Chereads / Dance Of The Red Peacock.Ind / Chapter 85 - Bangkitnya Merak Yang Tertidur

Chapter 85 - Bangkitnya Merak Yang Tertidur

----------------

Pagi datang.

Matahari belum muncul dari tempatnya tapi kediaman Jie harus menyiapkan upacara pemakaman hari itu, di tengah aula ada sebuah peti besar berukir yang sangat indah yang sudah dipersiapkan sejak subuh, beberapa pekerja rumah membawa ornamen dominan hitam putih yang memenuhi aula, bunga dan ucapan belasungkawa sudah tiba sejak pagi buta, belum juga pagi menjelang dan sudah hampir tidak ada tempat tersisa untuk menempatkannya.

BaiHu sudah siap dengan pakaiannya, warna putih, dengan garis biru tua lambang keluarga Jie, hanya mengenakan pita putih di cepol rambutnya, ia berhenti di depan pintu kamar HongEr, menarik napas sebentar sebelum membukanya.

"klek"

Dua orang pelayan muda yang berdiri di depan pintu menurunkan lututnya menyambut BaiHu masuk.

"Tuan besar"

BaiHu melirik ke atas ranjang di mana TangYuan masih tidur dengan memeluk selimut HongEr. Ia akhirnya tertidur setelah semalaman menangis, dan kini BaiHu harus membangunkannya karena upacara pelepasan Hong akan segera dimulai. Saat ini Sang dan lainnya mungkin sudah membawa tubuh Hong ke aula, sebagai orang tua dan keluarga tidak ada yang boleh melihat saat tubuhnya dimasukkan ke dalam peti.

BaiHu mendekat, duduk perlahan di pinggir ranjang dan menyentuh pundak TangYuan lembut.

"Sayang, saatnya bangun, ini, sudah waktunya"

Tapi TangYuan enggan membuka matanya, ia hanya memeluk selimut tebal Hong lebih erat.

"Jangan ganggu tidurku sayang" gumam TangYuan.

BaiHu mengerti TangYuan yang begitu depresi dan lelah hingga berusaha berpikir kejadian buruk itu hanyalah mimpi, tapi ini kenyataan, BaiHu menyentuh pundak istrinya lagi.

"Sayang ayo bangunlah, Hong membutuhkan kita untuk mengantarnya"

TangYuan menoleh, membuka matanya dan melihat BaiHu bingung.

"Apa maksud sayang? Memangnya Hong mau kemana? Sudahlah sayang biarkan aku dan Hong tidur dulu yah, ia butuh banyak istirahat, kelasnya bisa dipindahkan agak siang khan" TangYuan kembali memeluk selimut tebal di sampingnya.

TangYuan pasti berdelusi lagi, saat BaiHu berusaha menjelaskan tiba-tiba muncul Sang dari luar.

"Buk buk buk buk!"

Langkah cepat tergesa.

"Tuan! Tuan besar, Tuan muda Hong! Tubuh tuan Muda Hong menghilang!" Seru Sang yang sepertinya berlari dengan cepat hingga napasnya hampir habis.

BaiHu membelalakkan matanya, bagaimana bisa tubuh yang dijaga begitu ketat di dalam goa bisa menghilang?

BaiHu hendak beranjak tapi ia mendengar sesuatu di atas ranjang.

"Hooaaaaa"

BaiHu menoleh pelan, mungkin ia hanya berkhayal, seperti yang dialami TangYuan karena terlalu merindukan HongEr, hingga, melihat Hong yang menurunkan selimutnya di atas ranjang di samping TangYuan.

"Ibunda Hong dingin" Hong memeluk Ibundanya, TangYuan membelai rambut Hong dan memeluknya erat.

"Sini Ibunda peluk, aduh kasihan sekali putra Ibunda pasti kedinginan yah"

"Iyah Ibunda"

BaiHu menoleh kembali pada Sang, apa, ia mulai gila? Tapi Sang juga melihatnya dengan mata lebar, menunjuk ke atas ranjang.

"T Tuan muda Hong"

Saat itu BaiHu membalikkan kepalanya kembali ia benar tidak mengkhayal melihat Hong di sana, BaiHu segera mendekat dan duduk di pinggir ranjang.

