Rena melepas pelukannya perlahan, dia mengusap wajahnya kasar sambil tersenyum. "Makasih, Re, … dan maaf." Lirih Rena dengan menundukkan kepalanya.
Rean menyernit bingung. "Kenapa minta maaf? Lo enggak ada salah sama gue."
"Gue minta maaf karena—"
"Ryu maksud lo?" tebak Rean memotong ucapan Rena.
Gadis itu mengangguk pelan. "Harusnya gue dengerin omongan lo, tapi gu-gue malah …"
"Udah, lupakan, lo enggak salah, Ren. Anggap ini pelajaran buat lo, besok lagi jangan terlalu percaya sama orang yang enggak kenal. Oke?" tanya Rean sedikit menunduk menatap Rena lekat.
Rena tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. "Makasih, Re."
Rean juga tersenyum, tangannya bergerak mengacak-acak rambut Rena gemas. "Bodoh! Bisa-bisanya percaya sama ketos macam dia, untung aja tadi ada Nathan yang tahan gue, kalau enggak, hari ini lo layat dia!" omel Rean pada Rena.
Rena tertawa mendengar omelan Rean. "Re, dingin," keluh Rena.