Semua orang mematung selama beberapa menit setelah melihat tamparan yang jatuh pada wajah orang paling berkuasa di Kota Rumbell.
Saking kagetnya, Diana yang berada paling dekat dengan Luca sampai menutup mulutnya dengan kedua tangan.
Tentunya Mihai tidak menghiraukan mereka. Otaknya hanya terfokus dengan rencana yang sudah ia susun, yaitu memberitahukan hubungannya dengan Luca kepada khalayak luas. Dengan begitu, Luca juga tidak akan bisa mengelak lagi dari tanggung jawabnya kepada Mihai.
'Hehe! Bagaimana? Bukankah itu ide yang cemerlang?!' Mihai benar-benar bangga hingga ekornya tanpa sadar bergerak ke sana kemari seperti meminta pujian.
"Kau sudah punya aku sebagai istrimu dan kau masih bermain dengan wanita lain! Dasar brengsek!" Dengan lugas, Mihai mengeluarkan kalimat yang biasa ia dengar di dalam drama. Tidak lupa, matanya ia paksa tidak berkedip hingga sedikit berkaca-kaca.
Hasilnya, Luca membeku di tempat. Yang terjadi di otaknya sekarang adalah....
Pertama, ia tidak tahu mengapa Mihai bisa ada di sini. Apa ia berhalusinasi? Tapi, kenyataan ia menghalu-kan Mihai bukanlah hal yang bagus bagi dirinya sehingga ia menepis kemungkinan itu.
Kedua, mengapa ia harus mendapat tamparan? Luca tidak memprotes karena rasa sakit karena ia sudah kebal terhadap rasa sakit. Semuanya murni hanya karena tiga kata ini: ia tidak paham.
Ketiga, istri? Pria harimau gila tak berotak bermulut busuk ini mengatakan bahwa ia adalah istri dirinya? Luca tidak bisa menerima ini. Mata berkaca-kaca Mihai pun tidak membuatnya tersentuh sama sekali. Yah ... lagipula ia memang tidak bisa tersentuh.
Alisnya berkerut samar. Kedua sudut bibirnnya turun 0.00005 mm dari posisi normal. "Istri? Jangan bercanda. Enyahlah!" pintanya dengan nada yang hampir datar tapi ada tekanan aneh yang membuat orang yang mendengarnya akan lari terbirit-birit sambil mengompol.
Mihai terdiam.
Melihat pria harimau itu tertunduk dalam tanpa mengatakan apa-apa, Luca juga tidak lagi menghiraukannya. Ia berjalan melewati Mihai…. "Ayo, kita pergi ke tempat yang kau bicarakan tadi," ujarnya kepada Diana yang masih sedikit bingung.
"Wuah ... memalukan sekali."
"Tapi aku tidak bisa iba kepadanya. Habisnya, sudah tahu dia half-beast dan masih bermimpi menjadi istri Tuan Luca?"
"Kasihan tapi pft!"
Orang-orang di sekitar diam-diam menertawakan Mihai. Soalnya, tidak ada yang tidak tahu kebencian Luca terhadap kaum terendah di Kota Rumbell itu. Mihai sudah harus bersyukur karena masih hidup setelah mengganggu Luca Mocanu yang kejam.
"HAH?! Woi Muka suram brengsek, kau yang jangan bercanda!"
Tidak ada yang menyangka half-beast itu masih cukup berani untuk menarik lengan Luca dan menghentikan langkahnya.
Tatapan tajam yang menusuk hingga tulang segera menghantam Mihai. Luca sudah mulai kehilangan kesabarannya – kejadian yang cukup langka dan jika Vasile ada di sini, ia sudah akan sangat terharu dan menuliskannya di catatan pribadinya mengenai sang tuan.
Semua yang ada di sana merinding termasuk Diana. Semua sudah mengira akan ada pertumpahan darah di tengah festival yang meriah ini dan merasa panas dingin olehnya.
Namun, tentunya, bukan Mihai kalau tidak berani berlaku di luar normal.
