Chereads / Queen Seohyun / Chapter 7 - Chapter 07

Chapter 7 - Chapter 07

Kim Chae Yoon berjalan di sekitar istana untuk mencari keberadaan sang putra mahkota. Setelah pemuda itu selesai menampilkan penampilannya, ia segera keluar dari tempat pesta. Seulas senyuman tersungging di wajah cantik Chae Yoon ketika ia melihat keberadaan Putra Mahkota Yi Jin. Baru saja ia hendak menghampiri sang pemuda, tetapi niatannya ia urungkan saat seorang gadis tiba-tiba bertabrakkan dengan Putra Mahkota Yi Jin. Dari kejauhan ia memperhatikan kedua orang itu yang terlihat akrab, dirinya penasaran siapa gadis itu sampai bisa akrab dengan laki-laki yang ia sukai itu.

Percakapan antara Yi Jin dengan gadis itu akhirnya selesai. Chae Yoon memilih untuk bersembunyi sejenak sebelum nantinya ia akan muncul saat sang pewaris tahta itu sudah berada di dekatnya.

"Chae Yoon-a? Apa yang sedang kau lakukan di sini?"

Chae Yoon sedikit terkejut saat Yi Jin berhasil menemukan keberadaan dirinya. Seulas senyuma tersungging di wajahnya itu. "Aku ingin menemui Anda, Jeoha," jawabnya jujur.

"Menemuiku? Kenapa?" tanya Yi Jin penasaran.

"Apa aku harus memiliki alasan untuk menemuimu, Jeoha?"

Yi Jin tertawa kecil mendengar pertanyaan yang diajukan Chae Yoon tadi. "Tidak, kau tidak perlu memiliki alasan untuk menemuiku," jawabnya.

"Omong-omong, siapa gadis tadi?"

"Gadis?" Yi Jin memiringkan kepalanya sedikit. "Ah kau melihatnya rupanya."

"Iya, aku melihatnya. Siapa gadis itu? Apa kalian dekat? Sejak kapan kalian berteman?"

Chae Yoon sudah seperti petugas yang sedang menginterogasi tersangka karena pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya kepada Yi Jin. Gadis itu memperhatikan Yi Jin dengan seksama, menanti jawaban dari pemuda di hadapannya ini.

"Jangan khawatir," jawab Yi Jin yang akhirnya membuka suara setelah beberapa saat terdiam, "gadis itu hanyalah gadis yang aku temui beberapa waktu lalu di luar istana, aku tidak berteman dengannya."

Chae Yoon kembali menyunggingkan seulas senyuman setelah mendengar jawaban dari Yi Jin. Ia merasa tenang karena gadis itu bukanlah siapa-siapanya sang penerus tahta.

"Chae Yoon-a, lebih baik kau kembali ke tempat pesta. Aku akan menyimpan benda ini dulu lalu kembali ke sana."

"Baiklah kalau begitu. Aku pamit undur diri, Jeoha."

~"~

Yoo Ri tidak bisa menghilangkan senyumannya sejak ia pulang dari istana. Dirinya sangat senang karena rupanya pemuda yang ia temui saat hujan itu adalah sang penerus tahta. Tiba-tiba saja ia membayangkan dirinya menjadi pendamping dari pemuda itu, ia pasti akan hidup dengan bahagia di istana dengan beberapa orang anak yang menggemaskan.

"Sebenarnya apa yang sedang agasshi pikirkan sedari tadi sampai membuatmu tersenyum?" tanya Bong A yang kebetulan ada bersama dengan nonanya.

Yoo Ri memandang pelayannya itu masih dengan senyuman yang menghiasi wajahnya. "Bong A, kau tahu?"

"Tidak, Ashi," jawab Bong A membuat Yoo Ri menggeram kesal.

"Dengarkan dulu," ujar Yoo Ri yang dijawab dengan anggukkan kepala sang pelayan. "Kau ingat pemuda yang aku bicarakan? Pemuda di bawah hujan."

"Ah aku ingta, Ashi. Apa ashi bertemu dengannya tadi? Siapa dia? Putra dari menteri siapa?" Bong A terlihat bersemangat mendengar cerita dari nonanya itu. Bahkan ia sedikit mendekatkan dirinya pada sang nona.

"Dia bukan anak seorang menteri," jawab Yoo Ri.

Bong A menaikkan sebelah alisnya setelah mendengar jawaban nonanya itu. Hingga detik selanjutnya gadis pelayan itu terlihat terkejut bahkan sampai menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Kenapa kau terlihat terkejut seperti itu? Aku bahkan belum memberikan jawabanku," ujar Yoo Ri.