"HongEr?"

.............

Lewat tengah malam semalam.

Goa batu Jade sangat tenang tanpa suara. Ada dua pengawal yang berdiri di depan pintu masuk goa dengan tegap, walau sepertinya berusaha menahan diri atas rasa kantuk luar biasa dibuai angin yang berhembus pelan.

Di dalam goa.

Tubuh kaku Hong masih berbaring di atas Jade biru, rambutnya yang merah panjang sudah diikat dan dikepang bagian depannya dengan manis melingkari dahinya, ia masih tidak bergerak, tapi, udara sekitarnya perlahan menghangat, air keluar seakan es yang ada di sekelilingnya mencair, dari dinding air tiba-tiba mengalir, semua perlahan mencair.

Di tengah kening HongEr antara matanya muncul sesuatu berwarna merah menyerupai tato kecil dengan bentuk agak membulat di bagian bawah dan tajam di bagian atas, seperti buntut burung merak, rambut Hong berkibar, hawa panas terus menderu keluar dari tubuhnya, hingga tiba-tiba matanya terbuka lebar, mata yang berwarna merah dan bersinar membuat goa yang seketika bercahaya merah terang.

Tak lama kemudian di kamar HongEr.

TangYuan yang masih menangisi kepergian Hong hingga memeluk pakaian Hong terbangun saat merasakan ranjang yang di tempatinya bergetar, ia bangun, membalikkan tubuhnya dan melihat Hong yang sudah duduk di pinggir ranjang, tersenyum padanya.

"Ibunda"

TangYuan tidak peduli kalau itu adalah mimpi atau ilusi, ia maju dan memeluk tubuh Hong dengan erat.

"HongEr, jangan tinggalkan Ibunda, Hong sudah janji, jangan pergi yah, Ibunda bisa mati kalau Hong pergi, HongEr Ibunda"

HongEr yang sekujur tubuhnya basah mengelus pundak Ibundanya.

"Hong janji Ibunda, Hong tidak akan meninggalkan Ibunda lagi"

Tangis TangYuan makin jadi, ia bisa merasakan tubuh putranya begitu nyata, ia benar ada di depannya, dipeluk Hong makin erat.

"Huks HongEr, huks huhuhuhu"

................

Seketika kediaman besar Jie sibuk.

Sang berdiri di tengah ruangan melihat para pelayan bekerja cepat menurunkan segala hiasan dan lampion berduka.

"Ayo cepat turunkan itu, sudah tarik saja!" Serunya.

Seorang pelayan agak berumur mendekat, ia mungkin sudah tua dan pikun dan telinganya mulai agak sulit mendengar tapi ia penasaran sekali.

"Eh Tuan Sang, apa, hamba tidak salah dengar? Kalau tuan Muda Hong sudah sadar?"

SangTao mengangguk, wajahnya terlihat berseri-seri.

"Iyah pak tua Li, makanya semua ini harus cepat diturunkan ganti dengan warna merah kesukaan tuan muda Hong karena kita akan merayakan ulang tahunnya, jangan sampai tuan muda keluar dan melihat semua ini"

Pak tua Li, pria itu mengangguk, agak tergopoh ia segera melanjutkan pekerjaannya, Sang tersenyum, bukan ia saja tapi semua pelayan dan pekerja di rumah tersenyum ceria.

"Tuan Muda Hong sadar" seru salah seorang pelayan, pelayan lainnya menyahut.

"Iyah ayo kita harus cepat menggantinya jangan sampai tuan Muda marah-marah nanti melihat semua hiasan ini"

Pelayan sibuk dengan gerak cepat mencopot semua ornamen untuk berduka di setiap sudut rumah, tidak boleh meninggalkan sehelaipun, peti mati begitu megah itu dengan cepat dikembalikan ke pembuatnya tanpa meminta uang kembali, ini kebahagiaan besar untuk keluarga Jie, setelah ini ornamen yang naik adalah merah dan emas, lambang HongEr, mereka akan merayakan ulang tahunnya.

------------------------------