Sepanjang perjalanan tak ada seorang pun yang berani bersuara, Dani hanya menutup mata mencoba mengistirahatkan hati dan pikirannya. Semenjak mengetahui bahwa Dya telah menjadi target Kristofel Greco sang sepupu gilanya, Dani tidak dapat memejamkan matanya. Namun kini ia bisa sedikit lega meski tak sepenuhnya. Kristofel Greco bukanlah seseorang yang bisa dianggap remeh. Pekerjaannya sebagai seorang pengusaha dan mafia penguasa wilayah Meksiko membuatnya sangat ditakuti. Dalam menghancurkan seseorang yang dianggap penghalang ia tak pernah pandang bulu bahkan keluarga Dani sudah merasakannya. Beruntung kakek Dani dari pihak sang ibu bukanlah orang sembarangan sehingga untuk bangkit kembali bukanlah hal yang mustahil untuk mereka. Selama ini Dani memang sudah melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi sang sepupu dari pihak ayahnya itu, namun ia tak pernah menduga bahwa saatnya akan tiba secepat ini dan harus melibatkan orang yang sangat ia cintai.
Jika ia boleh memilih ia tak ingin berurusan lagi dengan keluarga Greco karena menurutnya itu hanya akan membuka luka lama, namun demi melindungi orang-orang yang ia cintai apapun akan dia lakukan. Menyadari mobil telah berhenti Dani membuka matanya dan mengatur kembali penampilannya. Bagaimana pun orang-orang tidak boleh melihat dirinya yang lemah. Begitu pintu dibuka Dani segera beranjak keluar dari mobil. Dengan langkahnya yang penuh wibawa dan aura dingin ia terus melangkah menuju ke tempat di mana orang-orang yang ia cintai berada.
Ceklek…
Pintu dibuka, di sana ayah, ibu, dan angota keluarga Kusuma sedang duduk sambil bercengkrama namun hatinya seakan mencelos saat matanya tak dapat menemukan seseorang yang sudah membuatnya tidak bisa memejamkan mata. Tak lama sebuah suara yang berasal dari arah pintu yang berada di samping ruangan itu membuatnya mengalihkan pandangannya.
"Maaf aku terlam.."
Ucapan Dya terpotong karena kini tatapannya bersibobrok dengan iris sebiru samudra itu. Tanpa kata Dani langsung melangkah dan meraih gadis yang telah mengubah dunianya itu ke dalam pelukannya yang hangat dan menenangkan.
Perlakuan Dani yang tiba-tiba itu dihadiahi siulan menggoda dari Linda adik bungsu Dya. Merasa malu mendapat godaan dari sang adik yang memang terkenal jahil membuat Dya berusaha melepaskan pelukan Dani. "Biarkan seperti ini sebentar saja, kau tidak tahu kan bagaimana khawatirnya aku saat mengetahui bahwa seseorang berusaha mengambilmu dariku!" Bisik Dani sambil mempererat pelukannya. Dahi Dya mengernyit mendengar ucapan Dani. "Seseorang ingin mengambilku?" Ulang Dya mencoba meyakinkan pendengarannya.
"Iya tapi kau tak perlu takut karena apapun yang akan terjadi aku akan selalu melindungimu. Tidak akan aku biarkan apa pun menimpamu ataupun keluarga kita." Bisiknya sambil mengecup pucuk kepala gadisnya.
***
Di kamar yang gelap itu seorang pria tampak berdiri di depan jendela sambil menyesap minuman alkohol yang ada ditangannya. Barang-barang dan pecahan berserakan di mana-mana. Beberapa jam yang lalu ia baru saja murka karena kelalaian para bawahannya. "Jadi kau ingin bermain-main dengan ku sepupu?" Sinisnya seakan orang yang di maksud sedang berada di hadapannya. "Sejak dulu ia adalah milikku , kini kau hadir dan mencoba merebutnya dariku. Tunggu dan lihat saja aku pasti akan mengambil apa yang harusnya menjadi milikku. Tak perduli dimana pun kau menyembunyikannya aku pasti akan menemukannya bahkan jika aku harus menghancurkan setiap jengkal tanah yang ada di bumi ini." Ucapnya sambil mengepalkan kedua tangannya dan sebuah seringai penuh kebencian tercipta di bibirnya.
