Chereads / The Cold Season / Chapter 29 - Lose All Control 2

Chapter 29 - Lose All Control 2

LOSE ALL CONTROL

Ketika merasa yakin jika Xiao You Ren sudah bisa bernapas dengan normal, Wang Xian Wei menjauhkan kepalanya dan melepas ciuman mereka. Namun, tangan kecil yang dingin menarik tengkuknya, membuat bibir mereka kembali menyatu. Daging kenyal yang lembut memberikan usapan pada permukaan bibir Wang Xian Wei, kemudian kecupan halus mendarat. Tak berapa lama ciuman itu berubah semakin agresif dan banyak menuntut, mamaksa mulut Wang Xian Wei terbuka. Lidah yang hangat menyusuri ruang dan mengabsen satu per satu gigi Wang Xian Wei. Semakin dalam dan semakin liar, mengundang hawa panas menjalar dari bawah sampai mengaburkan rasionalitas. Membiarkan laki-laki yang lebih kecil menikmati permainan yang dibuatnya dan memanjakan mulut Wang Xian Wei.

Semakin lama gairah Wang Xian Wei kian membara dan menginginkan sesuatu yang lebih luar biasa lagi, dia melepaskan tautan bibir mereka dengan paksa. Menatap Xiao You Ren yang terengah-engah dengan wajah memerah sempurna. Lagi-lagi cahaya lampu yang menyiram wajah itu membuat Wang Xian Wei menggila dan ingin merusak keindahan di hadapannya. Namun, rasionalitas kembali bekerja dan melayangkan beberapa pertanyaan di benaknya.

Melangkah mundur beberapa pijakan, mengulurkan tangan untuk membantu Xiao You Ren berdiri dengan tegak di hadapannya. Wang Xian Wei pun bertanya dengan lembut, "Apa yang terjadi?"

Laki-laki di hadapannya tak memberikan tanggapan, tapi wajahnya semakin ke bawah. Menunduk seolah sedang mendapatkan interogasi karena kasus kriminal. Ujung sweternya diremat dengan kuat dan sedikit di tarik ke depan, menyembunyika sesuatu yang tampak bersemangat. Wang Xian Wei tersenyum miring untuk sesaat. Menarik dagu laki-laki di hadapannya dan mengangkat untuk menyapa manik matanya. Sekali lagi dia bertanya, "Katakan, apa yang terjadi? Mengapa kamu tampak kacau?"

Xiao You Ren bergeming dalam beberapa detik, menatap pada manik hitam di depan. Entah mengapa timbul rasa percaya yang tinggi ketika dia hanyut bersama tatapan yang memaku netranya. Mulut yang terasa kaku pun bergerak dengan perlahan. "Aku ... bertemu dengan kakak laki-lakiku," lirihnya pelan dan lembut.

Kening Wang Xian Wei kembali berkerut dan beberapa hal menghinggapi pikirannya. Bertanya-tanya tentang sangkut paut kesedihan Xiao You Ren dan pertemuan dengan saudara laki-laki itu. "Kamu takut padanya?" Wang Xian Wei sedikit tidak percaya dengan pertanyaan konyolnya, tapi hanya itu saja yang terbesit di otak.

Gelengan lemah di kepala Xiao You Ren berhasil menggetarkan tangan Wang Xian Wei yang memegang dagunya. "Tidak, hanya saja ...."

Kalimat itu tidak memiliki sambungan hingga beberapa menit kemudian dan berhasil membuat kesabaran Wang Xian Wei kian terkikis. Ketika amarahnya akan keluar dan meledak-ledak karena telah menunggu jawaban dalam kesia-siaan. Manik mata Xiao You Ren bergerak gelisah, genangan air kembali terisi di sudut matanya, bibir merah itu pun bergetar di ujung. Bulu mata panjang dan lebat yang bergulir seperti kepakan sayap. Ekspresi wajah yang menunjukkan ketidakberdayaan itu mendesak sisi lain dalam tubuh Wang Xian Wei, memberikan tekanan besar yang mempengaruhi vitalitasnya sebagai seorang laki-laki.

