Chereads / This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL] / Chapter 29 - “Mereka”

Chapter 29 - “Mereka”

Luca bersandar pada tiang kayu yang menopang kanopi teras restoran itu dengan kedua tangan terlipat di dada. Jarinya ia jentikkan untuk membuat penghalang yang mengedapkan suara mereka.

"Apa yang ingin Tuan katakan?" tanya Silver.

"Bagaimana dengan hal yang kuminta untuk kalian selidiki?"

Silver merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah notes kecil. Di dalam notes itu tercatat seluruh hasil dari penyelidikannya. "Untuk pembunuhan yang belakangan ini menimpa kepolisian, kemungkinan besar ada hubungannya dengan organisasi yang Tuan minta untuk diselidiki, organisasi yang dikepalai oleh half-beast bernama GOHABI itu. Namun, belum ada buktinya. Untuk oganisasi itu sendiri, kemarin kami sudah mencari di dalam gua markas mereka dan sekelilingnya tapi tidak menemukan apa pun yang bisa membawa kami kepada mereka. Sepertinya gua itu memang diatur untuk bisa dibuang begitu saja jika sesuatu terjadi."

Luca menangguk kecil. "Bagaimana dengan sihir itu?"

"Kami memang menemukan sisa luka bakar yang dikatakan Tuan. Kami menemukan beberapa sisa sihir juga di tubuh korban yang lain. Mengenai sumber sihir itu sendiri, masih berusaha kami selidiki. Petunjuknya terlalu sedikit sehingga kami tidak tahu harus mencurigai siapa."

'Masih nol yah....' Luca memang tidak berharap banyak karena penyelidikan baru dilakukan tidak lama ini. "Baiklah. Lanjutkan penyelidikan kalian. Lalu, bagaimana dengan kegiatan keluarga besar belakangan ini?"

Keluarga besar yang Luca maksud adalah lima keluarga besar kaum incubus: Mocanu, Pavel, Olteanu, Stoica, dan Udrea.

Mocanu adalah keluarga yang bergerak dibidang kepolisian dan militer. Silver sebagai kepala keluarga menjadi orang tertinggi di kepolisian dan militer Kota Rumbell.

Pavel bergerak dibidang layanan kesehatan, perawatan, dan yayasan-yayasan sosial seperti panti asuhan serta pendidikan.

Olteanu bergerak dibidang hiburan baik itu tempat hiburan legal seperti taman bermain, taman-taman rekreasi, dan game center, maupun tempat hiburan malam hingga yang ilegal sekalipun.

Stoica bergerak dibidang kuliner. Semua restoran, kafe, kedai kecil, dan stan-stan makanan berada di bawah naungan mereka...

Terakhir adalah Udrea yang bergerak dibidang industri dan perkantoran. Seluruh perusahaan di luar bidang yang ada di atas berada di bawah Udrea. Kebanyakan gedung-gedung tinggi perusahaan di Kota Rumbell berada di bawah keluarga ini.

Silver mengecek kembali notesnya sebelum berbicara, "Olteanu masih melakukan perdagangan manusia dan half-beast di auction-nya. Hanya saja, auction yang mereka buka lebih tersembunyi dan terahasia dibandingkan yang dulu sehingga sulit mendapatkan bukti yang konkrit. Kami masih menyelidikinya dan jika sudah mendapatkan lokasi tepatnya auction itu dilaksanakan, kami berencana melakukan pembersihan."

Luca mengangguk setuju. Walaupun ia tidak peduli dengan nasib makhluk di luar kaumnya tapi hukum yang melarang penjualan dan perbudakan terhadap kaum lain sudah dikeluarkan sejak 100 tahun lalu. Semua orang harus menaati itu.

"Untuk Stoica, tidak ada pergerakan aneh tapi kami menemukan bahwa Illiu Stoica meminta Udrea untuk memproduksi sesuatu. Kami belum menemukan detailnya. Kemudian, Pavel seperti biasa. Mereka tidak melakukan apa pun yang mencurigakan. Terakhir, Keluarga Mocanu...." Silver menghela napas panjang memikirkan masalah keluarganya sendiri.

"Tidak baik?" tebak Luca yang sangat tepat.

"Masih seperti 18 tahun yang lalu. Hanya berkurang tapi tidak bisa dibilang sedikit. Dalam bulan ini saja, aku harus membawa 15 anak campuran ke panti."

Helaan napas kabur dari mulut Luca. "Benar-benar keras kepala. Jika bertambah lebih dari ini, aku—"

"Aku akan berusaha menghentikan ini jadi Tuan, tolong hilangkan ide Anda itu." Cahaya sedih muncul pada iris merah Silver.

"Keberadaan mereka adalah hinaan dan bahaya bagi kaum kita."

Silver mengangguk tapi ia tidak mengubah pendiriannya. "Tapi mereka juga makhluk hidup yang punya hak untuk hidup. Mereka sudah tidak diterima oleh kaum manapun dan hidup dalam tempat yang terisolasi. Sudah cukup banyak kesulitan yang mereka dapatkan. Mereka juga ada di dunia ini bukan karena keinginan mereka."