"Ashi, apa mungkin pemuda itu adalah pangeran?" tanya Bong A dengan suara berbisik.

"Lebih dari itu. Dia seorang putra mahkota," jelas Yoo Ri dengan suara berbisik juga.

Bong A semakin terkejut bukan main dengan jawaban itu. Ternyata pemuda yang disukai dan sering dicari oleh nonanya adalah seorang pewaris tahta, pantas saja nonanya tidak pernah bertemu lagi dengan pemuda itu di luar. Rupanya sang pemuda adalah seseorang yang tinggal di istana.

"Jadi dia adalah seja jeoha?" tanya Bong A memastikan dan dijawab dengan anggukkan kepala sang nona. "Lalu, apa yang akan ashi lakukan setelah ini?"

"Menurutmu apa lagi? Tentu saja aku akan berusaha untuk menjadi putri mahkota suatu saat nanti."

~"~

Sementara sang putri asyik bercerita dengan pelayannya di kamarnya, kedua orangtua gadis itu juga saat ini sedang membicarakan hal serius yang menyangkut anak mereka. Tuan Shin sepakat untuk menjodohkan sang anak dengan putra dari sahabat baik Tuan Shin, bahkan Tuan Shin dan sahabatnya itu sudah menentukan tanggal untuk mereka bertemu nanti.

"Tapi, Seobangnim. Apa Yoo Ri akan menerima perjodohan ini?" tanya Nyonya Ahn yang sepertinya tidak akan yakin sang anak mau dijodohkan.

"Aku yakin dia mau menerimanya, Buin. Kau tidak perlu khawatir," jawab Tuan Shin dengan senyuman menghiasi wajahnya. "Akan lebih baik pernikahan segera dilaksanakan sebelum jeonha memberlakukan pembatasan pernikahan."

"Apa itu tidak terlalu cepat, Seobangnim? Yoo Ri pasti memerlukan waktu untuk saling mengenal dengan pasangannya."

Tuan Shin menghela napasnya pelan lalu menyunggingkan seulas senyuman kepada sang istri. "Dulu juga kita setelah pertemuan keluarga, kita langsung menikah. Kau tidak ingat jika pernikahan kita juga karena perjodohan?"

Nyonya Ahn tidak memberikan respon apapun lagi setelah mendengar ucapan sang suami. Ia dan suaminya memang menikah karena perjodohan, selain itu pada saat pertemuan keluarga ia dan juga Tuan Shin sama-sama jatuh cinta pada pandangan pertama. Ia tidak yakin jika Yoo Ri juga akan seperti itu karena semua orang pastilah berbeda.

"Sudah semakin larut, sebaiknya kita pergi tidur. Besok pagi aku akan memberitahu hal ini kepada Yoo Ri."

~"~

"Perjodohan?"

Yoo Ri tidak dapat menutupi rasa terkejutnya setelah mendengar ucapan sang ayah setelah mereka selesai sarapan. "Abeoji, aku tidak mau dijodohkan," ujarnya dengan tekad yang kuat.

"Kenapa kau menolaknya? Padahal kau belum bertemu laki-laki yang akan dijodohkan padamu," ujar Tuan Shin sambil memandang serius sang anak.

"Karena aku menyukai seseorang," jawab Yoo Ri jujur membuat ibu dan ayahnya terkejut bukan main.

"Apa laki-laki itu juga menyukaimu?"

Pertanyaan sang ayah berhasil membuat Yoo Ri terdiam. Ia tidak tahu apakah sang putra mahkota menyukainya atau tidak, tetapi ia bisa meyakini jika pemuda itu juga menyukainya dilihat dari snag penerus tahta itu menatapnya.

"Setidaknya bertemu saja dulu dengan laki-laki yang akan dijodohkan denganmu. Aebi yakin jika kau sudah tahu siapa laki-laki yang akan menikah denganmu, kau akan melupakan laki-laki yang kau sukai saat ini." Tuan Shin mengambil cawan tehnya lalu menyesap minumannya sedikit.

"Aku bahkan tidak yakin perasaanku kepada laki-laki yang aku sukai saat ini akan hilang setelah bertemu laki-laki yang abeoji jodohkan denganku," ujar Yoo Ri yang berhasil mendapat tatapan dingin dari sang ayah.

Sementara itu Nyonya Ahn sedari tadi hanya bisa mendengarkan percakapan antara anak dan ayah itu. Kecurigaannya akan penolakan sang anak atas perjodohan ini terbukti benar, selain itu ia penasaran siapa laki-laki yang disukai anaknya saat ini.