"Asaka Viorel, aku mencintaimu. Maukah kau berpacaran denganku?"
Setelah menyiapkan hatinya begitu lama, akhirnya Silver berhasil mengungkapkan perasaannya. Ia begitu gugup hingga suaranya sedikit pecah.
Sepasang iris bulat kuning kemerahan itu terbelalak lebar. Mulutnya ternganga lebar tapi tidak ada kata-kata yang sanggup keluar sebagai balasan.
Jantung Silver berdegup sangat kencang hingga terasa akan rusak. Ia cemas sekaligus gugup menanti jawaban dari Viorel.
Keringat dingin membasahi tangannya. Takut kekuatan tangannya tiba-tiba melemah, ia pelan-pelan menurunkan Viorel agar kembali berdiri di atas tanah.
Viorel mengikuti dengan patuh. Tatapan matanya belum bisa terlepas dari wajah Silver.
"..."
"..."
Keheningan melanda untuk beberapa saat. Hanya bunyi semilir angin dan gesekan dedaunan yang terdengar di sekitar mereka.