. Aku ingin lari dari sini. Aku tidak ingin bertemu dia lagi.
Tapi aku tau, perasaan takut dariku yang dia nikmati. Jadi aku harus terlihat berani didepannya.
Perlahan kubuka pintu kayu yang mengkilap ini
"kau tidak tau cara mengetuk?" , tanya sesosok laki laki yang sedang duduk di meja kerjanya.
Itu dia monster psikonya. Rasanya aku ingin sekali berbalik dan langsung lari, Memori tentang beberapa jam sebelumnya kembali dan seketika perasaan benciku padanya semakin besar.
"apa kau berniat menyekapku selamanya disini?" ,tanya ku dengan berani
"teruskan cara bicaramu dan kau akan menyesal"
Aku hanya diam mendengar peringatannya.
"duduk",perintahnya sambil memberi arahan agar aku duduk di kursi yang menghadapnya.
Akupun berjalan menujunya dengan sesekali memerhatikan sekitarku , saat telah berada dihadapannua aku pun duduk dikursi yang berada didepan meja kerjanya.
"boleh kutau namamu?" ,tanya ku dengan sopan dan berusaha mengalihkan pembicaraan.
Aku tidak ingin mengulangi kejadian tadi dengan membuatnya marah lagi. Memikirkannya saja sudah membuat tubuhku bergetar
Ia menaikkan alis kanannya sebelah
"pertanyaanmu mengejutkanku"
"hah... Apakah aneh menanyakan nama penyekapku?" ,kataku yang lebih seperti pertanyaan
Benar benar pertanyaan bodoh pikirku.
"Dexter Maston" ,katanya dengan tatapan misterius
"oh" , kataku canggung
"seperti perjanjian sekarang kau adalah milikku. Jangan membuatku marah atau tantemu bersama suaminya mati. Begitu juga denganmu." ,
katanya mengancamku
"kau juga akan melayani penghuni mansion ini termasuk aku" , lanjutnya lagi
Saat aku sedang berusaha mencerna kata katanya
"me me laya..ni? Tidak, aku tau aku properti mu sekarang tapi aku bukan pelacur dan ka kau juga bilang tidak akan memaksakan dirimu pada wanita KAN??? ", tanyaku panik
"apa yang kau pikirkan? Tugasmu seperti lily, memasak dan melayani semuanya" , jelasnya sambil menyeringai
"ohh" , jawabku sangat malu
Aku yakin dia sengaja menggunakan kata "Melayani" untuk mempermainkanku
Lelaki licik!
"sampai kapan?" ,tanyaku cemas
"hmm... Sampai aku bosan denganmu?" , terlihat ujung bibir kanannya naik dan tersenyum memperlihatkan lesung pipinya.
Dengan dua kancing kemejanya terbuka dan tatapan seperti itu..
Jujur ia terlihat agak..... Sexy??
"tenang saja, aku tidak akan memaksakan diri pada mu karna nanti kau yang akan naik keatas ranjangku dengan kedua kakimu sendiri" , katanya percaya diri
"hanya dalam mimpi mu" , kataku tidak percaya dengan apa yang barusan kudengar.
Apa dia kira bisa mendapatkan wanita manapun?
Dasar gila
"dan tanpa izinku kau juga tidak boleh keluar dari mansion ini" , katanya kali ini dengan serius
"Apa?!! Lalu bagaimana dengan kuliah ku?, protesku
"aku tidak peduli" , katanya singkat dan cuek
"ka kau tidak bisa melakukan ini", kataku dengan ekspresi panik
"YA. AKU BISA",jawabnya dengan tegas
"kau tidak akan bisa membayangkan betapa kerasnya usahaku untuk masuk ke universitas itu. Kumohon jangan lakukan ini" , kataku dengan sedikit nada memohon karna sudah putus asa
Aku tau pria ini keras kepala ,aku tidak bisa keras kepala juga menghadapinya karena nantinya juga bakal menyulitkanku dan sekarang agar dia mau mendengarkanku aku harus menggunakan cara halus
"baiklah akan kupertimbangkan", katanya tiba tiba
"eh?? Benarkah??" ,kataku kegirangan
"tapi kau harus memuaskanku"
Kata katanya memudarkan senyum girang ku
"aa apa maksudmu?" tanyaku
"figure it out" jawabnya dengan senyuman menggoda
Shit.