-----------------
Hong langsung lari mendekati Fei dan KaiLe di atas kuda mereka.
"Hong mau di luar sebentar ibunda, kakak temani Hong jalan yuk" seru Hong menarik pakaian Fei.
FeiEr berusaha mengendalikan kudanya agar tidak menubruk Hong yang berada di bawahnya.
"Hong menurut Ibunda lebih baik Hong duduk saja di dalam temani Ibunda"
Hong tidak melepaskan pegangannya pada pakaian FeiEr.
"Akh kakak"
KaiLe menahan senyumnya melihat tingkah menggemaskan Hong, ia perlahan turun dari kudanya.
"Adik Hong ingin menaiki kuda kak Kai? Terakhir belum sempat naik khan"
Hong menoleh, wajahnya langsung tersenyum lebar, tentu saja mau, ia mendekat cepat.
"Waah benar kak? Hong boleh menaikinya?"
FeiEr mengerutkan matanya, ia terlambat dan Kai memanfaatkan kesempatan dengan cepat.
"Tidak usah pangeran Kai, tidak perlu merepotkan anda untuk jalan, lagipula adik Hong suka tidak seimbang hamba takut ia bisa jatuh nanti"
Hong sibuk mengagumi kuda tinggi besar berwarna abu-abu perak milik pangeran Kai, kuda pilihan yang sangat bagus.
"Waah dia cantik sekali"
KaiLe tersenyum pada Fei.
"Tidak apa-apa tuan Muda Fei, aku bisa memegang adik Hong agar tidak jatuh, ayo dik"
Fei ingin membuka mulut lagi mencegah, pada dasarnya ia hanya tidak suka pangeran itu dekat-dekat adiknya, padahal ia sudah tahu dari lama kalau adik Hong itu bukan anak gadis tapi ia tetap mendekatinya, ini sangat mencemaskan.
KaiLe memegang tangan Hong saat ia berusaha naik ke atas kuda tinggi besar itu.
"Pelan-pelan dik"
Di sisi BaiHu dan SangTao.
BaiHu menggelengkan kepalanya melihat Hong yang selalu bertingkah aneh dan tidak bisa diam.
"Heh anak itu banyak sekali maunya"
Sang mendekat.
"Tuan besar, soal ulang tahun Tuan muda, hamba sudah mengutus orang untuk menjemput tabib sakti Huang yang terakhir terlihat di negara Hua, mungkin sebelum ulang tahun beliau akan tiba di lembah Jie"
BaiHu menarik napasnya panjang, ia berusaha tidak memikirkannya tapi ia tidak mungkin bisa, walau ia tak ingin memikirkan yang terburuk tapi semua itu ada di depan matanya.
"Heh, anak malang, anda aku tahu apa yang harus ku lakukan Sang, ia anak yang sangat ceria, he lihat wajahnya, bagaimana bisa anak seceria itu menghadapi bahaya di depan mata sebesar itu, bagaimana memberitahu Ibunda dan kakaknya"
Suara tawa Hong terdengar jelas.
"Hahaha kak Kai Hong bisa sendiri tidak usah dipegang begitu juga"
KaiLe tertawa kecil hingga pipinya merona.
"He ini demi keselamatan adik Hong juga"
Wajah Fei terlihat menahan kesal, bisa-bisanya adiknya tertawa begitu ceria kepada orang lain selain dirinya.
"Hemmh"
.......................
Tak lama rombongan tiba di sebuah rumah penginapan besar di tengah kota LiuYi, salah satu jaringan rumah penginapan milik keluarga Jie, pak Tua Mo menyambut BaiHu dan rombongan di depan pintu gerbang.
"Selamat datang tuan besar, silahkan masuk semua kamar di bungalow belakang sudah dibersihkan seperti biasa"
BaiHu menepuk pundak pak Tua Mo yang sudah bekerja dengan keluarga Jie selama beberapa generasi, rumah penginapan juga rumah makan selalu ramai dan menarik banyak pengunjung setiap harinya.
"Hehehe bagaimana kabarnya Pak Tua Mo, maaf baru sempat berkunjung sekarang"
Pria tua dengan rambut yang sudah hampir memutih semua itu menurunkan kepalanya masih dalam posisi menghormat.
"Tuan besar bisa berkunjung saat ini saja sudah menjadi suatu kehormatan besar, jangan sungkan tuan besar, silahkan"
Rombongan berjalan masuk, Hong berjalan di samping Fei sambil terus bermain dengan XiaoHung burung kecilnya, TangYuan berjalan bersama ErNiang yang diikuti beberapa pelayan gadis muda di belakangnya.
"ErNiang aku butuh mandi air panas, nanti tolong disiapkan yah"
ErNiang menurunkan kepalanya.
"Siap Tuan Putri"
"Dan jangan lupa siapkan pakaian Hong yang berwarna merah dan kuning itu, juga pakaian Fei, apa kita bawa yang warna putih dan hijau muda itu yah?"
ErNiang menganggukkan kepalanya, Tuan Putrinya memang terobsesi dengan segala pakaian terindah di negeri hingga tidak akan melewatkan sedikitpun kesempatan untuk mendandani Fei dan Hong dengan segala pakaian terindah yang ada.
"Ada Tuan Putri"
KaiLe dan Tao mengagumi bangunan rumah penginapan yang cukup kokoh dan megah, bersih dan terang dengan cahaya matahari yang masuk melewati balkon untuk kamar tamu di lantai dua dan tiga yang membentuk lingkaran dari lantai dasar yang merupakan rumah makan, angin berhembus pelan menerbangkan beberapa spanduk dengan tulisan kaligrafi besar dari beberapa ahli kaligrafi terkenal yang diabadikan sebagai penghias rumah penginapan, lambang keluarga Jie jelas terlihat saat memasuki gerbang depan rumah makan, siapapun akan segera tahu kalau rumah penginapan ini milik keluarga Jie yang terhormat.
"Ini bagus Tao, kenapa kita tidak menemukannya terakhir ke sini yah?"
Lokasi rumah penginapan ada di ujung jalan agak jauh dari keramaian jadi tidak akan melewati jalan utama, harus berbelok sedikit ke jalan lain untuk bisa menemukannya, bagi yang sudah langganan tentunya akan segera mencarinya tidak dengan orang yang hanya sekedar lewat saja.
....................
Drap drap drap drap! Suara derap kaki kuda berlari cepat di atas tanah berpasir, menembus angin malam dan menghilang secepatnya di ujung jalan, orang yang duduk di atas kuda terlihat tergesa-gesa hingga tak sempat menoleh ke kanan dan ke kiri dan hanya lurus ke depan tujuannya saja.
"Hiaaaaa! Hiaaaa!"
Suara hewan malam menyertai sesaat suara derap kuda menghilang samar, malam semakin gelap dan jalan setapak di antara hutan itu sudah tidak terlihat satupun orang yang lewat, terlihat dari pasak batu yang ditancap di pinggir jalan kalau jalan kecil itu adalah jalan penghubung ke kota besar LiuYi.
-------------------------