--------------------------
Di kamar HongEr.
Tabib mengepalkan tangannya memberi hormat pada BaiHu yang sudah menunggu hasil pemeriksaannya pada Hong sejak tadi.
"Selamat Tuan Besar, kondisi tuan Muda Hong sudah sangat membaik, walau masih sediki lemah tapi denyut nadinya sudah normal, detak jantung kuat dan suhu tubuh semakin meningkat, hamba tidak menemukan sisa racun dalam tubuh tuan Muda Hong" lapor tabib keluarga tabib Chang, tabib Chai sudah pulang sejak berapa hari lalu.
BaiHu tersenyum, walau datar, ia tak tahu harus bersikap apa tapi melihat putranya kini di pelukan istrinya, semakin sehat, ini seperti mimpi, tapi bukan. Fei menurunkan tubuhnya memeriksa adiknya.
"Adik kau merasa enakan?" Tanyanya, Hong mengangguk, masih memeluk Ibundanya dan mengangguk.
"Iyah kak Hong sudah baikan, Hong lemas sekali, Ibunda apa bubur Hong sudah siap? Hong lapar sekali sampai tidak ada tenaga" ujar Hong manja.
TangYuan tersenyum sambil membelai rambut HongEr dan mengecup dahinya.
"Sabar Hong sebentar lagi akan siap, bibi Lu kehabisan bahan tadi dan baru belanja lagi, sabar yah"
TangYi tak bisa menyembunyikan ekspresinya, ia duduk di pinggir ranjang menepuk tangan Hong pelan.
"Hei anak nakal, kau membuat semua orang menangis hingga mata bengkak seperti ini, kau harus dihukum nanti"
Hong melirik semua orang, Ibundanya, ayahandanya, kakaknya, kak TangYi, pangeran Kai bahkan kak DaHuang dan kak Tao, mereka semua terlihat lelah dengan mata agak sembab, Hong memeluk Ibundanya semakin erat.
"Ibunda maafkan Hong membuat Ibunda menangis sampai begini, kak Yi jangan hukum Hong yah"
Semua spontan tertawa melihat sikap manja Hong kembali.
DaHuang yang berdiri di dekat pintu tak bisa menahan air mata harunya, ia menghapusnya cepat.
"Ems tuan muda, syukurlah"
KaiLe tak bisa berhenti tersenyum, dalam kepalanya kini hanya melihat wajah Hong yang kembali pada semua orang, hanya Hong di matanya.
Tao mengerti bagaimana perasaan pangerannya, ia juga tidak bisa berhenti tersenyum melihat pangerannya terus tersenyum bahagia, matanya tidak lagi menyimpan kesedihan mendalam seperti kemarin, ia sangat jarang melihat pangerannya meluapkan perasaannya, apapun itu, ia jarang sedih apalagi menangis, ia juga tidak menunjukkan ia sangat bahagia hingga tertawa lepas, selama di Hua, ia melihat sikap Pangerannya yang sangat datar, hampir tidak menikmati hidup karena ia merasa tugasnya sebagai seorang pangeran muda menuntut ia keras pada orang lain dan juga pada dirinya sendiri, tapi, sejak tiba di Tang, terutama sejak tiba di rumah besar Jie berapa bulan lalu, sikap Pangerannya berubah, ia, menjadi lebih hidup.
"He syukurlah adik Hong"
.................
Perayaan ulang tahun HongEr, yang tertunda.
Rumah besar Jie sangat ramai, acara ulang tahun tidak banyak diisi dengan acara hiburan tapi keluarga besar Jie sengaja mengundang banyak rakyat sekitar yang kurang untuk mendapatkan bantuan, mereka selalu melakukannya setiap awal tahun tapi kali ini BaiHu dan TangYuan berpikir ini juga mungkin salah satu wujud bersyukur karena Hong telah sadar dari sakitnya.
LuWang dan SangTao tak ada habisnya mengatur setiap orang yang masuk dan berjejer rapih di sepanjang halaman depan rumah besar Jie, walau mengundang banyak orang DaHuang, Tao, aYao dan semua penjaga rumah tetap membuka matanya lebar untuk orang yang berniat jahat yang mungkin saja bisa menyusup di antara warga.
"Hati-hati pak, nanti dibantu dibawakan ke kereta yah" ujar BaiHu lembut pada salah seorang bapak tua bungkuk yang tiba di depannya, BaiHu mengangkat tangannya memberi aba-aba pada petugas rumahnya.
"Terima kasih tuan besar"
FeiEr terlihat membantu di sisi lain, DaHuang berdiri tegap di sampingnya dengan pandangan waspada.
