"Kalau selesai ujian gimana?" tanya Alan memberi ide. "Kalau sekarang pasti sedikit susah karena kalian kan masih sama-sama sekolah. Jadi bagaimana kalau pernikahannya dilaksanakan setelah ujian kelulusan?"
"Masih tujuh bulan lagi dong, Pa. Lama ah, nggak bisa sekarang saja gitu? Malam ini?"
Mendengar hal itu, Alan langsung melempar bantal ke arah putranya, matanya sudah melotot karena kesal dengan rengekan putranya itu. Nathan memang, terlalu dimanja dan apa pun selalu dituruti. Itu sebabnya sampai masalah pernikahan saja dia bisa sampai seremeh ini.
"Memangnya kamu pikir, menikah itu seperti beli barang-barang yang kamu mau apa? Yang kalau kamu ingin Mama dan Papa belii hari ini, hari ini harus sudah ada di rumah!" Alan pun bersuara. Tapi Siska langsung mengelus punggu lebar milik putranya.