Akhirnya, Teddy Permana masuk ...
Dina Baskoro menutup bibirnya dengan erat menahan sakit, tubuhnya seperti robek dan semua tulangnya hancur. Perasaannya dipenuhi dengan perasaan dimana saat ini mati saja jauh lebih baik.
Kecuali rasa sakitnya saat itu, tidak ada lagi yang bisa dirasakan oleh Dina Baskoro. Tidak ada yang bisa Ia lakukan. Selain merasa kesakitan. Hanya kesakitan saja…
_ _ _ _ _ _ _
Dina Baskoro tidak tahu berapa lama kejadian itu berlangsung karena langit diluar sudah tampak agak biru. Dan kejadian pada malam yang sulit ini akhirnya berakhir.
Setelah itu Teddy Permana meninggalkan Dina lalu bangkit dan mengenakan pakaian, lalu membuka pintu keluar.
Di ruangan yang sunyi itu hanya tinggal Dina Baskoro yang sedang meringkuk di tempat tidur, dengan kedua kakinya didempetkan dan menangis tanpa suara. Tubuhnya tidak bisa bisa berhenti merasakan sakit, tetapi sebagai perbandingan, hatinya saat ini lebih sakit.
Dina Baskoro tidak tahu apa yang sudah terjadi dan dia tidak tahu mengapa Teddy Permana memperlakukan dirinya seperti ini?
Dina Baskoro hanya merasa sangat bersalah. Teddy Permana masih ada di hatinya dan berulang kali mengatakan pada dirinya sendiri, "kamu tidak memenuhi syarat untuk menangis semua ini terjadi karenamu."
Mengingat kehidupan sebelumnya, kerugian yang dia timbulkan pada Teddy Permana karena sikapnya yang tidak bermoral masih tidak bisa dilupakannya.
Dan hari ini dia baru saja memenuhi kewajibannya menjadi seorang istri, apa gunanya merasa sakit seperti ini?
Di saat yang sama Dina Baskoro memikirkan tentang itu, Teddy Permana sudah turun ke lantai bawah.
Setelah sepanjang malam berhubungan dengan Dina Baskoro, aura permusuhan di mata Teddy Permana memudar. Dia pergi ke lemari es dan mengambil sebotol air dan meminumnya, cairan dingin itu masuk ke tubuhnya dan membuatnya menjadi tenang.
Kemudian Tedy Permana menoleh dan melihat ke atas.
Lampu di dapur masih menyala dan Teddy Permana memikirkan tentang dirinya yang tidak bisa menahan diri dan bersikap kasar pada Dina Baskoro, dan meninggalkannya meringkuk di tempat tidur menggigil.
Malam itu bagi Dina Baskoro bukanlah kenikmatan, melainkan siksaan.
Memikirkan hal itu, mata Teddy Permana terpejam cukup lama.
Tapi Teddy juga masih memikirkan tentang orang lain yang tersembunyi di dalam hati Dina Baskoro dan merasa cinta Dina Baskoro ditakdirkan bukan miliknya.
Lalu Teddy Permana pergi tanpa berkata apa-apa pada Dina Baskoro.
...
Setelah kejadian malam itu, Dina Baskoro selama dua hari tidak pernah melihat Teddy Permana lagi.
Rasanya seperti kehidupan sebelumnya dimana setelah malam pertunangan, Dina Baskoro tidak pernah melihatnya lagi.
Dina Baskoro menghela nafas ketika memikirkan hal ini, dia tahu bahwa dia telah mengacau kali ini. Tapi yang paling membuatnya bingung adalah dia masih tidak tahu alasan kenapa dia masih mengacaukan semua ini.
Kenapa Teddy Permana marah malam itu?
Dina Baskoro benar-benar tidak percaya bahwa Teddy Permana adalah tipe orang yang bisa menahan diri, tapi kemudian dirangsang oleh sesuatu.
"Tetapi pada saat-saat larut malam, bagaimana dia bisa merasa terangsang?" Dina Baskoro tidak bisa mengetahui alasannya, jadi dalam dua hari terakhir, kondisi mentalnya menjadi semakin buruk.
Kemudian Dina Baskoro berangkat ke kampus dengan keadaan hati yang buruk dan tidak tenang.
Tapi Ajeng menemuinya dan terus menanyakan masalah sebelumnya begitu dia punya waktu. Dan kemudian Ajeng bertanya, " Dina Baskoro, apakah kamu tahu bahwa ulahmu telah berdampak besar di fakultas kita ini?"
Dina Baskoro yang saat itu sedang tak bersemangat, kemudian menjawab, "Profesor, kira sudah membahas tentang menulis ulang makalah itu lagi, bisakah anda tidak menggangguku lagi?"