Belum sempat Luca menghempaskan lengannya, Mihai sudah duluan melepaskan Luca membuat pria itu kebingungan. 'Apa yang dia pikirkan?'
Semua orang juga memikirkan hal yang sama.
Mihai mengarahkan tangannya pada punggungnya lalu untuk pertama kalinya, semua orang di tempat itu menyadari keberadaan bayi incubus mungil yang imut. Tanpa basa basi, Mihai menyodorkan bayi kecilnya tepat pada wajah Luca.
"Da!"
"Kau membuatku melahirkan anakmu dan kau masih bilang aku bercanda?!"
"EH?!!!!"
Beribu-ribu mata terbelalak melihat hal itu.
Luca tertegun ketika bertemu pandang dengan sepasang mata bulat merah gelap yang polos. Tangannya terkepal erat hingga buku-buku jarinya memutih. Jujur saja, ia tidak sudi untuk menerima kenyataan bahwa ia menghamili seorang half-beast ini terkuak bukan karena reputasi tapi karena jika ketahuan, ia harus terpaksa menerima half-beast ini. Ia ingin mencegahnya dengan menyangkal lagi. Namun, sepasang mata polos itu membuatnya ragu.
Mihai yang tidak mendapat jawaban tidaklah sesabar itu. ia langsung sembarangan menginterpretasikannya. "Kau masih tidak ingin mengakuinya?! Lihat!" serunya semakin mendekatkan Liviu pada wajah Luca. "Matanya, hidungnya, mulutnya, telinganya, warna kulitnya, bahkan bentuk sayap dan tanduknya sama persis dengan punyamu! Kau masih ingin menyangkalnya dan bahkan berselingkuh dengan orang lain! Kau jahat! Jahat!"
Tanpa sadar, air mata sedikit meluncur keluar dari kelopak matanya. Sebenarnya ia tidak bermaksud menangis.
Namun, semakin ia berbicara, ia semakin teringat dengan hidup malang nan hambarnya yang hanya dipenuhi dengan penolakan sehingga ia merasakan sekali betapa menyedihkannya dirinya.
Melihat air bening membendung di kelopak mata papanya, Liviu langsung mengamuk. "Da! Dadada! Daaaa!" Ia menendang-nendangkan kaki dan memukul-mukulkan tangannya pada Luca.
Sementara itu, Luca benar-benar mati kutu. Ia tidak paham harus melakukan apa di situasi seperti ini. Namun, tidak ada yang memperbolehkannya hanya berdiam diri saja.
Semua yang menonton sudah percaya seluruhnya kepada Mihai dan bahkan tidak segan mencemooh Luca karena merasa tidak akan terlihat di dalam kerumunan itu.
"Tanggung jawab dong!"
"Rendah! Walaupun dia half-beast, dia tetap punya hak! Jangan semena-mena!"
"Gadis itu juga! Rendah! Tidak akan ada yang mau bersamamu!"
"Wuuu! Jangan jadi perusak rumah tangga orang!"
Wajah Diana merah padam. Tidak mau dipermalukan lebih dari ini, ia segera berlari pergi sambil sedikit terisak.
Luca ingin mengejar gadis itu tapi jika ia melakukannya sekarang, keadaan akan menjadi semakin tidak terkendali. Namun, ia juga tidak sudi menghibur ataupun meminta maaf kepada Mihai.
Di sisi lain, Mihai menutup wajahnya dengan tubuh mungil Liviu. Bahunya bergetar semakin kuat membuat orang-orang semakin iba kepadanya. Kenyataannya, ia sedang menahan tawa kemenangannya.
'Rasakan itu! beraninya kau bermain-main dengan wanita lain di saat aku sudah tidak bisa bersama orang lain lagi! Kalau aku tidak bisa menikahi orang lain, kau juga harus bernasib sama! Jahahahahahaha....'
Liviu juga terus mengamuk dan berusaha menendang ayahnya. Namun, tidak ada yang tahu bahwa itu adalah akting untuk membantu papanya.
