"Lo lagi ngapain?"
"Bikin soal, ngapain lagi?"
"Lo belum—"
"Mending lo belajar dulu sebelum gue kasih soal ini. Lo pasti tau kan, gue enggak akan memberikan soal yang sama kayak minggu lalu. Soal kali ini tiga kali lebih sulit."
Rena mengangguk. "Gue ngerti, ini udah pernah kejadian waktu SMP."
Rean mengangguk. "Dan sebelumnya udah bikin kesepakatan. Kali ini yang menentukan lo bebas dari tugas lo bukan poin. Kalau lo berhasil menjawab semua soal, lo bebas dan kembali ke awal. Tapi … kalau ada satu jawaban yang salah, hukuman lo bertambah. Ngerti?"
Rena menghela napas panjang untuk menahan emosinya, lalu tersenyum paksa sambil menganggukkan kepalanya. "Gue ngerti, gue paham. Kenapa gue jadi—"
Ucapan Rena terhenti saat Rean berdeham pelan.
Rena pun mendengus pelan, lalu membuka catatan dan buku tebal yang dia pilih. Dia kembali fokus mempelajari rumus-rumus yang ada di buku, tangannya bergerak membuat catatan baru. Dia mencatat rumus dari buku tebal itu ke catatannya.