Viorel menopang wajahnya dengan malas pada tangan seraya menatap papanya yang sudah berjalan bolak-balik beratus-ratus kali.
Awalnya ia tidak paham mengapa papanya terlihat begitu cemas. Namun, setelah mengetahui masalahnya, walaupun dipermukaan berwajah malas, ia sendiri juga mulai mencemaskan adik kesayangannya itu.
Seperti yang dilakukan Cezar dan Ioan, Viorel juga berusaha menelepon ponsel Mihai. Tentu saja hasilnya tetap sama, tidak ada yang mengangkat sambungan itu.
Jari-jarinya terus mengetuk meja makan – yang telah diperbaiki oleh Ecatarina dengan sihirnya – hingga tanpa sadar menjadi seirama dengan langkah kaki papanya.
Suasana tegang menyelimuti ruangan itu dan tidak ada yang berniat untuk berbicara dan menenangkan satu sama lain. Tanpa mereka sadari, cahaya jingga telah memasuki jendela, memberitahukan bahwa sebentar lagi malam hari akan tiba.