Pagi-pagi sekali Rean sudah terbangun dari tidurnya, dia sengaja bangun pagi untuk membuatkan sarapan untuk Rena. Dia hanya memasak sandwich telur kesukaan Rena juga dirinya, dan segelas jus jeruk.
"Renn! Bangun! Udah jam enam!" teriak Rean yang melepas apronnya.
Tak ada jawaban dari atas, itu artinya Rena masih terlelap. Rean pun memutuskan untuk berjalan ke kamar gadis itu.
Tok … tok … tok
Rean mengetuk pintu itu dengan cepat dan sedikit kencang sambil memanggil-manggil namanya.
"Ren, bangun! Gue tinggal tau rasa lo!"
"Ren!"
"Renaaaa, banggunnnn!!"
"RREEENNAA!" panggilnya dengan menggedor-gedor pintu kamarnya.
Sedangkan gadis yang di panggil pun masih memeluk guling, saat mendengar suara teriakan Rean yang terakhir dan sangat kencang membuat gadis itu langsung membuka matanya lebar. Dia langsung duduk dan menatap ke pintu.
"Iya! Gue udah bangun!" teriak Rena agar Rean berhenti.
"Gue tunggu di bawah!"
"Lo sekolah? Kan lo masih—"