"Ha?!"
Mihai langsung memelototi Luca yang duduk di hadapannya dengan dahi mengernyit.
"Berisik," ulang Luca acuh tak acuh lalu melemparkan pandangannya ke luar jendela.
Mihai langsung cemberut. Ia juga melemparkan pandangannya ke jendela yang berlawanan arah dari Luca dan untuk pertama kalinya ia menyadari, hari sudah berubah malam.
'Hm? Kenapa sudah malam? Apa yang terjadi?'
Seharusnya tadi masih siang menjelang sore. Mihai menggali ingatannya. Ia ingat ia tiba di sebuah gedung besar. Lalu setelah itu, ia tidak tahu apa yang terjadi tapi setelahnya ia bangun di sebuah tempat yang busuk. Lalu….
"AH! AKU MAU DIBUNUH!"
Luca langsung menutup telinganya dengan jari telunjuk. Volume suara Mihai seperti tembakan meriam.
Mihai buru-buru mengecek tubuhnya dan semakin syok ketika melihat bercak darah di kaosnya. Namun, ketika ia mengecek kulit dadanya, ia tidak menemukan luka apa pun.
"Hm?" Mihai meraba-raba tubuhnya dengan bingung.