Chereads / Bukan Hanya Kuliah / Chapter 2 - Masalahku Bukan Masalahmu

Chapter 2 - Masalahku Bukan Masalahmu

"Huah, bosen banget mana nggak ada yang mau ngajak pergi" Nanda

Berbicara sendiri menghadap ke layar televisi disebabkan ponselnya disita sama mama membuat anak muda ini sangat bosan akan kesehariannya kali ini. Kebiasaan yang penuh dengan imajinasi memudar setelah ponsel kesayangan diambil paksa sama bunda.

Nanda yang tidak menyukai acara televisi zaman sekarang lebih memilih mengelilingi rumah besar milik ayahnya ketimbang menonton sinetron karya anak bangsa yang penuh dengan adegan romance, Nanda berjalan seperti bukan dirumahnya dia sangat hati-hati ketika berjalan mengelilingi ruangan demi ruangan dia amati seolah baru melihat benda itu ada dalam rumahnya tak hanya itu saja ia juga melihat apa yang dilakukan ibunya di kebun halaman rumah. Nanda sedikit tertarik dengan aktivitas yang ibunya lakukan iya mendekati ibunya lalu meminta paksa akan membantu ibunya, namun tanpa disangka justru ibu Nanda memberikan tugas ke Nanda untuk memindah-mindahkan barang yang sudah tidak dipake lagi ketempatnya.

Ibunya Nanda selesai berkebun begitu juga Nanda yang mengikuti ibunya, ibu Nanda yang menafsirkan Nanda ingin segera mengambil ponselnya kembali justru malah memberi Nanda uang untuk pergi jalan-jalan bersama kakak perempuannya. Sembari menunggu kakaknya keluar dari kamar ia menonton acara berita harian di mana di berita itu membicarakan tentang bayaran seorang pemain game profesional yang mencapai miliaran pertahunnya, imajinasi yang sempat hilang sesaat kembali muncul ia terus mengandai-andaikan kalo dia ada diposisi itu pasti sangat menyenangkan, ia tidak sadar kalo kakaknya sudah disampingnya karena geram dengan apa yang adiknya pikiran kak Dela mematikan tv lalu menarik paksa tangan adiknya.

Kak Dela ini sekarang masih kuliah di university London. Bukan hanya kuliah mba Dela juga bekerja part time sebagai penulis artikel di website milik teman ayah ia menghasilkan cukup uang bahkan masih ada sisa untuk berinvestasi di pasar modal aku belajar investasi juga karena melihat buku kak Dela yang begitu silau di mataku dan aku mengambilnya tanpa bilang-bilang, pada saat itu kak Dela meminjam buku itu ketemannya ia menangis karena tidak bisa mengembalikan satu rumah bingung dan geger sebenarnya ibu sudah tau buku itu ada di kamarku tapi ibu hanya diam saja, aku sendiri tidak mempunyai niatan buruk seperti itu cuma aku belum selesai membacanya bukan hanya belum selesai tapi aku juga tidak menerapkan prinsip investasi dibuku itu.

Detik-detik berlalu aku yang menunggu kak Dela merasa bosan ternyata dia nyalain mobil huh, ekspresi kecut ku membuat kak Dela mendekat.

"kenapa si?" kak Dela

"jangan pake barang itu kak, nanti cepat sampe" Nanda

"Yaya aku udah tau ayo" kak Dela

Kak Dela membuka ponselnya, lalu nggak lama setelah itu datang taksi online, "yah seenggak ini lebih baik hehe" membual dalam hati Nanda

"tujuannya sesuai pesanan yah mba" supir

"iya pak, sesuai pesanan aja" kak Dela

"kak minjem hp?" Nanda

"buat" kak Dela

"pengin tau aja siapa pacar kakak sekarang" Nanda

Kak Dela yang kesal dengan bercandaan Nanda lebih memilih diam, Nanda menyesal menanyakan hal bodoh itu. Tiga puluh menit berlalu Keduanya sampai di toko buku, hal tidak terduga yang Nanda pikir sebelumnya dia menebak akan ke supermarket

akan tetapi tidak sesuai ekspektasi justru ketoko buku yang bangunannya terlihat tua.