Wang Xian Wei, dengan mata laparnya yang memantulkan refleksi sosok cantik dengan rona kemerahan memenuhi wajah, menggeram tertahan dan suara dalamnya berkata, "Jelaskan itu di ranjang."

Tangan besar milik Wang Xian Wei menggenggam tangan kecil Xiao You Ren. Berjalan lebih dulu dan menuntun laki-laki itu menjejaki lantai untuk keluar. Langkah lebarnya membuat Xiao You Ren kewalahan, tapi dia tidak pedulu. Tidak juga terpengaruh oleh tatapan beragam makna dari orang-orang di sana.

Di belakang, Xiao You Ren menghentikan tangis dan mengusap air mata. Sedikit terseret karena perbedaan jenjang kaki mereka yang mencolok. Sama halnya dengan Wang Xian Wei, dia tidak mempedulikan apa pun ketika tubuhnya di ajak ke luar gedung kafe. Dari sudut matanya, dia melihat bahu tegap yang tampak keras dan bisa diandalkan. Wang Xian Wei berbeda dengan Zheng Liam yang lembut dan penuh kehati-hatian, kasih sayang besar juga pengertian. Namun, perbedaan itu justru membuat Xiao You Ren nyaman. Dia merasa akan mempercayai laki-laki yang tengah menggenggam tangannya dan bersedia menunjukkan sisi lain dari dirinya.

Xiao You Ren berpikir bahwa dia tidak akan terus-menerus bersembunyi di dalam cangkang yang dingin dan menutup akses terhadap kehangatan di luar. Akan mengekspos sedikit demi sedikit perasaanya, meskipun itu sukar. Dia ingin berdamai dengan dirinya. Untuk itu yang diperlukan hanyalah seseorang seperti Wang Xian Wei, tidak peduli jika tubuhnya akan dirusak dengan keji.

Bukankah pengobatan terbaik untuk menghilangkan sebuah trauma adalah dengan menghadapinya secara langsung.

Mobil melaju dengan cepat, membelah jalanan yang masih tampak ramai dilalui kendaraan lain. Dalam keremangan malam itu, Wang Xian Wei seperti seekor jaguar yang kuat dan memiliki penglihatan tajam. Mengontrol pergerakan mobil di jalanan yang agak berliku dan di penuhi belokan. Di sampingnya, Xiao You Ren tidak peduli pada apa pun juga. Bahkan jika mobil miliknya dicuri dari parkiran di kafe. Pikirannya kosong, direfleksikan oleh tatapan mata tanpa kehidupan yang memandang ke luar kaca mobil.

Di depan sebuah gedung pencakar langit yang terkenal di kota, mobil berhenti dan seorang petgugas valet menghampiri sekadar mengambil kunci mobil dari sang pemilik. Wang Xian Wei meraih tangan Xiao You Ren dan membawa laki-laki itu menuju lift. Tepat di lantai teratas gedung tersebut, terdapat dua apartemen mewah yang saling bersisian. Salah satunya adalah milik Wang Xian Wei.

Untuk pertama kalinya orang asing memasuki tempat itu. Tempat yang bahkan belum pernah didatangi oleh kekasihnya, tapi dengan berani dia membawa Xiao You Ren ke dalam sana. Membuka pintu dengan akses kartu vip-nya, mendorong tubuh kecil Xiao You Ren ke dinding tepat ketika pintu kembali tertutup sesaat setelah mereka masuk. Wang Xian Wei tiba-tiba mengangkat wajah putih Xiao You Ren dan menciumnya. Terasa lembut dan menenangkan. Kemudian mengecup pipi memerah Xiao You Ren dan bergerak ke arah telinga laki-laki itu, menjilat daun telinga dengan sensual dan berbisik, "Aku menginginkanmu."

Mata Xiao You Ren tertutup, bulu mata yang panjang bergetar dan sedikit basah. Tidak seperti ciuman lembut sebelumnya, bibir panas Wang Xian Wei begitu membakar. Ciuman itu tak terpisahkan dan begitu membara, memicu hasrat membeku dari kedua belah pihak. Saling menuntut dan memaksa. Wang Xian Wei mengangkat tangannya untuk memegang kepala belakang Xiao You Ren. Lidahnya yang lentur menyerbu wilayah pihak lain dan menelan rasionalitas keduanya. Menyatakan kepemilikan dengan serakah.

