Chereads / Rere / Chapter 3 - bab 3

Chapter 3 - bab 3

"mama"..

ujar ku pada mama ku,aneh,kenapa dia sudah pulang? jangan jangan! pikir ku

mendadak tubuh ku panik,badan ku menggigil

" Rendi! Rendi pulang ren cepat!"ujar ku panik,Rendi menatap ku bingung,tapi aku gk peduli,ini gawat,

"ren,gua mohon ni,pulang plis" ujar ku panik,Rendi tampak nya mengerti,dan segera pulang setelah mengucapkan selamat tinggal.

plak!!!

tamparan kesar mengenai pipi ku,rasa sakit luar biasa dpaat ku rasakan Dr pipi kanan ku,pedih! dan hati ku nyilu.

"siapa dia! kenapa kamu berani beraninya buat Raka khawatir!!" teriak Mama ku, aku ketakutan

"maaa..maafin Rere ma.. Rere akhh!!" teriak ku tertahan saat merasakan sakit di bagian rambut ku,ku lihat Mama menatap ku murka,ia menarik rambut ku dengan sangat keras dan menarik ku masuk ke rumah.

plak!!

tamparan kuat kembali ku rasakan

"dasar anak bod*h! bisa bisanya kamu buat Raka khawatir! kamu itu gk sadar? siapa yang buat kita bisa hidup kayak gini? Raka re! Raka!" teriak Mama ku,aku menangis sejadi-jadinya,aku bodoh! harusnya aku tak membuat Raka khawatir, harusnya aku tau bahwa Raka akan menelpon Mama,karna Raka tak tau sifat asli Mama

"maaf MA,maaf..Rere salah MA,ampun" ujar ku tersedu sedu,seakan tak mendengarkan,Mama memukulku dengan brutal,menjambak ku dengan keras

"anak bod*h! kamu sama saja seperti papa mu! bod*h! kamu gk ingat apa aja yang udah di beri sama keluarga Raka ha!"

"kalo gk ada dia kita bisa hidup di jalanan! kalo gk ad dia,Mama gk bakal bisa ketemu sahabat Mama lagi dan gk bakal di bantu cari kerja! "

"dan kamu berani berani nya buat dia khawatir! anak gk tau diri kamu!" dan masih banyak kali umpatan yang keluar dari mulut Mama,

aku menangis,menahan rasa sakit yang aku rasakan

"ampun ma, ampun..Rere gk bakal buat Raka khawatir lagi,ampun" teriak ku,aku berteriak sekuat kuatnya, memohon ampun yang pasti tak terdengar oleh nya,aku menangis,namun tangis ku pasti tak terdengar

menit berlalu dan seperti Mama kehabisan tenaga, badan ku sangat sakit,tampak beberapa rambut ku rontok tertarik olehnya,aku berlutut menutupi wajah ku,aku ketakutan,padalan aku sudah minta maaf.

"ganti baju mu! pergi ke rumah Raka dan minta maaf!" ujar Mama dan segera pergi dari rumah, sepertinya dia masih punya kerjaan di perusahaan keluarga Raka.

aku duduk sambil memegang lutut ku,mengigat serpihan serpihan kecil tentang ingatan ku di masa kecil ku.

flashback

"Mama! papa! berhenti! Rere mohon! berhenti! hikss Rere mohonnn" bisik gadis kecil itu di dalam kamarnya, tangan nya yang kecil menutup erat kedua telinganya,berharap suara gaduh dari ruang tamu itu akan menghilang.

"kamu itu sudah gila! sifat kamu itu udah gk waras!"ujar pria itu dengan nada yang tidak bersahabat.

" aku? salah? kamu yang bod*h,bisa bisanya kamu selingkuh ama wanita jal*ng itu!"teriak wanita itu

"aku ninggalin kamu karna kamu itu udh gk waras,udh gk sehat! kamu itu emosian dan aku benci di atur!"

"benci! kamu bilang benci! kamu gk pernah ngomong gitu saat kita pacaran! saat aku mengatur kamu !kamu menerimanya!"

"itu saat kamu melarang sesuatu yang wajar,tapi kalo sudah tidak boleh bertemu dengan wanita,itu udh gk waras,dasar wanita gil*k!"

perdebatan itu berlangsung cukup lama,membuat gadis kecil itu tak henti hentinya untuk tidak menangis,ia ketakutan,tapi tak akan ada yang mendengarkannya, pertengkaran ini bukan pertama kali di dengarnya.

setiap malam,setiap hari,ia slalu mendengar orang tuanya berdebat tentang masalah sepele.

dan tiap hari pula ia slalu di siksa Mama nya sebagai bahan pelampiasan kemarahannya

..

"Mama...ampun maa...Rere gk sengaja mecahin gelasnya" ucap Rere dengan bibir gemetaran,ia takut,sangat! ia tau bahwa Mama nya akan memukulinya,ia tau bahwa mamanya itu ringan tangan,ia tau akan hal itu.

