Chereads / Kepingan Sayap Memori Penuh Dendam / Chapter 10 - Apakah Dia Melakukan Operasi Plastik?

Chapter 10 - Apakah Dia Melakukan Operasi Plastik?

Karena kurang pengalaman, Teddy Permana menggunakan pengering rambut itu dengan sangat hati-hati, jari-jarinya yang ramping memegang rambut Dina yang lembut dan basah. Teddy takut akan menyakiti Dina, jadi dia bergerak sepelan mungkin.

Dengan angin hangat yang bertiup dari pengering rambut, Dina Baskoro memejamkan mata dan menikmati momen itu. Setelah beberapa saat kemudian selesai dan Teddy Permana menaruh pengering rambut di meja dan menyadari ternyata Dina Baskoro sudah tertidur di sofa.

Lalu Teddy Permana dengan pelan menggendongnya dari sofa ke tempat tidur dan menaruh selimut di atas badannya.

Melihat wajah Dina yang sedang tertidur nyenyak, dengan kulit selembut kulit bayi, wajahnya yang cantik dan halus, serta penampilannya yang berperilaku baik membuatnya merasa nyaman.

_ _ _ _ _ _

Keesokan harinya.

Dina Baskoro terbangun dengan linglung, cahaya matahari menembus matanya sesaat dan melihat Teddy Permana tidak ada ranjangnya, Dina pikir Teddy sudah pergi bekerja.

Tetapi sebenarnya, Teddy Permana sedang sarapan di lantai bawah dan ada tamu tak terduga datang kerumah pagi-pagi sekali.

Tamu itu adalah Aditya, bukan hanya sebagai tangan kanan Teddy Permana di tempat kerja, tetapi juga salah satu teman baiknya dalam hidup.

Pada saat itu dia sedang duduk di samping Teddy Permana, dan mulai bicara dengan emosi.

"Teddy Permana, sebagai kakakmu aku benar-benar tidak tahan lagi! Lihatlah tunanganmu itu yang masih di luar rumah setelah menikah. Alangkah baiknya jika kamu bawa dia tinggal kesini sekarang. Aduh, kenapa kamu biarkan dia diluar? Apakah kamu berperan sebagai suami yang baik saat ini? Tidak peduli seberapa baik kamu bertindak sekarang"

"Bagaimana tunanganmu masih di luar sana setiap hari. Bagaimana denganmu, tinggal di rumah sendirian? Aku tidak bisa memahaminya. Rumah orang lain situasinya terbalik denganmu. Apakah kamu yakin sudah selesai?"

Teddy Permana hanya sarapan dengan tenang, tidak peduli apa yang dikatakan Aditya, Teddy hanya mengabaikannya.

Aditya merasa Teddy benar-benar keras kepala, dan tidak bisa menahan emosinya lagi, "Oh! Obat apa yang diberikan wanita itu padamu? Kenapa kamu begitu keras kepala?" Tanpa disadarinya, saat itu Dina Baskoro sudah berdiri di belakangnya.

Dina Baskoro bertanya dengan pelan, "Siapa yang keras kepala?"

Aditya terkejut, "Siapa kamu? Kamu membuatku terkejut." Aditya melihat Dina Baskoro, tetapi matanya seperti melihat hantu, "Apa kamu Dina Baskoro?"

"Kalau bukan?"

Dina Baskoro sedikit menahan dagunya dan menatap Aditya dengan dingin, dengan penampilan yang sedikit sombong, tapi tidak terlalu berlebihan.

Aditya benar-benar tercengang saat itu, apakah ini sebenarnya Dina Baskoro? Mustahil? Aditya tidak bisa melupakan penampilan Dina Baskoro dulu. Stoking bermotif macan tutul, jaket buaya dan segala macam fashion aneh yang tidak pernah dilihatnya. Tapi sekarang berbeda. Dina Baskoro pagi itu terlihat seperti seorang gadis kecil yang baru bangun tidur, terlihat segar tapi lucu, ditambah wajah cantik seperti itu, Aditya benar-benar tidak menyangka Dina yang dikenalnya dulu ternyata berbeda.

"Apakah kamu baru pulang dari ke korea? Mengapa kamu terlihat berbeda dengan Dina Baskoro yang pernah kulihat dulu?" Kata Aditya sambil mengulurkan tangannya untuk mencubit wajah Dina dan memastikan apakah wajah itu asli atau palsu.

Dina segera menepis tangan Aditya, "Kamu saja yang pergi ke Korea sana." Aditya tersenyum, lalu dengan santai mengganti topik pembicaraan, "Mengapa kamu ada di rumah?"

Dina Baskoro cemberut ketika dia mendengar pertanyaan itu. Lalu menjawab, "Kamu tidak salah menanyakan pertanyaan seperti ini? Mengapa aku tidak bisa berada di rumahku sendiri? Teddy Permana dan aku sudah menikah, apa urusanmu?"

Setelah berbicara, Dina Baskoro menatap Aditya dengan tatapan tajam.

