Chereads / Queen Seohyun / Chapter 9 - Chapter 09

Chapter 9 - Chapter 09

Rasa canggung terjadi di antara Jaehyang dan Yoo Ri, yang saat ini keduanya tengah dalam perjalanan menuju rumah Yoo Ri. Jaehyang menawarkan diri untuk mengantarkan gadis Shin itu hingga sampai di rumahnya walaupun gadis itu bersama dengan pelayannya yang saat ini berjalan di belakang mereka. Ia menawarkan diri untuk mengantar sebagai tanda maaf atas kesalahannya beberapa hari lalu. Sebelumnya mereka berdua sempat mengunjungi rumah makan dimana Nyonya Ahn berada, tapi rupanya wanita itu sudah tidak ada di sana, dan berakhirlah mereka seperti saat ini.

Jaehyang sesekali melirik ke arah gadis yang sepertinya usianya sama seperti adiknya---Yi Jin. Jika ia perhatikan lebih jauh lagi, gadis itu rupanya memiliki paras yang cantik dan terkesan imut. Entah kenapa ia menjadi penasaran dengan wajah gadis itu jika sudah beranjak dewasa nantinya.

Yoo Ri menoleh ke arah Jaehyang, karena merasa pemuda itu tengah memperhatikannya, dan rupanya memang benar, kedua mata mereka bertemu satu sama lain dan membuat suasana di antara mereka semakin canggung. Dengan kompak mereka berdua segera memalingkan wajahnya, dan hal itu membuat pelayan Nyonya Ahn yang melihat hal itu terkekeh geli. Yoo Ri tertunduk dengan wajah yang mulai bersemu merah, sementara Jaehyang, ia justru berdeham untuk mengurangi rasa canggung setelah kejadian kecil tadi. Seulas senyuman kecil lalu muncul di wajah tampannya, karena kejadian tadi yang justru membuatnya malu. Padahal dirinya bukanlah tipe lelaki yang malu-malu seperti itu.

"Sepertinya kita harus berpisah di sini saja, terima kasih sudah mengantarku sampai sini," ujar Yoo Ri.

"Kau yakin hanya sampai di sini saja?" tanya Jaehyang memastikan.

"Iya, lagi pula rumahku sudah tidak jauh lagi dari sini," jawab Yoo Ri dengan senyuman kecil menghiasi wajahnya itu. "Dan aku membawa pelayanku."

"Baiklah. Berhati-hatilah agasshi," ujar Jaehyang. "Dan ajumma, tolong jaga nonamu dengan baik, jangan sampai kejadian tadi terulang kembali."

Pelayan Nyonya Ahn tersenyum kecil. "Tentu saja, Nari."

"Kalau begitu kami permisi."

Yoo Ri membungkukkan badannya sedikit sebagai tanda berterima kasih sebelum akhirnya berjalan kembali untuk melanjutkan perjalanan ke rumah.

~"~

"Auw!"

Yoo Ri memekik kesakitan saat Bong mengobati luka pada wajahnya itu. Di samping gadis pelayan itu, Nyonya Ahn memandangi anak gadisnya dengan tatapan cemas dan juga penasaran kenapa Yoo Ri bisa mendapatkan luka itu.

"Sudah selesai," ujar Bong yang sudah mengobati luka nonanya.

"Aigoo, Yoo Ri-ya, sebenarnya apa yang terjadi? dan tadi kau pergi ke mana?" tanya Nyonya Ahn dengan nada bicara yang terdengar sangat cemas. "Dan kenapa kau tidak menjaga putriku dengan benar, Ajumma?" tanya sang nyonya yang kali ini ditujukan kepada pelayan pribadinya.

"Ajumma sudah menjagaku dengan benar, Eommeoni," balas Yoo Ri, "hanya saja akunya yang tidak bisa berhati-hati."

Nyonya Ahn hanya bisa menghela napasnya setelah mendengar jawaban dari putri tunggalnya itu. Anaknya ini sunggu ceroboh. "Sudah, sekarang bagaimana jika kau bantu aemi menyiapkan makan malam?"

"Baiklah eommeoni. Bong-a ayo ikut."

~"~

Senyuman tersungging di wajah Jaehyang saat wajah Shin Yoo Ri kembali muncul di benaknya saat ia sedang menikmati makan malamnya. Rasanya ia tidak akan bisa melupakan wajah manis gadis itu. Ia melanjutkan makan malamnya dengan senyuman yang tersungging di wajahnya itu.

"Tapi sepertinya wajah gadis itu terasa tidak asing bagiku. Aku seperti pernah melihatnya sebelum kejadian norigae itu. Tapi di mana ya?"