Wang Xian Wei meraih tubuh kecil Xiao You Ren ke dalam gendongannya dan membawa laki-laki itu menuju kamar. Meletakkan Xiao You Ren di atas ranjang besar yang sudah dirancang khusus untuk kegiatan mereka. Dia mencium mata Xiao You Ren yang terpejam dengan erat, lalu menjelajahi penampilan laki-laki itu dengan manik hitamnya. "Katakan, apa yang membuatmu seperti ini?" Wang Xian Wei melepaskan sweter yang melekat di tubuh Xiao You Ren, mengekspos kulit yang tidak terpapar sinar matahari. Membawa dua pergelangan tangan kecil ke sisi ranjang dan menarik borgol yang menyatu dengan kepala ranjang, membelenggu kedua tangan kecil itu di masing-masing sisi.

Tubuh Xiao You Ren bergetar dan menggigil. Wang Xian Wei menyadari hal itu dan membungkuk, mengecup pelan bibir Xiao You Ren dan secara bertahap mengalirkan ketenangan. "Jangan takut," katanya. Beranjak untuk membuka pakaian bawah Xiao You Ren, hingga laki-laki itu telanjang sepenuhnya. "Kamu bisa mulai bercerita dengan bebas."

Melepas mantelnya, Wang Xian Wei membawa diri untuk berada di atas tubuh Xiao You Ren. Memberikan kecupan dan mempermainkan puting coklat kemerahan itu, mengecup seolah akan mengeluarkan cairan putih yang manis, lidahnya bergerak melingkari tonjolan itu dan meningkatkan suhu tubuh laki-laki di bawahnya.

Sekali lagi Wang Xian Wei melayangkan pertanyaan yang sama, mengenai penyebab kekacauan Xiao You Ren di kafe dan hubungannya dengan kakak laki-lakinya.

Dengan getaran lembut di bibirnya, Xiao You Ren buka suara membeberkan rahasianya, "Aku melakukannya dengan kakak laki-lakiku."

Secara spontan Wang Xian Wei mengangkat kepala, kedua tangannya mengepal dengan erat dan tetap setia menanti cerita selanjutnya.

Pada detik itu juga, detak jantung Xiao You Ren bertambah cepat seakan mendobrak pertahanan dadanya. Dia menatap sendu pada laki-laki di atasnya yang tampak membeku. Kemudian menyususn kata demi kata dalam kepalanya dan mengumpulkan keberanian untuk melanjutkan perkataanya, "Saat itu dia masih sangat muda dan labil, tapi ayah pergi meninggalkan kami dengan tanggung jawab besar di pundaknya. Karena merasa tertekan atas kematian ayah dan kemarahan pada ibu, maka dia melampiaskannya ... padaku." Tangis Xiao You Ren pecah. Ingatan menyakitkan itu kembali berputar-putar dalam kepalanya.

Meskipun Wang Xian Wei baru mengenal laki-laki di bawahnya, tapi rasa sakit itu seakan ikut menari-nari di hatinya. Melihat Xiao You Ren yang menangis Kembali menundukkan kepala dan mencium mata Xiao You Ren yang terus membuat aliran sungai dan membasahi seprei. Kecupan-kecupan lembut melayang pada Xiao You Ren hingga dia tenang dan berangsur-angsur pulih dari tangisan pilunya. Wang Xian Wei beranjak dan membawa sekotak peralatan dari dalam lemari. Mengeluarkan nipple clamps, sebuah penutup mata berwarna hitam, dan tongkat magnetik.

Kedua puting Xiao You Ren terasa sakit karena pengaruh alat itu, namun tak ayal menimbulkan perasaan aneh yang mulai membuatnya mengerang kecil. Tongkat magnetik pun sudah bertengger di antara lututnya, rasa dingin yang mejalar membuat Xiao You Ren bergerak gelisah, menyebabkan tongkat semakin melebar. Dia terkejut dan menegang. Wang Xian Wei pun tak tinggal diam, menuangkan cairan lengket pada milik Xiao You Ren dan mempermainkan benda yang perlahan mengeras.

