Aku adalah anak yang terlahir tidak bahagia, setiap hari ku selalu diliputi oleh tangis dan darah. Orang tua ku selalu bertengkar, mereka tidak bahagia, termasuk aku, anak tunggal mereka. Ayah ku seorang yang brengsek! Ia seorang pecundang bengis yang menghancurkan keluarganya. Aku sangat membenci ayah ku...!!
Pagi itu, aku hendak berangkat kuliah. Ada beberapa mata pelajaran yang harus ku ambil hari ini, aku juga ada ujian pada waktu makan siang nanti. Setelah mandi dan sarapan, aku bergegas mengambil kunci motor ku, lalu tancap gas. Sejenak ku fokuskan benak ku pada mata pelajaran kuliah, aku tidak peduli dengan suara gaduh sejak tadi malam yang sempat mengganggu pikiranku hingga membuatku tidak bisa tidur nyenyak. Setengah jam kemudian aku sampai di kampus ku dan mengambil jadwal kuliah hari ini.
"Lho...Dilan?? Kau datang pagi-pagi sekali..." sahut lembut Pak Sungkono, beliau merupakan dosen kesayangan ku.
"Ahh..bapak...iya pak...hari ini aku semangat sekali! Hehe" tersenyum meringis sambil meraih tangan Pak Sungkono untuk bersalaman dengannya.
"Baguslah kalau begitu, kau ini mahasiswa paling pandai di kelas! Sepertinya jurusan tata boga memang cocok sesuai bakat mu...hehe"
Setelah lima menit kami bercakap-cakap, aku langsung menuju ruangan kampus. Siang ini selepas ujian yang berat, aku ingin pulang, dan makan masakan ibu yang enak.
"Dilaaan..! Mau ngopi-ngopi bentar ga..??" sahut Juna yang meneriaki ku.
"Engga deeh...hari ini aku mau pulang, dan makan masakan ibu ku...lain kalo deh Jun! sahutku pelan.
Aku menaiki motor ninja ku, dan sesegera pulang ke rumah untuk menyicipi masakan ibu ku. Sesampainya di rumah, aku lihat ada wanita cantik berdiri di depan garasi rumah. Wanita itu sempat pergi menjauh, sebelum aku menghampirinya. Karena tak mau ambil pusing itu siapa, aku mengacuhkannya, dan masuk ke rumah.
"Ibuu aku pulaang...aku lapar niiih...hari ini ibu masak apa..??"
Tidak ada jawaban ibu sama sekali yang ku dengar. Aku mulai bertanya-tanya kemana ibu. Tanpa pikir panjang aku menuju kamarnya, dan membuka pintunya. Ku lihat ibu di hajar oleh ayah ku sendiri. Ayahku menampar ibu dengan tega. Aku sangat shock, ternyata suara gaduh-gaduh itu berasal dari mereka yang bertengkar hebat.
"Dasar cerewet!! Kau lebih baik diam saja, tidak usah ikut campur!! Dasar wanita bodoh!!" Bentak ayah dengan suara lantang.
"Sudah cukup mas...! Cukup!! Sudah berulang kali kau mendua dan bermain api di belakang ku..! Aku sudah tidak kuat!! Aku ingin cerai saja..!!"
PLAKKK!!! Suara tamparan yang lagi-lagi mendarat di pipi ibu, yang membuat wajahnya lebam-lebam.
Tanpa pikir panjang, aku pun melerai pertengkaran mereka, karena aku tidak tega melihat ibu terus di sakiti.
"Ayaaahh...cukup..!! Jangan sakiti ibu...aku mohon...!" Tangis ku pecah, memecah suara gaduh mereka.
Tak sampai sepuluh detik, pukulan melayang mendarat ke muka ku...BUAKKK!!
"Dasar anak brengsek!! Bocah sialan macam kau tidak usah ikut campur kedalam urusan ku!! Kau ini seperti ibu mu...Lemah dan Merepotkan..!!!"
"Tidaak...! Jangan kau sakiti anak ku...tidaak! Cukup aku saja yang sering kau sakiti, jangan Dilan anak ku..!!" Ibu menuju ke arah ku sambil melindungi ku dari pukulan ayah ku. BUAAK!!! BUAKK!! BUAKK!!. Aku terjerembab lemas, air mata menetes di pipi ku, aku tidak dapat berbuat apa-apa selain melihat ibuku terus disakiti sambil melindungi ku.
Setengah jam kemudian pertengkaran hebat itu selesai. Aku mendapati ibu ku luka-luka dan terdapat lebam-lembam di wajahnya. Herannya ia dapat bangkit kembali dan memelukku erat.
"Dilaan...maafkan ibu...gara-gara aku kau jadi ikutan terluka..." Isak tangis ibu memelukku erat sambil menepuk-nepuk kepalaku.
"Ibu, sebenarnya ada apa dengan ayah..?? Kenapa kalian bisa bertengkar hebat..?? Kenapa ibu...?" Tanyaku keheranan.
Ibu terdiam membisu, tidak menjawab pertanyaanku, seraya tetap memelukku erat dan membelai lembut kepalaku. Kejadian ini membuat aku membenci ayahku sendiri. Dia tega menghajar ia dan ibunya tanpa alasan. Ketika aku hendak berbelanja untuk memasak makanan malam hari ini, aku lihat ayah ku berbincang-bincang mesra bersama wanita yang tadi siang sempat ku lihat. Ayah memeluk mesra wanita cantik itu, wanita cantik itu sempat membalas mesra perlakuan ayahnya.
"Hahaha...tenang saja sayang...setelah ku kuras harta istriku, aku akan menceraikannya, dan aku akan menikah dengan mu...tapi sebelum itu, aku akan buat istri dan anakku menderita...hahahaha!!"
Mendengar hal itu membuat ku sangat geram! Bahkan rasa benci ku kepada ayah ku semakin menjadi-jadi, sampai aku melakukan hal diluar nalar dan akal sehat ku.
Selesai memasak, aku menyiapkan makan malam untuk aku dan ibu ku. Aku memanggil ibu ku untuk segera makan malam.
"Kau pandai sekali memasak, Dilan..tak salah ibu memasukkan mu ke jurusan tata boga...menu hari ini apa?? Daging..??" Ia menyantap suapan pertamanya.
"Ya, menu kali ini daging...semur daging, steak daging, dan rendang daging..."
"Ayah mu kemana?? Aku tidak melihatnya hari ini.."
"Tenang saja bu...ayah bersama kita..."
"Maksud mu, nak..?"
"Ya, ayah dan wanita penggoda itu sudah tersaji di meja makan, berupa sajian olahan daging yang ku masak...wajah, otak, pipi, mata, bibir, jantung, paru-paru, hati, lambung, usus, semua nya ada pada makanan yang kita makan...."
***SELESAI***