"Nath, gimana setelah pertandingan ini? Perfoma lo bener-bener luar biasa! Gue butuh beberapa jawaban dari elo buat ngisi majalah harian kampus nanti. Sebagai pentolan dari SMA Airlangga, gue yakin kalau elo pasti punya pemikiran sendiri dan pandangan sendiri atas pertandingan ini juga atas time lo kan?" seorang cewek datang sambil membawa alat perekamnya. Nathan agaknya cukup terganggu dengan itu, dia tidak butuh diwawancarai, dia tidak butuh apa pun juga. yang dia butuhkan hanya Dinda sekarang, titik!
"Sorry gue nggak bisa jawab, gue ada urusan penting. Kalian bisa tanya ama temen-temen gue aja, ya, sorry," katanya kemudian. Menepuk bahu cewek itu kemudian dia melangkah pergi. Para anak-anak dan pendukungnya pun agaknya berteriak histeris, melihat Nathan malah berjalan keluar dari lapangan. Di saat lapangan itu sudah mulai ramai sesak oleh beberapa orang-orang yang memiliki kepentingan atas mereka.