"Tumben lo berubah baiknya cepet? Kerasukannya kapan?" tanya Rena dengan tertawa kecil.
"Ya udah, nih, lo ba—"
"Eh, iya, iya. Gue bercanda. Lo aja yang bawa oke?" ucap Rena tersenyum manis, lalu berjalan ke rak coklat.
Namun, dengan cepat Rean langsung menahan tangan Rena. "Bukannya lo udah enggak boleh makan coklat?" tanya Rean yang membuat Rena menggigit bibir bawahnya, lalu menoleh ke Rean dengan menyengir.
"Sesekali enggak apa lah," mohon Rena dengan wajah yang di buat melas.
"Enggak, Rena! Kalau gigi lo sakit lagi gimana?" tanya Rean yang membuat Rena manyun.
"Enggak bakal sakit kalo makan dikit, Rean. Boleh ya, pliss, bolehh, ya, ya," mohon Rena bertingkah seperti anak kecil yang meminta balon.
Rean menghela napas panjang. "Gue telpon bunda dulu, kalau bunda kasih ijin, gue juga kasih ijin. Gimana?" tanya Rean yang membuat Rena seketika berhenti memohon. Dia menghentakkan kakinya sambil melipat kedua tangannya di depan dada.