Celia.. Istriku yang aku nikahi 1 tahun lalu.. Istri yang saat ini sangat aku cintai.. Tapi aku tau Dia tidak lagi mencintaiku meskipun dia terus bilang kalau dia mencintaiku.
1tahun sebelum aku menikah dengannya kami bertunangan, 3bulan setelah pertunangan kami, kakak iparku berulah, dia mulai mencari2 kesalahan Celia, belakangan aku tau kalau ternyata kakak tiriku itu iri karena Celia berasal dari keluarga kaya sedangkan dia tidak. Dan dia menikah dengan kakakku karena terburu2 saat dia tau dia tengah mengandung anak dari kakakku.. singkat cerita dia mbuat terus membuat kesalahan2 kecil Celia menjadi besar dan dengan bodohnya aku malah membela Bella, kakak iparku itu. Dan juga orang tuaku ikut mulai membenci Celia.
Kesalahan fatalku aku justru malah berselingkuh dengan Cyntia, sekertarisku. saat itu aku tidak mencintai Cyntia,namunĀ hanya melampiaskan kekesalanku pada Celia.
Suatu saat aku mendengar saat kakak iparku sedang menertawakan nasib Celia yang diselingkuhi aku dan juga menertawakan rencana2nya yang berhasil untuk membuat orang tuaku membenci Celia.
Aku baru sadar aku sangat salah. Bukannya membela cintaku justru malah menyakiti dan menghianatinya saat dia justru butuh aku untuk mensuportnya.
Aku langsung berangjat ke rumahnya dan meminta maaf.. mencoba untuk merayunya dan menanyakan apakah dia masih mau menikah denganku.
Aku tau dia sangat terluka terlihat dari sorot matanya waktu itu.
Sejak itu aku tau aku sangat menyakiti cintaku,Celia. Dan aku sangat bersyukur, dia masih mau menikah denganku. Walaupun dengan alasan dirinya tidak mau membuat orangtuanya malu apabila pernikahan itu batal.
Suatu kali tepat 2bulan sebelum pernikahan kami, aku memergoki dia tengah menelepon seseorang sambil tersenyum bahagia.
"Ben.. aku sayang sama kamu.." kata Celia pada seseorang yang dia telepon saat itu.
Sejak itu aku tau, hatinya tengah berpaling. Dari matanya aku mampu melihat dia sangat bahagia dan mecintai seseorang.
Ben.
Sahabatku dari kecil, yang memang sangat baik.
Aku menyimpan smua yang aku tau dalam hatiku sendiri karena aku tidak mau menambah masalah lagi.
Aku terlalu takut kehilangan Celia.
Aku tau aku egois. Aku tau hatinya cintaku bukan lagi untukku tapi untuk Ben sahabatku.
tapi aku gak peduli. aku gak mau kehilangan Celia.
Demi Tuhan. 2bulan lagi kami menikah.
Kalau aku marah pun justru pasti akan membuat Celia semakin membenciku.
Dan mungkin dia justru akan memutuskan untuk memilih bersama Ben dan membatalkan pernikahannya denganku.
Tapi sakit sekali hatiku saat itu, ingin sekali aku marah sama Ben dan Celia tapi bukankah aku lebih dulu yang menghianati Celia.
Akhirnya aku putuskan untuk memendam semua itu dan mencoba melupakannya. Yang terpenting aku tetap menikah dan Celia akan menjadi milikku.
Akhirnya kami menikah.
Pada malam pernikahan kami aku dan Celia memutuskan untuk berdamai dan memulai semua dari awal.
Dia berjanji akan mencoba untuk mencintaiku lagi dan aku memohon ampun atas kesalahanku yang dulu dan berjanji akan membahagiakannya.