Tubuh kaku tidak lagi berjuang dan perlahan melunak. Merenggangkan kedua kaki secara tidak sadar, respon naluriah seorang submisif sebagai bentuk penyerahan terhadap sang dominan. Diam-diam senyuman miring tercetak di wajah rupawan Wang Xian Wei yang tampak sangat dewasa. Suaranya dalam dan matang. "Apa kamu menyukai kakak laki-lakimu?"

Mulut Xiao You Ren kelu, bibirnya merapat seperti dalam pengaruh lem super. Bola mata yang jernih itu bergerak gelisah dalam kabut tebal, menghindari Wang Xian Wei dan berakhir dengan terpejam. Namun, itu tak bertahan lama. Perlahan bibir kecil yang padat itu kembali bergerak. "Dulu dia adalah kakak yang lembut dan sangat penyayang, aku menyukainya sebagai seorang adik." Kelopak mata Xiao You Ren bergerak membuka dan menutup dengan cepat, bulu mata tebal terlihat seperti sayap yang mengepak dengan indah. "Setelah kemalangan itu menimpa kami, perlahan dia berubah menjadi sosok asing. Saat itu kami hanya berdua dan saling memiliki ... saling bergantung satu sama lain."

Mendengar jawaban itu, Wang Xian Wei memiliki kesimpulan sendiri. Tidak peduli pada perasaan Xiao You Ren pada kakak laki-lakinya yang melebihi batas dua orang bersaudara. Dia melanjutkan aksinya merangsang sang submisif, hingga lenguhan sensual mengisi keheningan malam itu. Sebuah pernyataan dilayangkan olehnya, "Kamu tidak mencintai Zheng Liam, tapi menyukainya karena dia seperti kakak laki-laki bagimu."

Xiao You Ren tidak bisa menyangkalnya, apa yang dikatakan Wang Xian Wei benar. Awalnya dia berpikir jika perasaanya tulus pada senior itu, tapi ketika jarak menjadi pemisah di antara mereka, secara bertahap perasaanya ikut melebur.

Mengabaikan pembicaraan mereka, Wang Xian Wei menggiring tangannya untuk menyentuh milik Xiao You Ren dan terus memberikan tekanan juga pijatan hingga cairan kental tertembak keluar, mengenai pakaiannya. Mendapati wajah memerah Xiao You Ren yang disiram lampu kekuningan dengan ekspresi polos yang menggoda. Tangan Wang Xian Wei beralih membuka kancing baju dan celana satinnya. Menanggalkan semua kain yang melekat di tubuh dan mulai melancarkan aksinya. Mendekatkan wajah pada telinga Xiao You Ren, lalu berbisik, "Dengar! Kamu dilarang untuk berbicara saat kita melakukannya, hanya diizinkan untuk mendesah dan patuh padaku. Katakan black jika itu mendeteksi batas toleransimu dan red jika melebihi batas toleransimu. Dan ... percaya padaku."

Tatapan mata Xiao You Ren jatuh pada kain hitam yang digenggam Wang Xian Wei. Menyadari satu hal, bahwa dia adalah boneka laki-laki itu yang tidak boleh membantah. Wang Xian Wei memakaikan ikatan penutup mata pada mata Xiao You Ren, lalu menciumnya. Tangan yang besar bermain-main di sekujur tubuh Xiao You Ren, mempermainkan puting yang ikut menegang, mengelus perut rata yang dipenuhi bulu-bulu dari bujal hingga ke kemaluannya.

Kecupan Wang Xian Wei berpindah pada leher jenjang yang putih dan begitu mengundang hasrat untuk menandai kepemilikan. Semakin turun untuk menghisap dua tonjolan kecil di dada Xiao You Ren dengan semangat berkobar, lalu mengecup belahan dada hingga perut bawah. Wang Xian Wei mendapati jika kulitv putih Xiao You Ren berubah agak kemerahan di bawah kendali nafsu birahi. Suhu tubuh Xiao You Ren kian meningkat, sampai rasanya bisa mendidihkan darah.

Merasakan serangan bertubi-tubi dari Wang Xian Wei, ujung lidahnya yang hangat dan kasar menyentuh kulit halus di antara kedua kaki Xiao You Ren, meyebabkannya terus-menerus bergetar. Tanpa sadar tangan Xiao You Ren mengepal dengan kuat hingga berwarna putih pucat. "Er ... S-sir ... ahh .... Aku menginginkanmu."