Jaehyang terdiam sesaat, mencoba mengingat di mana ia pernah mendengar nama Yoo Ri disebutkan.

"Ah sudahlah, mungkin hanya perasaanku saja," gumamnya menyerah memikirkan sosok Shin Yoo Ri. Sang pangeran kembali melanjutkan makan malamnya tanpa memikirkan sosok Yoo Ri lagi.

~"~

"Abeoji! Kenapa abeoji mengambil keputusan sepihak?"

Yoo Ri terlihat kesal setelah mendengar sang ayah akan melakukan pertemuan dengan laki-laki yang akan dijodohkan dengannya. Gadis itu sejak awal sama sekali tidak ingin dijodohkan dengan laki-laki siapapun, dirinya hanya ingin menjadi pendamping dari putra mahkota kelak. Tapi rupanya sang ayah tetap ingin menjodohkannya dengan laki-laki pilihan pria itu. Ia jadi penasaran siapa laki-laki yang akan dijodohkan kepadanya sampai membuat ayahnya bersikukuh untuk melaksanakan perjodohan tersebut.

"Sudah aebi katakan sebelumnya, kau pasti akan jatuh cinta jika sudah melihat laki-laki yang aebi jodohkan padamu," ujar Tuan Shin. Pria itu lalu mengambil cawan tehnya dan menyesap sedikit minuman tersebut.

"Yoo Ri-ya, lebih baik kau lihat terlebih dahulu laki-laki yang akan dijodohkan oleh ayahmu itu. Setelahnya baru kau putuskan apakah kau---"

"Eommeoni, sudah sangat jelas bukan jika aku sama sekali tidak ingin dijodohkan dengan laki-laki manapun," ujar Yoo Ri memotong ucapan sang ibu. "Aku memiliki laki-laki yang aku sukai."

"Kalau begitu, katakan pada aebi siapa laki-laki yang kau sukai itu, dari keluarga mana dia berasal?" pinta Tuan Shin seraya menatap putri tunggalnya itu. "Kalau perlu bawa laki-laki itu pada aebi agar aebi bisa melihatnya langsung."

Yoo Ri terdiam setelah sang ayah meminta dirinya untuk membawakan laki-laki yang ia sukai. Bagaimana caranya ia membawa putra mahkota ke hadapan sang ayah?

"Kau hanya beralasan telah memiliki laki-laki yang kau sukai. Aebi yakin itu hanyalah cinta yang bertepuk sebelah tangan saja," ujar Tuan Shin karena tak kunjung mendapat jawaban dari sang anak. "Besok kita akan pergi ke pertemuan keluarga. Aebi sangat yakin kau akan jatuh cinta pada laki-laki yang aebi pilihkan padamu."

Yoo Ri menatap sebal sang ayah karena sudah mengatakan hal tersebut. Ayahnya sungguh sangat menyebalkan sekarang, tidak seperti dulu lagi. Tanpa mengatakan sepatah katapun, Yoo Ri memilih beranjak dari teras utama kediamannya itu untuk kembali ke kamarnya.

"Seobangnim, apa kau tidak terlalu keras kepadanya?" tanya Nyonya Ahn setelah putrinya itu meninggalkan mereka.

"Jika aku tidak bersikap seperti itu, Yoo Ri akan tetap menjadi anak yang manja, Buin," jelas Tuan Shin.

"Tapi ... siapa laki-laki yang ingin kau jodohkan pada Yoo Ri? Aku jadi penasaran juga."

"Kau akan tahu besok. Kita semua sudah mengenalnya dengan baik."

"Kita sudah mengenalnya?" Nyonya Ahn mengangkat sebelah alisnya setelah mendengar jawaban sang suami. Seseorang yang sudah dikenal olehnya? Terlalu banyak orang yang sudah dikenalnya sejauh ini dan dirinya tidak memiliki bayangan siapa laki-laki itu dan dari keluarga mana ia berasal.

~"~

Yoo Ri menendang-nendang selimutnya karena masih kesal dengan perkataan dari sang ayah, yang sangat menyakitkan dirinya. Dengan sekuat tenaga yang dimilikinya, Yoo Ri akhirnya memilih melepas selimut tersebut, hingga membuat benda itu tergeletak di atas lantai begitu saja.

"Kenapa abeoji sangat begitu ingin menjodohkan aku? Memangnya siapa laki-laki itu sampai membuat abeoji begitu ingin aku menikah dengannya?" tanyanya pada angin. Gadis itu menatap langit-langit kamarnya. "Kenapa aku tadi tidak memberitahu laki-laki yang aku suka itu adalah seja jeoha? Argh, dasar bodoh."