Ajeng melihat Dina Baskoro terlihat lemah, dan tidak berteriak, "Apa kamu mencoba mengelak? Sekarang semua orang di kampus tahu, kamu telah membayar orang lain untuk mengerjakan makalah itu untukmu. Hal itu sangat mempengaruhi fakultas ini sekarang, apakah kamu tidak punya sesuatu untuk dikatakan?"
Mendengarkan nada bicaranya sepertinya sangat serius, Dina Baskoro tidak punya pilihan selain menanyakan padanya," Apa yang terjadi? "
Suara Ajeng menjadi lebih tajam," Kamu sekarang pergi ke forum kampus dan lihat sendiri, sekarang masalah ini telah meledak, kamu harus memberi penjelasan kepada semua orang di fakultas ini dan kamu tidak bisa membiarkan semua orang terpengaruh karenamu!"
Forum kampus?
Dina Baskoro memang jarang mengunjungi forum kampus, tetapi setelah Ajeng mengatakannya, Dina akhirnya setuju untuk melihatnya.
Dan Dina Baskoro tidak menyangka bahwa begitu masuk ke forum, dia melihat semua berita tentang dirinya dan langsung menyadari masalah yang terjadi.
Beberapa artikel di forum bertuliskan "Dina Baskoro yang menggunakan jasa untuk mengerjakan makalahnya", "Ketidakmampuan seorang mahasiswa keuangan", "Tidak punya malu karena tidak mampu", dan berbagai artikel negatif lainya. Semuanya artikel disitu viral.
Salah satu artikel bahkan semakin memanas.
Sang pelaku mencari orang untuk menulis makalah dan membuktikan kepada semua orang betapa buruk karakter Dina Baskoro. Tapi dia akan membuktikan bahwa dia tidak bersalah.
Komentar di bawah artikel itu bahkan lebih mengerikan.
Banyak orang sebenarnya tidak mengenal Dina Baskoro, jadi mereka menggunakan kesempatan ini untuk menghina tanpa henti di kolom komentar artikel itu.
"Dina Baskoro tidak lain adalah sebuah vas bunga. Selain untuk terlihat bagus, dia tidak tahu lagi gunanya apa. Pantas saja dia akan berbuat curang."
"Kudengar Dina Baskoro memiliki temperamen yang buruk, arogan dan egois. Juga suka meremehkan orang, membencinya ... "
"EQ rendah, IQ rendah. Tidak tahu bagaimana orang seperti ini bisa diterima di kampus ini, cukup menodai nama baik universitas .... "
"Kenapa Renata Sanjaya mau berteman dengannya?"
"Aku juga mendengar bahwa kehidupan pribadinya kacau..."
"Aku harap Renata Sanjaya, tidak perlu berteman dengannya lagi ... "
"Menurutku makalah Dina Baskoro harus disalin dari Renata Sanjaya! "
"Renata Sanjaya adalah juara satu yang sebenarnya, Dina Baskoro? Lelucon? "
... …
Dina Baskoro melihat komentar di bawah dengan tenang, hampir tertawa.
Ngomong-ngomong, Dina Baskoro dan Renata Sanjaya sebenarnya adalah siswa yang populer di kampus, dan mereka bisa dikatakan primadona di bagian keuangan.
Terlebih tentang wajah Dina Baskoro yang sangat cantik, kecantikannya diakui, sedangkan Renata Sanjaya mengandalkan bakatnya untuk menaklukkan orang lain.
Tapi setelah rumor itu menyebar, semua orang menyerangnya secara verbal, difitnah, dan mengatakan semua yang buruk tentang Dina Baskoro dan bahkan ada yang ingin dia mati.
Sedangkan Renata Sanjaya dipuji setinggi langit di area komentar artikel itu, seolah-olah dia adalah seorang pahlawan, bahkan Tuhan.
Perbandingan yang jelas terlihat sangat konyol.
Pada saat yang bersamaan Renata Sanjaya sedang membungkuk dan senang melihat Dina Baskoro yang sedang menjelajahi forum.
Tapi mencoba menghiburnya, "Dina Baskoro, jangan lihat artikel itu. Jadilah dirimu sendiri, untuk apa peduli dengan apa yang orang lain katakan? Aku percaya kamu kok."
Dina Baskoro mendengar kata-kata itu dan melihat ke atas. Melirik Renata Sanjaya, dan melihatnya terlihat munafik, membuatnya merasa mual.
Renata Sanjaya ini, benar-benar berpikir dia adalah Tuhan?
Pemilik artikel itu memposting tanpa nama dan banyak komentar di bawah dari banyak pengguna juga tidak memiliki nama atau gambar profil. Bisa diduga seseorang pasti telah membuat banyak profil dan menggunakannya untuk hal seperti ini di Internet, sehingga merusak kesan semua orang terhadap Dina Baskoro.
Tapi di kampus ini, siapa lagi yang akan melakukan hal seperti ini selain Renata Sanjaya. Dina Baskoro sangat mudah untuk menebak siapa biang keladi semua ini.