"Silahkan Bu"
...................
Walau hadiah dari istana seperti tidak ada habisnya, dan seperti janji Baginda Kaisar Hong mendapatkan rumah pohon idamannya di lembah Jie, rumah pohon yang lebih menyerupai istana kecil ketimbang rumah pohon biasanya.
"Waaah ini bagus sekali, ayo kak kita naik, kak Kai ayo!" Seru Hong menarik tangan Fei dan KaiLe menaiki anak tangga ke rumah pohonnya, walau dua pemuda itu masih saling tidak menyukai satu sama lain tapi keduanya harus meredam emosinya di depan HongEr.
"Hati-hati dik kau masih lemah" seru Fei menahan tangan Hong yang terlalu bersemangat.
Tapi Hong seperti anak kecil yang melirik ke depan, ke belakang, ke samping kiri kanan hingga masuk ke dalam rumah pohon yang cukup besar itu, ia meloncat kegirangan.
"Waaah rumah Hong sendiri!"
...................
Brrrrrr!!
Dua kuda besar milik Hua sudah menunggu di depan halaman rumah besar Jie.
KaiLe dan Tao terlihat bersiap untuk pergi.
KaiLe berdiri di depan BaiHu dan Fei yang mengantarnya keluar, walau Fei masih tidak begitu menyukai pangeran itu tapi bagaimanapun Kai sudah membantu sebisanya, adiknya bisa kembali sadar juga mungkin karena energinya.
"Hamba akan kembali ke Hua, penyelidikan soal penyerangan adik Hong belum selesai, khawatirnya, hingga pelaku tertangkap adik Hong mungkin masih dalam bahaya" ujar Kai pada BaiHu.
BaiHu mengangguk.
"Iyah ini sangat berbahaya, pihak istana juga sudah mengutus penyelidik untuk mencari dalang penyerangan, siapapun mereka, mereka begitu ahli dalam melakukan pekerjaan mereka, sedikitpun tidak meninggalkan jejak"
Kai menurunkan kepalanya.
"Heh, yang pasti mereka berasal dari Hua, orang-orang yang tewas itu jelas rakyat Hua, prajurit Hua dengan ciri khas dari wajah, rambut dan tatoo di tubuh mereka, hanya, siapa orang di Hua yang menginginkan kematian adik Hong, ini, sangat aneh"
"Mereka mungkin salah sasaran, adik tidak pernah ke Hua, mengetahuinya saja tidak, ia hanya anak kecil berusia tujuh belas tahun yang bahkan tidak becus memakai pakaiannya sendiri, ini, bukan penyerangan biasa" ujar Fei.
BaiHu mengangguk, Kaisar sendiri sudah mengutus orang paling handal dari BaoSangYi untuk menyelidiki masalah ini, semua tidak bisa dibiarkan begitu saja, menyangkut keselamatan Hong dan juga hubungan baik dengan negara Hua, ini masalah yang sangat penting.
KaILe menuju ke kudanya, saatnya melanjutkan perjalanannya kembali ke Hua, walau, ia sangat ingin tinggal lebih lama di sana, tapi tugasnya sudah menunggu, menyelesaikan masalah yang selama diselidikinya mungkin juga akan sangat membantu adik Hong agar tidak berada dalam bahaya lagi.
KaILe menaiki kudanya,
"Heeeee!!" Kuda tinggi besar berwarna perak itu memang sangat bisa diandalkan, KaiLe tidak akan pernah lupa kalau HongEr juga pernah menaiki kudanya dengan wajah sangat ceria, ia akan kembali ke sana segera setelah menyelesaikan tugasnya, entah bagaimana masa depannya dengan Hong kelak tapi Kai tahu pasti, hanya adik Hong yang bisa membuat dadanya berdebar kencang tak terkendali, pipinya merah dan kepalanya panas, walau semua perasaan aneh itu timbul dan agak sedikit menganggunya, tapi ia merasakan sangat hidup, ia akan tersenyum sendiri, ada rasa hangat di dadanya, perutnya sedikit mual walau ia tidak makan makanan pedas sekalipun, rasanya kurang nyaman tapi ingin kembali merasakannya, walau semua perasaan aneh itu menjadi satu dan tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata tapi ia sangat bahagia, perasaan yang sangat hangat.
"Hiaaaa hiaaa!!" KaiLe dan Tao mempercepat laju kuda mereka saat sudah keluar dari area rumah besar Jie, mata Kai berkilat, ia akan menyelesaikan kasus ini dengan cepat.
-----------------------------