Chereads / Judgment and The Beginnings / Chapter 22 - Chapter 21 – Persembahan

Chapter 22 - Chapter 21 – Persembahan

Aku terdesak dalam pertarungan ini, Aku terengah-engah. Sulit…Keras…Kuat…Guardian ini bukanlah lawan yang bisa ku kalahkan. Aku memang belum dengan pasti mengetahui kekuatan Fighters Class S, namun satu yang dapat kupastikan…Setidaknya dibutuhkan 3 Fighters Class S untuk melawan Guardian ini. Dalam pertarungan ini, aku hanya dapat menghindari serangannya…tidak sama sekali kesempatan untuk ku menyerang. Pertarungan ini bagaikan seorang anak kecil melawan seekor beruang. Jika seperti ini terus, aku dan Yujikata-san akan mati disini. Jika aku terus menghindar, aku akan kehabisan tenaga…jika aku dan Yujikata-san melarikan diri…kami akan terkejar dengan mudah, melawannya juga bukan keputusan yang bagus.

"Bagaimana kalau aku menggantikan mu menghabisinya?"

Tiba-tiba saja suara itu muncul dalam pikiran ku.

"Aku akan menghabisi Penjaga itu"

"Siapa kamuu..!?" Ucap ku

"Aku?...hahaha…cukup serahkan saja tubuhmu kepadaku…atau kau ingin bocah yang tergelatk itu mati disini?"

Aku mengabaikan suara itu, aku tidak akan menyerahkan tubuhku…dan tiba-tiba saja sebuah tombok melesat dengan sangat cepat…bahkan aku bisa melihat tombak itu menembus angin. Aku menahan tombak itu dengan pedang, namun itu tak bertahan lama…seketika pedang yang ku pinjam dari Yujikata-san hancur berkeping-keping. Tombak itu hampir saja melubangi kepala ku jika aku tidak segera menggunakan skill God Speed ku. Aku harus membawa Yujikata-san keluar dari sini, apapun resikonya.

Aku kembali mengaktifkan Skill God Speed ku, namun kali ini sedikit berbeda…aku mengalirkan seluruh energy yang tersisa ke kaki kanan ku, dengan begitu aku dapat melompat menjadi lebih jauh kemudian berlari dengan God Speed. Saat Guardian itu mulai berjalan kearah ku, inilah kesempatan kami. Aku memapah Yujikata-san dan bersiap. Guardian itu sekarang berjarak 4 meter dengan kami dan inilah saatnya. Aku melompat dengan kaki kananku dan berhasil melewati Guardian itu, kemudian aku berlari sambil memapah Yujikata-san. Tak lama kemudian…akhirnya kami berhasil keluar dari Cave itu, aku segera membawa Yujikata-san ke Yamamura-san untuk segera diobati. Aku bersyukur kami berhasil keluar dengan selamat.

Jika aku memaksakan diri untuk melawan Guardian itu, mungkin saja sekarang kami sudah menemui Tuhan.

"Apa yang terjadi? Mengapa armor kalian sampai rusak seperti itu?" Tanya Kyoko

"Saat sampai diujung Cave, kami bertemu dengan sebuah tengkorak manusia, ia bangkit dan menyerang kami, kami melawan…namun tiba-tiba seorang penjaga muncul dan menyerang kami, kami sama sekali tak berkutik…penjaga itu bukanlah sosok yang dapat kita lawan" Jawab Ku

"Aku akan pergi menemui kepala desa, tolong jaga Yujikata-san dan Yamamura-san" Ucap ku

Aku pun pergi menemui kepala desa…sesampainya disana aku melihat Yuna. Ia sedang berbicara dengan Kepala Desa. Dan tiba-tiba saja Yuna menampar kepala desa hingga ia tersungkur. Aku pun berlari mengampiri mereka.

"Apa yang kau lakukan haaah?!?!" Ucap ku sambil memegang Pak Kepala Desa

"Syukurlah kau selamat…" Jawab Yuna

"Apa maksudmu?" ucap ku

"Kepala desa ini ingin menjadikan kalian…tidak…ia ingin menjadikan Fighters sebagai persembahan bagi Undead yang ada didalam Cave itu, ia memalsukan data mengenai Cave itu…Cave itu sebenarnya merupakan Cave Rank S bukan Rank B. Ia juga mengirimkan beberapa penduduk untuk menjadi persembahan, namun sepertinya Undead itu tidak puas…oleh karena itu Kepala Desa ini ingin mengirimkan Para Fighters…manusia yang memiliki kekuatan untuk dijadikan persembahan dan admin Kantor Asosiasi Pahlawan menemukan hal yang tidak beres setelah kalian menjalankan misi ini dan meminta ku untuk menolong kalian" Ucap Yuna

Mendengar semua itu membuat ku terkejut dan terdiam, tentu saja aku terkejut karena tidak menyangka bahwa kepala desa ini tega melakukan hal itu, namun sebenarnya aku lebih terkejut karena ternyata Yuna bisa berbicara panjang lebar seperti itu. Setelah itu, aku tidak menanyakan apapun lagi terutama kepada kepala desa. Aku melepaskan armor yang ia berikan kepada ku dan membuangnya. Tak lama kemudian polisi datang, aku pun menyerahkan Kepala Desa itu.

Aku, Yujikata-san, Kyoko dan Yamamura-san kemudian segera pergi dari Desa saat itu juga. Namun tidak dengan Yuna, selain untuk menolong kami, ia juga ditugaskan untuk mencari Kepala Desa baru untuk memimpin Desa Kuru. Kami semua syok dan tidak menyangka bahwa kepala desa itu ternyata kejam, padahal ia memberikan kami semua armor yang sangat berkelas dan ia terlihat sangat baik, namun ternyata itu semua hanya bagian dari rencananya.

Selama perjalanan, kami semua memandang langit malam. Namun malam itu, tidak ada satupun bintang dilangit, dan bulan tertutupi oleh awan yang sangat tebal. Malam ini tidaklah indah.