Saat mendengar bel masuk berbunyi, Gu Youli langsung bergegas memasuki ruang ujian. Kedua pengawas yang ada di depan ruangan memeriksa kartu masuk peserta ujian satu per satu sebelum membuka amplop yang 'sangat rahasia' dan membagikan kertas ujian tersebut satu per satu.
Suasana di dalam kelas sangat sepi, dan hanya terdengar suara kertas yang dibolak-balik oleh peserta ujian dan juga gesekan saat mereka menulis.
Ketika semua peserta ujian mendapatkan kertas lembar soal, mereka semua berpacu dengan waktu untuk menjawab soal ujian yang ada di dalamnya.
Saat itu hanya Gu Youli yang melihat kertas ujian tanpa bergerak sedikit pun. Gu Youli gagal mengikuti ujian masuk perguruan tinggi di kehidupan sebelumnya. Sekarang, ia duduk di ruang ujian dan melihat kertas ujian yang ada di depannya. Ia merasa semua ini sangat tidak nyata.
Di saat yang sama, ia merasa sangat gembira karena ini adalah langkah pertamanya untuk mengubah kehidupannya saat ini. Dua menit kemudian perasaan Gu Youli kembali menjadi tenang, setelah itu ia pun mulai menjawab soal ujian tersebut.
Pelajaran bahasa selalu menjadi pelajaran andalan bagi Gu Youli. Ia menyelesaikan soal ujian dengan sangat lancar tanpa mengalami kendala sedikit pun.
Semua kertas ujian tersusun dengan rapi dan font tulisan yang ada di dalamnya juga terlihat ringkas dan jelas. Kemudian Gu Youli memeriksa hasil mengerjakan soal ujiannya dengan sangat teliti.
Gu Youli memeriksanya sampai lima kali sebelum akhirnya menyerahkan hasil pekerjaannya itu kepada pengawas yang ada di dalam ruangan.
Mata Gu Liangwei tampak berbinar saat melihat Gu Youli keluar dari sekolah. Saat itu ia sedang berdiri di depan pintu gerbang sambil berbicara dengan Yang Mengshan. Gu Liangwei pun segera melangkah maju untuk menemui Gu Youli dan menawarkan air dingin untuk pertama kalinya.
"Youli, bagaimana ujianmu? Apakah kamu mengalami kesulitan? Apa kamu bisa menjawab semua soal?" Tanya Gu Liangwei dengan gugup sambil mengipasi Gu Youli menggunakan majalah yang ada di tangannya.
Yang Mengshan juga berjalan perlahan menghampiri Gu Youli, dan berdiri di dekatnya. Kemudian ia meraih lengan Gu Youli dengan lembutnya, lalu dengan sikapnya yang manis ia memanggil, "Kakak…"
Aksi Yang Mengshang yang mesra seperti ini, tanpa sadar membuat Gu Youli mundur beberapa langkah ke belakang.
Seketika Yang Mengshan langsung mengalihkan pandangannya dan menatap Gu Youli dengan matanya yang besar, ekspresinya terlihat sangat penasaran.
Gu Youli dengan sikapnya yang sangat dingin mendorong tangan Yang Mengshan, dengan ekspresinya yang tampak tidak senang.
Melihat ekspresi Gu Youli yang seperti ini, Yang Mengshan mengira Gu Youli merasa sedih karena ia telah kehilangan kartu ujiannya.
Kenapa dia sedih? Tentu saja sedih karena tidak memiliki kartu ujian dan ketinggalan ujian masuk perguruan tinggi. Batin Yang Mengshan, karena merasa sangat bangga di dalam hatinya. Tapi ketika menatap wajah Gu Youli yang menyeramkan, tiba-tiba ia malah merasa ketakutan. Ia seolah melihat sesuatu yang sangat mengerikan.
"Ada apa denganmu, Kakak? Kamu terlihat tidak senang. Ya Tuhan... Baru saja aku mendengar seseorang di ruang ujianmu kehilangan kartu ujiannya. Bukan Kakak, kan?" Ucap Yang Mengshan dengan cepat sambil memasang ekspresi terkejut.
Kemudian, Yang Mengshan dengan cepat mengangkat tangannya untuk menutupi mulutnya dan menatap Gu Liangwei dengan perasaan takut.
Tangan Gu Liangwei yang mengipasi Gu Youli pun tiba-tiba berhenti. Gu Liangwei memandang Gu Youli dengan tidak percaya, "Apa? Youli, kamu kehilangan kartu ujianmu?"
"Ayah, jangan marah! Kakak tidak bermaksud menghilangkan kartu ujiannya!" Yang Mengshan bergegas maju dan menghibur Gu Liangwei dengan sedih.
"Aku sangat marah, dasar anak tidak berguna!" Ekspresi wajah Gu Liangwei tiba-tiba menjadi murung dan ia melihat rasa sakit hatinya yang mendalam di mata Gu Youli.
Gu Liangwei tampak sangat marah, hingga garis yang ada di dahinya muncul. Ia mengangkat tangannya dan dengan keras menampar pipi Gu Youli.
Wajah Gu Youli muram. Bukannya menghindar, ia malah menerima tamparan tersebut.
Dalam kehidupan sebelumnya, ketika Gu Liangwei mengetahui bahwa Gu Youli telah kehilangan kartu ujian dan tidak dapat mengikuti ujian masuk perguruan tinggi, ia sangat marah sampai ia memukuli Gu Youli dengan majalahnya.
Waktu itu, Gu Youli jatuh ke tanah karena kesakitan, air mata mengalir di wajahnya, tetapi ia tidak mengeluh sama sekali. Ia tahu bahwa Gu Liangwei sangat marah padanya karena sudah menaruh harapan yang besar padanya.
Saat itu Yang Mengshan merasa sangat kaget. karena baru pertama kalinya ia melihat Gu Liangwei marah sampai seperti ini. Gu Liangwei memang pria yang kasar, tapi ia tidak pernah bersikap kasar pada putrinya.
Ini adalah pertama kalinya Gu Liangwei memukuli putrinya, dan yang dipukul adalah putri tertua kesayangannya.