Chereads / -TESTPACK- / Chapter 5 - Si manis berbau Susu !

Chapter 5 - Si manis berbau Susu !

LARI, satu-satunya pikiran yang terlintas di benak Dheva saat ini. Bulldog jantan dengan tubuh besar dan air liur yang menetes, menggeram mengerikan, ditambah dengan kalung anjing dan sorot mata tajam. Mampu membuat Dheva bergidik ngeri.

"Grrhhh.." Anjing itu menggeram, Dheva selangkah demi selangkah mundur.

Mengutuk kaki nya yang terasa seperti jelly, ia berdeham. Berusaha menetralisir rasa takut dan keringat yang sedari tadi bercucuran.

Dheva mundur perlahan, anjing itu tengah mengunci pandangan ke arah nya. Meneguk ludah dengan susah payah, ia berusaha melirik kesana-kemari. Kecuali, ke arah anjing yang tengah menggeram marah itu.

Ia berjalan pergi, langkah nya terlihat hati-hati, geraman anjing yang menjadi-jadi membuat Dheva terperanjat.

'Santai, Dheva santai. Jangan buat gerakan tiba-tiba, Ga lucu kalo anjing serem itu ngejer.' Batinnya menenangkan diri.

Pandangan anjing itu masih fokus ke arah Dheva yang perlahan menjauh, air liur nya menetas, pupil matanya mengecil dan dengusan seram dari pernapasan nya membuat jantung Dheva bertalu-talu.

Belum juga berlalu sepenuhnya dari rumah yang memiliki penjaga anjing yang besar, Dheva kembali disuguhkan dengan anjing herder jantan yang tengah tertidur lelap.

'Fak fak fak, anjing banget ya hari ini' umpat nya dalam hati.

Masih dengan langkah mantap ke depan, ia menggaruk pelipis gugup. Nafas nya berusaha setenang mungkin dan berlalu dari sana.

Di tengah komplek B, banyak beberapa anjing penjaga. Ntah itu puppies, anjing jantan yang bringas, dan berbagai macam jenis lainnya.

Dheva masih berusaha berjalan dengan tenang, perempatan didepan membuat nafas nya di Landa lega. Ya Tuhan, ada-ada saja hari ini.

________

Clara hampir terjatuh ke dalam selokan yang dalam, ia mendorong diri ke belakang dan beruntung tak tercebur ke dalam selokan yang berisi kubangan air dan beberapa sampah kotor.

Brumm

"Akhh !!" Clara terjungkal ke belakang, motor yang melaju hampir mengenai dirinya yang tengah terjatuh.

"Awas !!"

Terlambat, tumpahan susu memenuhi bagian pundak dan leher serta rambut Clara. Motor yang di isi oleh kedua pemuda dengan salah satu memegang minuman susu tertumpah.

Rem mendadak yang di lakukan oleh temannya membuat dirinya tak sengaja menumpahkan minuman dan mengenai tubuh Clara.

"Huwaaaa basah" Clara berteriak nyaring, beberapa penjual mulai memusatkan atensi ke arah kecelakaan kecil itu.

"eh ! astaga, maaf maaf" Pemuda yang mengemudikan motor segera turun dan membuka helm miliknya.

Sesaat setelah pemuda itu membuka helm, Clara mendongak dan terpaku melihat pemandangan didepan nya.

Berperawakan tinggi, rambut lebat yang di belah tengah, alis tipis, bibir tipis, kulit putih dengan mata onyx kembar menatap polos dan teduh. Raut khawatir yang terpampang jelas dengan angin mengusap pelan rambut pria itu.

Waktu terasa terhenti, mereka bersitatap cukup lama. Tatapan polos Clara menyihir pemuda di depannya, pipi gembil, sorot mata sayu, dengan bibir merah yang mengerucutkan dan Hoodie kelinci dan bau susu menguar menambahkan kesan manis yang sangat pekat.

'Benar-benar manis, lucu, gemesin, ah.. apa dia jodohku?' batinnya.

"Eh? kamu gapapa?" salah seorang temannya turun, berlawanan dengan si pemuda tadi. Temannya bertubuh gempal, pipi tembam, mata sipit, dan berkulit sawo matang.

Clara segera mendongak, kemudian mengangguk singkat dan menunduk. Terlihat berusaha menghapus sedikit lelehan susu yang lengket.

"ahh.. basah" gumam nya.

"Maaf, maafin aku. Tadi ga liat, soalnya kamu tiba-tiba ada di tengah jalan. Dan juga, maafin temen ku yang ga becus megang minumannya." Pria itu melirik sinis teman disampingnya, yang membuat ia terkesiap dan kemudian meminta maaf.

"Eh?! iya, maaf, aku juga minta maaf sama kamu. Tadi megang nya ga kuat, hehe."

Clara mengangguk, "iya gapapa, cuma lengket dikit kok. sayang Hoodie nya aja yang kena tumpahan di tudung nya." Ujar Clara

"Emh.. kalo gitu, yauda. Eh omong-omong, nama ku Cakra. Lebih tepatnya Cakra Leriando. Salam kenal ya" Ucap nya ramah sembari mengulurkan tangan dengan senyum manis.

