Malam yang panjang telah berlalu, kini hari baru telah datang, namun masalahku yang kemarin tak berlalu, ingatan semalam yang tak hilang terus membuatku terpikirkan akan masalahnya.
Kini sudah pagi aku segera bersiap-siap untuk keluar namun setelah tanya ke ibu kapan kantor pos buka ternyata jam delapan lalu aku meminjam ponsel adik ku, dan mengajaknya juga untuk menemaniku karena adikku juga merasa ikut terlibat dalam masalahku kemarin ia setuju. Sebelum berangkat aku mencetak nomor resi pengiriman di printer milik ayah, ibu yang melihat aku sedikit sibuk justru merasa lebih senang, sedangkan kak Dela yang melihatku seperti orang lain sama sekali tidak peduli terus saja menonton TV kalo ayah udah berangkat setelah subuhan.
Sambil menunggu pukul delapan aku mencari kesibukan lain seperti baca buku yang kemarin sarapan ngobrol sama adikku, lalu nonton tv. cukup lama aku menunggu akhirnya jam menampakan pukul 07.50 aku yang tidak sabar bisa berangkat juga namun karena adikku nggak mau naik angkot aku terpaksa pergi sendiri, beruntung masih ada sisa uang dua puluh ribu.
Jarak rumah ke kantor pos tidak terlalu jauh hanya lima sampai tujuh kilo meter saja, akan tetapi terasa cukup lama karena angkot yang saya naikin cukup ramai dan berdesakan.
"Akhirnya sampai juga, kuy masuk" bicara dalam hati
"Permisi pak saya mau ambil paket, dimana yah" tanya Nanda ke paman satpam
"ouh sini paman tunjukkin" jawab pak security
Lalu pak security mengajak saya kebagian belakang di sana banyak paket dan surat masuk saya sangat senang lalu menunjukan resi ke admin yang bertugas setelah itu adminnya memberikan saya surat yang berisi uang, setelah itu saya meninggalkan kantor pos dan tidak lupa berterima kasih ke pak security yang tadi membantuku.
Setelah menyelesaikan pengambilan uang, aku menuju ke salah satu konter servis ponsel yang sering diceritakan temen-temen smpku namun karena terlalu banyak yang men servis ponselnya disitu permintaan ku tidak dapat dipenuhi aku mencoba mencari yang lain namun cukup sulit karena didekat sini cuma ada pasar dan pabrik saja.
Cukup lama berpikir aku akhirnya memilih ke kota besar aku naik bus perjalanan yang cukup lama aku naik bus pukul sepuluh pagi dan sampai pukul setengah dua belas dengan ongkos lima ribu, setelah sampai di kota aku harus naik angkot lagi disini biaya naik angkot mahal bagi orang sepertiku sekali jalan jauh dekat empat ribu. Aku pergi ke pusat elektronik, di sana aku berkeliling dulu dan menandai toko yang menerima pelayanan servis ponsel ternyata cukup banyak yang memberikan pelayan itu akhirnya sudah ku putuskan aku memilih toko dengan nama XI-phone store, aku sangat suka dengan pelayanannya cukup ramah dan langsung ke intinya namun aku harus menunggu tiga sampai empat hari karena aku mempercayai toko ini aku setuju.
Diseberang toko XI-phone aku melihat warnet yang sangat mirip dengan kemarin namun kali ini aku tidak mempedulikannya, selagi di kota besar aku kembali mengunjungi toko buku yang kemarin namun yang menjaga bukan temen mba Dela, aku nggak jadi niat lama-lama setelah keluar dari toko aku kembali memutuskan untuk pulang saja menunggu angkot cukup lama hampir setengah jam akhirnya sampai kembali kerumah pukul dua siang. Karena bau badan ku sendiri memutuskan untuk mandi terlebih dahulu di sungai namun kali ini aku nggak sendirian melainkan sama teman masa kecilku yang baru pulang dari luar kota.
Namanya Dian Setiawan dia kuliah di university Jakarta mengambil jurusan marketing internasional selama di sungai Dian menceritakan hal-hal yang ia tidak suka selama di Jakarta, ia merasa bosan hidup sendiri dan ingin segera mengakhiri masa kuliahnya akan tetapi orangnya tidak setuju sama sekali. Setelah menceritakan masa kelamnya selama merantau sebagai pelajar Dian mengajak Nanda untuk membantunya berjualan barang secara online Nanda yang tidak tau mau ngapain setelah akun gamenya di jual dia menyetujui apa yang di inginkan sahabatnya itu lalu mereka mandi.
tak lama berselang Nanda membuka laptop milik ayahnya lagi yang sengaja ayahnya tinggal supaya bisa di pake anak keduanya itu,
Nanda mengecek email masuk yang ternyata ponselnya sudah selesai diservis padahal belum ada 1x24 jam tapi sudah selesai.
di email itupun terdapat total tagihan yang harus di bayarkan Nanda 1.750.000,00
Nanda yang melihat totalnya syok dia hanya punya 445ribu sebenarnya bisa saja minta ke orang tua namun itu berbalik dengan prinsip hidupnya. Karena terlalu larut dengan masalah biayanya Nanda pun jatuh sakit, ibunya yang tidak tau kenapa putra pertamanya itu bisa sakit mendadak, ibunya mencoba bertanya namun Nanda tidak sanggup memberitahukannya. Selama Nanda sakit ibunya sesering mungkin bolak balik ke kamar Nanda hingga empat hari terlewati sudah. Ayah Nanda pun tiap malam mengunjungi Nanda, Nanda sendiri susah tidur justru ia sering minjam ponsel ibunya untuk bermain game ringan. Di hari kelima Nanda masih sakit, Dian tiba-tiba datang ke rumahku dan menanyakan keadaanku aku yang tidak malu kepadanya, menceritakan kejadian ku lalu dia dengan entengnya mengeluarkan sejumlah uang yang aku butuhkan lalu besoknya dia meminta ku untuk menemuinya lagi di sungai seperti waktu itu.