"..." Luca tidak bisa setuju tapi ia mengerti maksud Silver. Walaupun tidak memiliki pemikiran yang sama, pada akhirnya ia mengangguk. "Baiklah. Tapi, jika jumlah mereka bertambah 100 lagi dari sekarang, aku tidak punya pilihan lain. Camkan itu."

"Baik."

Pintu restoran tiba-tiba terbuka dan empat orang dewasa dilempar keluar dari dalam.

"MOHON PERGI DARI SINI! ANDA TIDAK DITERIMA!" teriak manager toko itu sebelum menutup pintu kembali dengan keras.

"Sial! Gara-gara kau, aku dipermalukan seperti ini!" gerutu Mugur.

"Hah? Itu kan salahmu!" protes Viorel dan keduanya siap untuk berkelahi lagi jika Silver tidak memanggil asistennya itu.

"Paman Mugur. Ayo kita pergi."

"Eh?"

Tanpa menunggu respons lebih lanjut, Silver sudah membungkuk kecil kepada ketiga bersaudara itu dan berjalan pergi.

"Ah! Tunggu, Tuan!" Sebelum mengejar Silver, Mugur melayangkan tatapan penuh provokasi kepada Viorel.

Viorel sudah mau melemparkan sepatunya kepada Pak Tua itu jika tidak ditahan oleh Cezar dan Mihai.

Luca juga menegakkan tubuhnya dan bersiap pergi. "Ayo, cepat," ujarnya yang langsung melangkah pergi begitu saja.

"Ah! Tunggu!" Mihai buru-buru berpamitan kepada kedua kakaknya. "Aku akan menghubungi kalian lewat ponsel nanti,"' ujarnya lalu hendak menyusul Luca ketika ia tersadar akan sesuatu.

'Liviu tidak ada!'

"Livi! Kau di mana?"

"Eh? Liviu hilang?" Cezar langsung ikut panik. Begitu juga Viorel.

"Livi!"

"Daaaaaa!!!" Dibalik pintu kaca restoran, wajah Liviu yang penuh air mata tertempel seluruhnya di sana.

"Livi!" Mihai segera mengambil putra kecilnya kembali ke dalam pelukan.

Hari itu menjadi hari yang sangat mensyokkan bagi Liviu dan membuat ia tidak bisa terpisah dari Mihai untuk beberapa saat.

*****

"Hmm ... titipan Victor sudah, titipan Albert and Lonel juga sudah, permen dan snack untuk Ela dan El juga sudah. Seharusnya sudah tidak ada yang tertinggal," gumam Ecatarina sambil mengecek kantong belanjaannya.

Ketika ia sampai di festival ini bersama dengan Vasile dan tuannya, ia langsung memisahkan diri karena pertemuan dengan kepala-kepala keluarga dan orang-orang kelas atas itu bukanlah sesuatu yang ia sukai.

Beberapa saat yang lalu, ia juga sempat melihat tontonan yang melibatkan tuannya itu. Namun, karena menarik, ia tidak masuk untuk membantu tuannya.

"Fufufu...." Mengingatnya kembali saja membuat Ecatarina tertawa kecil.

Ia berjalan menyusuri stan-stan lagi untuk melihat-lihat barang yang mungkin akan menarik perhatiannya ketika matanya tertumpu pada seorang gadis mungil berparas cantik berambut hitam panjang, berkulit bening yang berbalut dress katun hijau tosca. Gadis itu, yang merupakan gadis yang berada di samping Luca ketika Mihai membuat onar itu, sedang berbincang ria dengan beberapa orang yang mengenakan pakaian kelas tinggi.

Mata Ecatarina menyipit tajam. Ia mengamati gadis itu lekat-lekat.

Gadis itu menyadari tatapan Ecatarina dan ketika mereka bertemu pandang, gadis itu langsung tersenyum ramah kepadanya.

Ecatarina juga membalas senyuman itu dengan senyum melengkung yang manis dan ramah. Tanpa bermaksud berbincang, ia langsung berjalan pergi dari situ.

'Hmm ... gadis itu ... bau....' Ecatarina terenyum misterius. Matanya masih melirik gadis itu dengan penuh selidik. 'Bau harum yang sangat menyengat....'

Walaupun begitu, orang-orang di sekelilingnya tidak terlihat terganggu oleh bau yang begitu menyengat dari tubuh gadis itu.

Senyum Ecatarina semakin melengkung. Ia merasa telah menemukan sesuatu yang sangat menarik.

"Rina, kita pulang sekarang."

Tiba-tiba, suara tuannya menggema di dalam benaknya.

"Baiklah," balas Ecatarina dan segera berjalan ringan menuju tempat kereta kuda mereka diparkir.

---

Ekstra:

Setelah Liviu selesai minum susu, ia menjadi mengantuk dan tertidur di atas kursi sofa restoran itu. Ketika ia terbangun, ia sudah tertinggal sendiri di sana.

"Da?" ketika ia menoleh ke kiri, ia tidak menemukan siapapun yang ia kenal.

"Da?" ketika ia menoleh ke kanan, hasilnya tetap sama.

Kesimpulan muncul di otaknya....

'Aku ditinggal!'

"Daaaaa!!!" Sambil menangis, Liviu mengepakkan sayapnya hingga ia menabrak pintu restoran.

Dan di situlah ia kembali betemu dengan papanya