"Eh?! iya, nama ku Clara. salam kenal juga." Clara menyambut uluran tangan pria di depannya, besar. Tetapi, tak sehangat milik Dheva, pikirnya.

Clara terkesima, Senyuman lembut dari pemuda didepannya membuat nya sedikit tersipu, sangat teduh dan nyaman. pikirnya

Tatapan berbinar dari Clara membuat Cakra salah tingkah dan berdehem singkat, ia sedikit mengalihkan pandangan sejenak, dan kembali menatap Clara.

"hihi, kamu kenapa?" Tanya Clara.

Tawa riang dan terkesan lucu membuat Cakra jatuh hati, wajahnya sedikit memerah dan memalingkan wajah sembari mengulum senyum.

"gapapa kok, yauda kamu ke sana aja dulu, aku anterin." Cakra menujuk ke arah rumah yang tak jauh dari mereka berdiri.

"meow.." Suara kucing itu kembali terdengar.

Clara berbalik dan menatap kardus yang berisi anakan kucing itu dengan pandangan nanar, di dalam hati ingin sekali memilikinya.

"Kamu kenapa?" Arah pandangan Cakra mengikuti pandangan Clara yang fokus pada kucing berwarna Hitam tersebut.

"oh? kamu mau itu?" tanya Cakra.

Clara mengulum bibir dengan telunjuk di dagu, melirik Cakra dengan mata bulatnya yang berbinar sayu, dan mengangguk dengan ragu-ragu.

"Woi Boloy, Lu jagain si Clara ya." Titah Cakra

"Yoi, sekalian motor gua yang bawa aja."

Cakra melompat dengan langkah mantap, ia mengambil kardus yang berisi anak kucing tersebut dan mulai kembali melangkahi selokan yang dalam tersebut.

Pekikan riang terdengar, Clara bertepuk tangan dengan riang dan sesekali melompat kecil menyambut kucing kecil yang berada di tangan Cakra.

"nih, kucing nya." Cakra menyerahkan anakan kucing tersebut yang disambut antusias oleh Clara.

"Woaaa, makasih Cakra !" Usakan gemas di pucuk kepala Clara membuat Clara semakin tertawa riang.

Sial, Cakra benar-benar tak bisa membendung dirinya yang terpikat oleh si manis.

________

Dheva kembali berbelok ke arah perempatan, ia berjalan dengan berkacak pinggang, rambut nya yang acak-acakan semakin menambah kesan manly dan aroma mint Citrus menguar jelas.

Kaos hitam yang sedikit basah dibagian dada, menampakkan samar-samar dada bidang yang terlatih. Beberapa wanita yang melihat Dheva yang tengah mencari Clara dan lewat di depan mereka pun tersipu malu.

Dheva adalah salah satu pangeran komplek yang jarang keluar rumah. Jadi, beberapa diantara mereka tak mau melewatkan kesempatan emas ini.

"Eh mas Dheva, mau kemana?" tanya salah satu gadis, yang tengah membeli sosis bakar.

"Nyari Clara." Dheva membalas dengan senyum tipis, berusaha sedikit mengormati wanita di depannya.

"Oh ? Clara emang kemana?"

"Gatau tadi tiba-tiba hilang hehe."

"Lah gimana sih, padahal dah gede. kenapa musti dicariin?" Tanya gadis yang lain dengan nada sinis dan terkesan menyindir.

"Takut nya di culik aja, dia kelewat manis buat seukuran sebaya nya. Jadi ya, Clara harus dijaga baik-baik, karena dia punya saya. Hehe" Dheva tersenyum dengan raut dingin yang terkesan memikat.

Beberapa gadis disana tersenyum kecut dan bermuka masam. Hampir melupakan jika Dheva adalah manusia yang posesif.

"oh yauda, saya mau lanjut ya." Sedikit mengangguk, ia melanjutkan perjalanan tanpa memperdulikan bisik-bisik wanita dibelakangnya.

"Padahal dia itu perfect banget ya, kok bisa mau-mau aja Modelan Clara?"

"iya, padahal cengeng, ga bisa jaga diri, sok imut, sok manis. Mana kayak anak kecil lagi, mau-mau aja Modelan gituan?"

"Atau jangan-jangan, Dheva di pelet?"

"Hush, jangan ngomong gitu."

"Heh ! omongan tu dijaga ! kalian mau aku laporin ke mama nya Clara !" Sela Gadis dengan rambut di Cepol dan baju berwarna kuning.

"E-eh? ngga kok kami cuma--"

"Udah sana pergi kalian !"

Ketiga gadis itu segera bergegas pergi tanpa menoleh kebelakang, masih dengan bisik-bisik yang terdengar, gadis berbaju kuning tersebut hanya menghela nafas dan kembali berjalan ke arah penjual sayur di depan.

_______

"Sakit ga?"

"ngga kok.."

"oh yauda kalo gitu--"

"CLARA !!" teriakan dari depan memotong obrolan singkat mereka.

"Eh? DHEVA !!"

'Ha? apa-apaan lagi ini?' Batin Cakra.

____________

-TBC-

#Nm