Chereads / Hacker Misterius Yang Tak Terduga / Chapter 26 - Istana Xi

Chapter 26 - Istana Xi

"Halo." Lu Shangjin memandangi gadis-gadis yang bersama Lu Yi itu sambil tersenyum dengan lembut.

Gu Mang menekan ujung topinya, dan berkata dengan nada datar, "Aku pergi dulu."

Lu Shangjin mengangguk dan melihat Gu Mang pergi. Kemudian Gu Mang menghentikan taksi dan membukakan pintu agar Meng Jinyang masuk terlebih dulu.

Tangannya memegang pintu taksi, dan pergelangan tangannya yang putih terlihat sangat kontras dengan ujung jaketnya yang berwarna hitam. 

Setelah Meng Jinyang masuk ke dalam taksi, Gu Mang menoleh untuk melihat ke arah sekelompok gadis yang bersama dengan Lu Yi. Gadis-gadis yang bersama Lu Yi itu pun bisa melihat dengan jelas ekspresi Gu Mang yang terlihat malas saat menghadapi mereka.

Gu Mang terlihat seperti ingin bersikap semena-mena dan malas-malasan. Matanya yang hitam tampak cerah dan auranya terlihat sangat dingin. Ada sedikit rasa sesak yang tidak bisa dijelaskan saat bertatapan dengannya.

Setelah memandang gadis-gadis itu sebentar, akhirnya Gu Mang masuk ke dalam taksi. Lu Shangjin menarik kembali pandangannya dan berkata, "Kalau begitu kalian pergi lah makan, Paman masih ada urusan lain, jadi harus pergi sekarang."

"Baik, sampai jumpa Paman."

Lu Shangjin mengangguk sembari berkata, "Lu Yi, kamu juga pulanglah lebih awal."

"Baik Ayah." Lu Yi berkata dengan patuh.

*

Di dalam taksi. Gu Mang menggulung lengan bajunya sampai siku, sehingga memperlihatkan setengah lengannya yang ramping. Ia dengan malas bersandar di jendela mobil, pergelangan tangannya tergantung dengan santai. Dan tangannya yang lain memainkan ponselnya dengan santai.

Tiba-tiba, ia mengangkat matanya dan berkata dengan suara pelan, "Berhenti di kompleks depan."

Setelah keluar dari taksi, Gu Mang menyipitkan mata karena merasa silau sinar matahari yang terik. Kemudian ia pun sedikit mengerutkan alisnya, menekan pinggiran topinya, lalu memasukkan tangannya ke dalam saku jaketnya.

Setiap tindakan yang dilakukan Gu Mang terlihat sangat keren. Meng Jinyang tercengang saat menatap pintu kompleks perumahan yang megah.

Istana Xi. Sebelumnya Meng Jinyang sudah pernah mendengar nama komplek tersebut. Ia tahu bahwa orang-orang yang bisa tinggal di dalamnya adalah orang kaya atau bangsawan. Kebanyakan mereka adalah anak-anak para pejabat tinggi, dan juga artis papan atas di dunia hiburan.

Perumahan elit kelas pertama. Entah apakah mereka akan benar-benar tinggal di sini atau tidak.

"Gu Mang." Melihat punggung Gu Mang yang berjalan dengan malas, Meng Jinyang segera mengejarnya dan meraih pergelangan tangannya.

"Ya?" Gu Mang pun menoleh dan langsung menatap Meng Jinyang.

Meng Jinyang memandang komplek dengan takut dan berbisik, "Gu Mang, ini tempat tinggal kita yang kamu maksud itu?"

Gu Mang mengangguk sambil mengangkat alis dan bertanya, "Kenapa?"

Meng Jinyang mengerutkan bibir lalu berkata, "Kamu sewa rumah di sini? Aku dengar harga sewa rumah di sini sangat mahal."

"Oh ya, mahal kah?"

Sejak Gu Mang mendapatkan rumah ini, ia masih belum pernah tinggal di rumah tersebut. Ini adalah rumah yang di beli Lin Shuang, lalu diberikan pada Gu Mang.

Meng Jinyang menganggukkan kepalanya, "Mahal sekali! Kebanyakan yang tinggal di sini adalah anak para pejabat tinggi dan para artis dari kalangan atas saja."

Gu Mang membuka mulutnya dan membentuk huruf 'oh', kemudian ia pun berkata dengan acuh tak acuh, "Rumah temanku disewakan kepadaku dengan harga bersahabat. Ya, ini hanya tempat tinggal."

Meng Jinyang tercengang saat mendengar jawaban dari Gu Mang. Melihat ekspresi wajah Gu Mang yang tampak sangat datar. Meng Jinyang selalu merasa bahwa ia dan Gu Mang bukan dari di dunia yang sama.

Gu Mang benar-benar sangat hebat, ia bisa mengatur semuanya dengan baik. Saat mereka berdua mau masuk ke komplek, mereka tiba-tiba dihentikan oleh penjaga yang bertugas di gerbang.

"Mau apa kalian?!" Teriak penjaga itu, menunjuk ke arah mereka. Penjaga itu berjalan menghampiri mereka berdua. Ketika sudah mendekati mereka berdua, penjaga itu pun memandang pakaian yang mereka kenakan dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Ketika penjaga tersebut melihat pakaian mereka, tatapan matanya terlihat sangat menghina. Meng Jinyang sedikit mengerutkan alisnya karena merasa tidak nyaman tatapan penjaga itu kepadanya.

"Apakah kalian tahu ini tempat apa?" Penjaga itu berkata dengan sombong, "Ini adalah Istana Xi! Jangan mengotori tanah di sini. Cepat menyingkir dari sini."

Sosok miskin seperti ini, masih berani juga datang ke sini. Jangan berpikir karena berparas cantik lalu bisa seenaknya terbang dan bertengger di atas seperti burung phoenix. Batin Penjaga itu.

Gu Mang melihat penjaga itu, dan tatapan mata tampak sangat tajam. Ekspresi wajahnya terlihat sedikit kesal. Perlahan menyiratkan aura kemerahan. sehingga membuat penjaga itu sedikit merinding saat melihatnya.

Penjaga itu merasa hawa dingin langsung terasa naik dari bawah punggung penjaga pintu hingga ke atas kepalanya. 

Kemudian Gu Mang mengeluarkan kartu berwarna emas hitam dari dalam sakunya. Ia menjepit kartu itu dengan kedua ujung jarinya yang putih dan bersih.

Ekspresi wajah penjaga itu seketika langsung berubah. Kesombongan yang ada pada penjaga itu langsung menghilang seketika.