Tiga orang yang menjadi pusat perhatian sekarang tetap mematung di tempat. Sementara para penonton sudah tidak sabar dan terus mencemooh Luca yang tidak berani bertanggung jawab. Semakin Luca diam, semakin banyak cemoohan yang dilontarkan.
Dibandingkan cemoohan, Luca tidak suka kebisingan. Jadi dengan pergerakan cepat, ia menutup pendengarannya dengan sihir. Di dalam otaknya sekarang, terjadi polling besar-besaran. Pilihannya adalah: abaikan saja atau tidak?
Sekarang, reputasinya buruk.
Namun, ia tidak pernah peduli dengan reputasinya.
Semuanya juga sudah tahu tentang Mihai dan Liviu jadi ia tidak bisa menghindari segala kerumitan yang akan menghampiri dirinya.
Jika ia meninggalkan mereka, ia hanya akan mendapat keributan lagi dari keduanya dan hidupnya juga tidak akan menjadi lebih tenang.
"..."
'Terserahlah....' Luca sudah malas. Semuanya juga sudah terjadi dan apa pun yang ia katakan, ia memang memiliki peran dalam lahirnya Liviu.
Sayang sekali ia tidak bisa bersama dengan Diana di kehidupan ini tapi ... 'ya sudahlah....'
Menghela napas kecil, Luca menarik lengan Mihai dan membawanya pergi dari kerumunan. Semua yang awalnya marah-marah mulai mencuitkan mereka.
"Hyuu~ hyuu~ Yang akur ya!"
Tidak ada lagi yang ingat bahwa mereka sedang mencuitkan Luca Mocanu dan leher mereka sedang dalam taruhannya....
*****
"Si bodoh itu! Dia tidak tahu risikonya apa?! Bodoh! Bodoh! Aku benar-benar ingin menyepak kepalanya!"
Ioan sudah hampir menguak kerumunan dan menarik putra bodohnya kembali untuk diomeli tapi kedua putranya yang lain langsung menahannya.
"Papa, kami tahu perasaan Papa tapi jika Papa melakukan keributan di sini, 'orang itu' bisa saja menemukanmu!" bujuk Cezar. Ia juga mencemasi adiknya dan ingin menyepak kepala adiknya tapi jika ia muncul, perhatian akan tertarik kepada dirinya dan keluarganya dan kemungkinan keberadaan papanya diketahui oleh pihak incubus akan semakin tinggi. Jika itu terjadi, keadaannya akan menjadi lebih buruk lagi.
Padahal mereka datang dengan suasana hati bahagia karena Festival Musim Dingin yang penuh dengan promo dan diskon makanan adalah surga bagi keluarga miskin seperti mereka. Jadi, walaupun risikonya tinggi, Ioan tetap bersikeras untuk datang mengunjunginya demi kesejahteraan keluarga mereka. Tidak mereka sangka, mereka akan menemukan Mihai yang berulah di tengah festival dan itu pun menyangkut Luca Mocanu!
"Tapi..." Ioan tahu ia tidak bisa gegabah. Namun, putra bungsunya sedang dalam keadaan bahaya. Apa lagi, sekarang, semuanya sedang mencemooh Luca Mocanu dan orang yang dicemooh itu diam saja dengan wajah datar. Ioan tidak tahu apa yang akan dilakukan Luca. Jika tiba-tiba dia memenggal kepala putranya, Ioan tidak akan bisa menyelamatkan Mihai dan semua pemikiran itu membuat ia semakin cemas! Tanpa sadar, ia sudah menggigit kuku-kuku jarinya.
Tentu saja, Ioan terlalu berlebihan. Luca adalah pria yang logis dan tentunya tidak ada hal buruk yang terjadi.
Semuanya aman damai tentram dan Luca membawa Mihai pergi begitu saja tanpa pertumpahan darah.
"Eh? Sebenarnya apa yang terjadi?" Ioan menatap kedua putranya dengan bingung.
Cezar menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan sedikit memiring. "Apa ini murni hanya pertengkaran suami istri?"
"Eh...?"