Setelah sosok Carme menghilang di udara kosong, Luca membawa Mihai ke salah satu sisi paviliion. Ia mendudukkan Mihai pada pagar rendah lalu ia duduk di sampingnya tanpa melepaskan genggaman.
"Mihai … lihat aku," pintanya lembut.
Mihai dengan patuh mendongak. Bibirnya mengerucut, masih tidak senang dengan semua ini.
Melihat wajah cemberut yang menggemaskan, Luca mencubit pipi Mihai hingga pria itu mengeluh kesakitan.
"Apa yang kau lakukan?! Ugh …." Mihai mengelus-elus pipinya yang sepertinya sudah bengkak sekarang. Air mata bergantung di sudut matanya yang segera dihapus Luca menggunakan jari.
Tanpa aba-aba, Luca mendaratkan ciuman pada kening Mihai, kemudian turun ke batang hidung, lalu berhenti di bibir. Setelah beberapa saat, Luca menjauh. "Kau tidak perlu khawatir. Aku bisa menjaga diriku selama satu tahun. Kerjakan tugasmu dan aku akan menunggu."