"gk sengaja apa nya? kamu pikir Mama gk nampak kamu sengaja nyenggol gelas itu hah!" bentak mamanya sambari memukuli Rere dengan angger yang entah bagaimana slalu ada di sampingnya

"Mama ampun,Rere gk sengaja MA,ampun!" ujar Rere memohon,ia ketakutan,seluruh tubuhnya sakit namun ucapannya tak terdengar di telinga mamanya

"ani! apa yang kamu lakukan pada anak ku!" teriak Anton-papa rere- pada istrinya,ia sangat kaget ketika ia pulang kerja,ia melihat putri kesayangan di pukuli oleh istrinya

"anak mu?! dia anak ku,aku yang melahirkannya! aku yang membesarkannya! aku akan mendidiknya dengan sangat benar!" teriak Ani penuh emosi

"kami gil*k! ia masih anak anak, dia masih blm tau apa apa! dan kamu memukulinya dengan anger!" bentak Anton,ia tak mengerti mengapa Ani bisa Setega itu

"hey! kamu tak berhak menasehati ku! nasehati saja keluarga barumu!" ujar Ani sembari kembali memukuli Rere,tampak Anton mencoba menahan tangan Ani ,mencoba memberi waktu untuk Rere pergi sementara

"pergi sayang" ujar papanya,Rere yang mengerti situasi pun segera pergi dari rumah itu,ia ketakutan dan tak tau pergi kemana,matahari mulai turun dan Rere tampak sangat ketakutan,satu satunya tempat yang ia ingat hanyalah taman bermain yang letaknya sangat dekat dari tumahnya.

ia berlari dan bersembunyi di dalam gua kecil yang di samping perosotan,ia menekuk lututnya dan menangis di sana,ia ketakutan,ia tak tau mengapa ia bisa mendapat keluarga seperti ini.

"eh ada orang?" ujar seorang anak laki laki tampang dengan senyum manisnya,Rere segera menoleh ke samping dan melihat anak laki laki yang sebaya dengannya.

"eh? kok nangis? kenapa?" ujar anak laki laki itu sedikit panik,ia memasuki gua itu dan memeluk rere, Rere kaget! dan mendorong anak laki laki itu

"eh? kenapa? kamu gk suka? Mama bilang,saat ada yang nangis,peluk dia kayak gini,usap usap kepalanya dan berkata cup cup,jangan nangis lagi yah,kan ada aku" ujar anak laki laki itu melakukan hal yang di katakan nya.

Rere tak mengerti apa yang terjadi,tapi yang jelas itu adalah hal yang sangat memalukan,namun ia dapat merasakan kehangatan yang tak pernah ia rasakan,mendadak ia menjadi tenang,ia bahkan melupakan rasa sakit yang ada di tubuhnya,baru kali ini dia merasakan kehangatan yang sangat ia dambakan.

"udah tenang?" ujar anak laki laki itu melepas pelukannya, Rere mengangguk

"tadi kenapa nangis?" ujar anak laki laki itu,namun Rere hanya diam tak menjawab,ia takut untuk menjawab pertanyaan anak itu.

"kena marah orang tua kamu yah?" tanya nya lagi

Rere mengangguk namun tak bersuara

"sama donk,aku juga di marahin gara gara main game mulu" ujarnya dengan senyuman hangat nya.

Rere yang melihat itu seakan melihat cahaya dari anak laki laki itu,senyum yang sangat menenangkan.

"kalo kamu kenapa?" tanya lagi

"mecahin gelas" ujar Rere sedikit sesegukan

"ni minum" ujar anak laki laki itu,Rere segera mengambil air itu dn segera meminumnya.

"ya udh gk udah dibahas,nama aku Raka,nama kamu?"

"rere?"

"eh nama kita awalnya sama yah"

Rere mengangguk menjawabnya

"hmm karna nama kita sama,kita jadi teman yah,atau sahabat!" ujar Raka dengan senyuman.

Rere mengangguk dengan semangat nya,ia sangat senang,ia baru kali ini berbicara dengan orang dan langsung menjadi sahabat! ia sangat senang,sekilas ia mengingat tentang betapa orang menghindari nya dikarenakan Mama nya yang sangat pemarah dan ringan tangan.

singkat cerita,Mama Raka menemukan Raka dan Rere di taman bermain itu,terlihat raut wajah yang sangat khawatir keluar dari Mama raka,ia ketakutan anak nya kenapa kenapa, Rere yang melihat itu sangat iri,sangat!

saat mengantar Rere pulang,Mama Raka terlihat kaget ketika melihat Ani jatuh terduduk di lantai,ia tampak frustasi dan itu langsung membuat Mama raka sadar bahwa Ani adalah sahabatnya dulu.

Mama raka membantu Ani yang terlihat tak bernyawa, Rere yang melihat itu hanya terdiam, ia tau saat ia berbicara tak akan merubah apa pun,baju2 papanya sudah hilang,dan seakan paham bahwa papa nya sudah meninggalkannya.

"rere mau nangis lagi? jangan donk,kan ada Raka di sini" ujar Raka ketika melihat mata Rere yang berlinang air mata,ia tau bahwa Rere tengah ada masalah,walau ia tak tau apa itu,yang pasti! ia hanya harus membantu Rere

dan Rere menganggap Raka adalah penyelamatnya dan itu emang benar,andai ia tak bertemu Raka,pasti ia masih di siksa mamanya tiap hari,andai ia tak bertemu Raka,ia pasti sudah tidak sekolah lagi,andai ia tak bertemu Raka,ia pasti sudah tak memiliki cahaya lagi,Raka adalah penyelamatnya, dan alasan ia hidup,hanya itu,itu yang slalu ia terapkan dalam hidupnya,sejak ia masih kecil