Tidak ada yang berbicara selama Liviu menangis.
Walaupun Ioan sudah gatal ingin menanyakan mengenai Mihai karena Luca menyinggungnya, ia tetap menahan diri. Tidak ada yang begitu tega untuk menyela Liviu kecil melampiaskan seluruh emosinya.
Baru setelah beberapa menit berlalu, ketika Liviu sudah lebih tenang, ia mendongak menatap sang ayah. Kedua mata merah bulat berkedip-kedip. "Da?" ucapnya dengan suara serak.
Luca tersenyum.
Untuk beberapa saat, sekelilingnya terpana oleh senyum itu. Tidak ada yang menyangka bahwa perasaan yang telah hilang tiba-tiba kembali setelah kejadian tragis ini.
"Tu—Tuan … perasaanmu …." Ecatarina bergetar hingga terbata-bata. Rasa haru mulai berkumpul dan ketika Luca mengangguk dengan senyum yang semakin lebar, ujung mata Ecatarina telah ternoda oleh air mata.
Ecatarina buru-buru menghapus air matanya sebelum berhasil mengalir jatuh.. "Syukurlah, Tuan!"