Setelah turun kak Dela menanyakan berapa ongkosnya namun kak Dela lupa belum mengambil uang di bank, ongkosnya sendiri 175ribu Nanda yang dikasih uang 200ribu harus merelakan sebagian uang yang ia dapat tadi agar kakaknya tidak marah lagi.

"Dah lah nih bang, jangan lupa kembalinya bang karena gua miskin"

Abang sopir itu tertawa melihat ekspresi anak itu saat berbicara mba Dela juga tersenyum akan tingkah lucu adiknya, kakak beradik itu masuk ke dalam kak Dela langsung menemui pemilik toko buku yang ternyata teman semasa SMA nya mereka melepas rindu dengan mengobrol aku sendiri lebih memilih mencari buku-buku yang pernah dibicarakan teman-teman online ku, namun setelah kumencari-cari tidak ada satupun, sampai akhirnya aku lelah mencari dan asal ambil buku saja. ternyata buku yang aku ambil ini tetang game karena tertarik aku ingin membukanya tapi sayang masih terbungkus plastik mau tidak mau aku harus membelinya tapi harganya 100ribu uangku hanya sisa 25ribu.

Dengan memasang wajah kasihan Nanda meminta di bayarin buku ini, tapi setelah membaca judulnya kak Dela tidak ingin membelikan buku yang Nanda mau, justru kak Dela malah mengomel ke Nanda

"kamu kapan sih lepas dari dunia konyolmu itu!" kak Dela

Nanda hanya diam saja akan tetapi justru si pemilik toko memberikan buku itu kepada Nanda. Dela yang melihat justru merasa tidak senang dengan apa yang temannya lakukan tapi dengan alasan yang logis temannya memberitahukan spoiler buku itu, setelah mendengar apa yang temannya katakan Dela menjadi lebih tenang dan mengijinkan adik laki-lakinya membawa pulang buku yang ia mau.

Sewaktu Dela akan pulang dan membayar justru si pemilik toko bilang "nggak usah, nggak rugi juga kok kamu kan sering bantu aku juga,hati-hati yah"

"iya" saut Dela sambil melambaikan tangan

Setelah dari toko buku kak Dela mengajakku mencari sesuatu yang lebih menarik karena ini di pusat kota aku melongo melihat warnet yang memilik fasilitas premium, melihat ekspresi adiknya seperti itu kak Dela justru tertawa-tawa dan mengajak Nanda makan di warung depan warnet itu kak Dela yang sudah biasa makan ditempat seperti ini bersikap biasa saja namun aku yang hampir nggak pernah merasa nggak enak memakannya, kak Dela mengajak ketempat itu karena bisa membayar makanan mengunakan kartu kredit. Saat sedang makan kak Dela memfoto diriku aku yang risih dengan apa yang di lakukan mba ku memilih pindah meja dan dengan cepat menghabiskan makanan yang ku pesan.

Saat sedang berjalan kaki aku melihat toko Handphone yang berjejer dengan berbagai merek di etalasenya, kak Dela yang memperhatikan ku menarik dengan cepat dan bicara.

"Jangan semua yang kamu mau harus dituruti" ucapan singkat kak Dela itu

membuatku berpikir keras dan menanyakan apa maksudnya tapi kak Dela tidak menjawabnya kak Dela mampir ke toko laptop tanpa pikir lama dia langsung menanyakan merek ini dengan tipe ini setelah dikeluarkan kak Dela sempat menawar namun harganya tidak bisa diturunkan lagi apa daya akhirnya kak Dela membayar tanpa turun harga sedikitpun, lalu setelah itu aku mengingatkan kak Dela untuk mengambil uang di ATM.

Namun justru kak Dela bilang di bawah udah ada yang nungguin kita, aku yang tidak percaya tapi harus percaya karena kak Dela nggak suka bohong, turun lalu ayah!