"Halo, Ren. Lo di mana?" tanya Rean tanpa basa-basi.
"Gue di café. Oh, iya, Hana sama lo nggak? Tadi ponsel gue mati, ini barusan gue pinjem—"
"Lo balik ke hotel sekarang!" seru Rean dengan perasaan cemas.
"Kenapa? Gue masih nunggu—"
Rean menarik napas panjang. Beginilah Rena, harus disertakan alasan yang kuar agar dia mau menuruti ucapannya.
"Enggak bisa gue jelasin lewat telpon, lo balik sekarang! Penting, sangat penting! Cepet!"
***
Mendengar suara Rean yang terdengar panik, dengan cepat Rena mencabut charger yang baru saja dia pinjam, lalu dia berjalan ke kasir untuk mengembalikan charger.
"Udah selesai, mbak? Kok cepet?"
"Iya, mbak, ada keperluan mendesak, terima kasih," ucap Rena seraya buru-buru pergi keluar dari café.
Dia berlari ke menuju hotel dengan sangat cepat, perasaannya semakin tidak enak. Rean tak pernah bicara sepanik itu, meski nada Rean tampak seperti biasa, Rena tahu kalau cowok itu tengah panik.