Godaan terang-terangan itu membuat Wang Xian Wei terkesiap dan hasratnya kian membara di dalam. Satu jari melesak ke dalam titik belakang Xiao You Ren yang lembab dan hangat, membungkus jarinya dengan erat. Erangan tidak sabar mengalun dengan indah, menambah besar keinginan Wang Xian Wei. Satu jari lagi ditambah hingga berjumlah tiga dan mulai beradaptasi, membelai dinding daging yang padat. Kesenangan itu membuat Xiao You Ren menggigit bibir bawahnya, seakan tengah menggoda laki-laki di atasnya.

Jari-jemari di bawahnya keluar dengan cepat, meninggalkan rasa kosong yang mengganggu. Namun, tak lama. Merasakan sesuatu yang lebih besar dan lebih panas sedikit menyentuh titik di belakang, dinding bagian dalam Xiao You Ren langsung meregang dengan ekstrem. Wang Xian Wei masuk dengan cepat, kemudian bergerak keluar dengan lambat. Mengulang gerakan yang sama secara bertahap sebelum menghujam keras dan mengenai titik terdalam Xiao You Ren dan menggesek kesensitifan yang menyenangkan.

Xiao You Ren merasa sangat penuh dalam kenikmatan ini. Bibirnya terus mengeluarkan desahan dan erangan yang sensual, membusungkan dadanya menyebabkan borgol bertambrakan dengan kepala ranjang. "Ah ... Sir ... enghh."

Tanpa mengurangi tempo hantaman pada orang di bawah kendalinya, Wang Xian Wei mengulurkan tangan dan mencekik leher Xiao You Ren, membuat laki-laki itu berjengit. Setiap gerakan yang dilakukan Wang Xian Wei begitu berdampak pada cengkeramannya di leher Xiao You Ren, namun masih berusaha menahan diri untuk tidak berlebihan dan membahayakan tubuh kecil itu.

Pergerakan Wang Xian Wei berhenti, mengeluarkan miliknya, dia membuka borgol di kedua tangan Xiao You Ren. Membuatnya bernapas dengan lega, namun tak lama. Tubuhnya dibalikkan oleh Wang Xian Wei dan pinggulnya di angkat tinggi, sesuatu yang masih begitu keras kembali menghantam dengan kuat.

Pantat Xiao You Ren mendapatkan tamparan yang menyakitkan, meninggalkan rasa perih dan kemerahan yang kentara. Ikat pinggang Wang Xian Wei yang sebelumnya tergeletak di bawah, kemudian mendarat di punggungnya. Beberapa garis merah memanjang menghiasi punggung putih itu.

Xiao You Ren merintih kesakitan, namun tidak menutup kemungkinan besar jika dia menikmatinya. Erangan kenikamtan tetap keluar dari mulut, meskipun tubuhnya mulai kehilangan pondasi ketika hentakan demi hentakan muncul dari belakang.

Ketika desakan dalam tubuhnya semakin besar, hantaman Wang Xian Wei semakin liar dan cepat, dia kembali mencekik Xiao You Ren. Membuatnya mendesah tak berdaya, "Ah ... Sir ... terlalu keras, terlalu sakit dan ... sesak ... enghh ...."

Tubuh Xiao You Ren kemudian mengejan hebat dan mengeluarkan cairan untuk kedua kalinya. Belum sempat Xiao You Ren menikmati masa orgasmenya, Wang Xian Wei kembali membalikkan tubuh itu. Menghentak dengan tergesa dan kasar. Kembali memecut dada laki-laki itu dengan ikat pinggangnya, menciptakan garis merah yang menambah panas kegiatan mereka. Wang Xian Wei pun akhirnya mencapai puncak dan menembakkan cairan di dalam tubuh Xiao You Ren.

Namun, itu bukan akhir dari malam panjang mereka. Semalaman penuh Wang Xian Wei menghantam Xiao You Ren hingga laki-laki itu pingsan, maka kegiatan Wang Xian Wei berhenti sepenuhnya dan mengistirahatkan tubuhnya.