Aditya membalas lagi, "Teddy Permana, apa maksudnya?" Mata Aditya membelalak luar biasa, apakah ini masih wanita yang dulu dia kenal?

"Dina Baskoro, aku tidak tahu apakah ada masalah denganku, atau ada masalah dengan otakmu? Apakah ada sesuatu yang terjadi di suatu tempat, lalu mempengaruhi sikapmu? Bagaimana mungkin seseorang bisa begitu cepat berubah?"

Setelah itu Aditya melanjutkan, "Aku khawatir padamu Teddy, aku pikir kamu harus segera membawanya ke rumah sakit untuk diperiksa. Meskipun dia memang memiliki temperamen yang buruk, dia tetaplah istrimu. Jangan sampai ada apa-apa."

Mendengar jawaban Aditya, Dina Baskoro menjadi marah dan berkata dengan emosi, "Aditya, kamu mencari masalah denganku?"

Tetapi sebelum situasi menjadi semakin tak terkendali, Teddy Permana dengan Tenang menenangkan mereka berdua, "Sarapan pagi ini enak, berhenti bertengkar dan makanlah."

Mendengar Teddy Permana berbicara, Dina Baskoro segera menahan amarahnya dan duduk dengan patuh, seperti seekor kucing yang telah dijinakkan oleh pemiliknya, berperilaku sangat baik.

Aditya tercengang dan tidak bisa memahami situasi itu untuk sementara, tetapi tetap merasa kalau ada sesuatu yang salah.

Apakah wanita ini benar-benar Dina Baskoro? Apa yang terjadi padanya sekarang?

Setelah sarapan, Teddy Permana dan Aditya berangkat bersama menuju ke kantor.

Dina Baskoro mengantar mereka berdua keluar ruma dan sebelum pergi, Dina tidak lupa untuk berkata, "Teddy Permana, sampai bertemu lagi saat makan malam."

Teddy Permana tidak berbicara, hanya menganggukkan kepalanya sedikit.

Aditya sangat penasaran. Begitu mereka masuk ke dalam mobil, Aditya menarik lengan Teddy Permana dan bertanya, "Teddy Permana, apa yang terjadi sebenarnya? Bagaimana Dina Baskoro bisa berubah seratus delapan puluh derajat?"

Teddy Permana hanya menjawab dengan santai, "aku juga tidak tahu."

Aditya tercengang, "Tidak, bagaimana mungkin kamu tidak tahu?"

Teddy Permana menjawab lagi, "Dia sudah seperti ini sejak malam pertunangan. Apapun alasannya, hanya dia yang tahu."

"Jadi?" Aditya memikirkan sesuatu sejenak ketika dia mendengar jawaban dari Teddy Permana.

Lalu Aditya berkata kepada Teddy Permana dengan percaya diri, "Teddy Permana, aku rasa kamu harus mengawasinya. Bagaimanapun juga aku dan kamu tahu bagaimana dia dulu bersikap padamu, kita berdua tahu karakternya dulu. Mungkin kamu merasa tenang saja dan menerima perubahannya tapi aku tidak bisa mempercayainya, tidak sampai aku tahu alasan yang sebenarnya!"

Teddy Permana hanya mendengarkan tanpa membahasnya lebih lanjut, dan langsung turun mobil lalu masuk ke dalam kantor mengabaikan Aditya yang masih di dalam mobil.

Dina Baskoro sadar bahwa dia dulu pernah menghancurkan kepercayaan Teddy Permana, dan sekarang tentu tidak mudah bagi Teddy Permana untuk memulihkan rasa percaya pada dirinya lagi.

Namun, Dina Baskoro tidak akan menyerah.

Setelah sarapan, Dina Baskoro mandi dan bersiap-siap di kamarnya, lalu pergi ke sekolah.

Dina tahun ini ada di semester akhir dan sedang bersiap untuk menghadapi kelulusan. Dalam hal nilai, Dina Baskoro sebenarnya tidak buruk, tapi ada beberapa pelajaran yang nilainya sangat buruk. Dan jika Dina ingin lulus tahun ini, dia harus cepat ​​memperbaiki nilai-nilai nya yang jelek.

Saat itu, Renata Sanjaya bangga dengan nilai bagusnya dan terus menekannya.

Setiap kali mereka sedang bersama, ada perbedaan yang mencolok di antara mereka. Yang satu adalah anak baik yang rajin belajar, dan yang satunya adalah seorang gadis yang bodoh.

Universitas akan akan segera mengadakan acara kelulusan. Dina Baskoro sudah merencanakan ketika dia masih magang di perusahaan suaminya, bahwa setelah lulus, dia akan langsung bekerja di perusahaan itu.

Karena dengan itu, Dina akan dapat melihat Teddy Permana setiap hari, dan dia tidak akan melepaskan kesempatan untuk bisa bersamanya terus.

Selain itu, dengan dia bekerja di kantor suaminya, Dina juga bisa menghindari serangan Renata Sanjaya, jadi kenapa tidak?