Sementara itu di waktu yang sama namun tempat yang berbeda Dani, Sam ayah Dani, Irwan, Arman, dan Bryan saudara ipar Dya sedang berkumpul di ruang kerja Dani bila ia sedang berada di Jepang. "Jadi sebenarnya ada apa sehingga kau membuat kami semua panik dengan sikapmu sejak beberapa hari yang lalu?" Tanya Sam ayah Dani to the point. Saat ini semua pasang mata yang berada di ruangan itu sedang menatap Dani penuh tanya.
Dani menarik nafasnya dalam-dalam, "Sebelumnya aku ucapkan selamat datang kepada Arman dan Bryan yang sudah jauh-jauh dari Italia mau datang kemari tanpa tahu apa yang sedang terjadi. Maafkan aku jika sikapku sejak beberapa hari yang lalu menyebabkan kepanikan untuk kalian semua," Kata Dani memulai penjelasannya. "Aku melakukan semua itu karena sebuah alasan yang aku yakin kalian juga akan melakukan hal yang sama dengan ku jika mengetahui apa yang sedang terjadi."
"Mendengar ucapanmu barusan aku berharap alasanmu benar-benar kuat seperti yang kau katakan." Ucap Bryan yang sebenarnya sedikit dongkol dengan sikap Dani yang belum menjelaskan alasannya semenjak ia tiba di Jepang hingga saat ini.
"Yang menjadi alasan sikapku sejak beberapa hari yang lalu adalah Arindya Puspita,,,"
"Ada hubungan apa kak Dya dengan sikapmu sejak beberapa hari yang lalu?" Potong Bryan sementara Irwan dan Arman hanya bisa diam mengernyitkan alisnya penuh tanya."Sudah daddy duga, hanya saja yang belum daddy tahu ada apa dengan Dya?"
"Dya dalam bahaya…."
"Apa?" Tanya Irwan, Arman dan Bryan bersamaan sementara Sam hanya diam menunggu penjelasan selanjutnya dari sang putra.
"Iya Dya dalam bahaya, beberapa hari yang lalu aku baru tahu mengetahui kebenaran peristiwa beberapa tahun silam saat kalian sekeluarga terpaksa meninggalkan Indonesia dan menyebabkan aku terpisah dari Dya."
"Jadi maksudmu???"
"Iya, ini ada hubungannya dengan peristiwa itu. Apakah kalian tahu siapa dalang dari semua peristiwa itu?" Tanya Dani yang dijawab oleh Irwan dan Arman hanya dengan gelengan. "Bagaimana denganmu? Sebagai salah satu orang yang disegani di kalangan bawah tanah di Itali aku yakin kau tidak mungkin tidak tahu." Ucap Dani sambil menatap Bryan. Mendengar Ucapan Dani semua pasang mata yang ada di ruangan itu kini menatap Bryan meminta penjelasan.
"Iya baiklah aku memang tahu tapi maafkan aku karena tidak memberitahukan kebenaran itu pada kalian semua bahkan pada istriku sendiri tidak aku beritahu."
"Apa maksudmu Bryan?" Tanya Irwan menatap tidak suka pada Bryan.
"Jangan tatap aku seperti itu Wan, Man karena bagaimana pun aku tidak tega mengatakannya…"
"Ini bukan mengenai tega atau pun tidak tega tapi ini mengenai keselamatan seseorang." Potong Dani. "Dalang dari kejadian beberapa tahun yang lalu adalah tuan Hartanto Kuswandi paman kalian sendiri." Ucap Dani yang sukses membuat mata Irwan dan Arman membola tak percaya.
"Brengsek, ini pasti ada hubungannya dengan perjodohan Dya dan anak seorang pengusaha di masa lalu." Timpal Irwan sambil mengepalkan tangannya menahan emosi.
"Orang tua itu benar-benar sudah gila, kenapa bukan anaknya saja yang ia jodohkan dengan pemuda sakit mental itu." Geram Arman.
"Justru itu yang kini membuat ia membenci keluarga Kusuma karena ia ingin anaknya yang kembali dijodohkan dengan putra pengusaha tersebut tapi pemuda tersebut sudah terlanjur menganggap Dya sebagai istrinya sehingga ia menolak kehadiran putri tuan Kuswandi." Bryan akhirnya angkat suara.
"Apa?" tanya Irwan dan Arman bersamaan.