"Maafkan aku karena malam ini, tapi aku sungguh senang bisa melihatmu, Mahesa." Andre memegang gelas anggur sambil melirik Mahesa. Meskipun Mahesa sudah membunuh orang yang dengan tangannya, setidaknya auranya membuat Andre kagum.
Saat ini, banyak orang yang tidak akan menundukkan kepala meskipun mereka tahu bahwa mereka telah melakukan kesalahan, terutama kepada orang kecil. Terlepas dari gaya elegannya, Andre tidak tampak seperti orang Surabaya. Andre masih sangat sopan, dan orang ini tidak buruk.
Dari gaya Mahesa, Andre tahu bahwa pihak lain pasti sangat kuat karena dia mampu mengalahkan lebih dari selusin orang. Jika tidak, bagaimana dia bisa membuat mereka semua sekarat di ruangan itu?
"Andre, jangan memujiku, aku masih merasa malu karena telah merusak seluruh ruangan pribadi di tempat karaoke milikmu." Mahesa juga menyesap anggur dan tersenyum.
"Itu hanya ruangan pribadi, dan harganya tidak mahal. Bukankah lebih baik mendapat kehormatan bertemu denganmu?" Andre tertawa.