"Hah, yang bener? Siapa?" tanya Nathan yang agaknya penasaran juga.
"Katanya sih salah satu pengusaha yang menjadi sponsor juga di club nasional gitu. Tadi abis nyamperin tim kita, terus ngasih selamat secara pribadi. Gokil nggak tuh! Kemudian dia nyariin elo. Dia bilang kalau mungkin elo ada waktu, dia pengen ngobrol santai ama elo. Gue ngerasa elo bakal ditarik jadi salah satu pemain nasional deh, Nath,"
"Enggak ah gue, yang lain aja," kata Nathan kemudian. Tampak sekali kalau dia menolak mentah-mentah tawaran itu. Dan hal itu berhasil membuat Panji agaknya heran.
"Kenapa, Nath? Itu adalah kesempatan besar. Kenapa lo tolak kayak gitu? Nggak mau mikir-mikir dulu?" tanyanya kemudian.
Nathan hanya bisa menahan napas, kemudian dia duduk. Disusul oleh Panji, duduk di sampingnya. Pandangan Panji masih dengan intens memandang pada wajah Nathan.